29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:56 AM WIB

Gerebek Penginapan Short Time, Ariasa: Kami Terpaksa Lakukan Ini!

SINGARAJA – Sekitar 100 orang warga Kelurahan Banyuasri, kemarin (24/11) melakukan aksi penutupan penginapan di sepanjang jalan Pulau Obi, Singaraja.

Warga melakukan aksi tersebut karena merasa resah dengan aktifitas penginapan tersebut. Terlebih penginapan kerap digunakan untuk short time.

Koordinator warga, Made Ariasa mengaku warga terpaksa turun tangan melakukan aksi tersebut. Pemicunya kesan bahwa wilayah Banyuning Timur, utamanya Jalan Pulau Obi, identik dengan tempat esek-esek.

Ariasa menyebut setidaknya ada delapan penginapan, tiga buah kafe, dan sebuah tempat pijat di sepanjang jalan tersebut.

“Fakta yang terjadi selama ini, sampai muncul di media massa, kesannya seperti itu. Bahkan sampai ada yang pernah meninggal di penginapan itu,” kata Ariasa.

Selain itu warga merasa kecewa dengan sikap aparat yang terkesan tutup mata dengan aktifitas tersebut.

“Kami sebenarnya terpaksa melakukan hal begini. Ini kan mestinya kewajiban pemerintah. Masalahnya kami sudah beberapa kali melapor, tapi tidak pernah tindaklanjut. Suratnya ada kok,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, dari delapan penginapan yang ada di Jalan Pulau Obi, hanya satu saja yang mengantongi izin.

Menurutnya selama ini pemerintah bukannya tutup mata dengan aktifitas penginapan tersebut. “Kami sudah pernah sidak, sudah kami bina, dan kami minta mengurus izin.

Tapi, tetap tidak ada tindak lanjut. Besok (hari ini, Red) kami akan undang instansi terkait terkait hal ini. Mungkin kami akan

tutup sementara aktifitas penginapannya. Kalau langkah permanen, itu nanti kewenangan dari tim yustisi,” kata Dody. 

SINGARAJA – Sekitar 100 orang warga Kelurahan Banyuasri, kemarin (24/11) melakukan aksi penutupan penginapan di sepanjang jalan Pulau Obi, Singaraja.

Warga melakukan aksi tersebut karena merasa resah dengan aktifitas penginapan tersebut. Terlebih penginapan kerap digunakan untuk short time.

Koordinator warga, Made Ariasa mengaku warga terpaksa turun tangan melakukan aksi tersebut. Pemicunya kesan bahwa wilayah Banyuning Timur, utamanya Jalan Pulau Obi, identik dengan tempat esek-esek.

Ariasa menyebut setidaknya ada delapan penginapan, tiga buah kafe, dan sebuah tempat pijat di sepanjang jalan tersebut.

“Fakta yang terjadi selama ini, sampai muncul di media massa, kesannya seperti itu. Bahkan sampai ada yang pernah meninggal di penginapan itu,” kata Ariasa.

Selain itu warga merasa kecewa dengan sikap aparat yang terkesan tutup mata dengan aktifitas tersebut.

“Kami sebenarnya terpaksa melakukan hal begini. Ini kan mestinya kewajiban pemerintah. Masalahnya kami sudah beberapa kali melapor, tapi tidak pernah tindaklanjut. Suratnya ada kok,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, dari delapan penginapan yang ada di Jalan Pulau Obi, hanya satu saja yang mengantongi izin.

Menurutnya selama ini pemerintah bukannya tutup mata dengan aktifitas penginapan tersebut. “Kami sudah pernah sidak, sudah kami bina, dan kami minta mengurus izin.

Tapi, tetap tidak ada tindak lanjut. Besok (hari ini, Red) kami akan undang instansi terkait terkait hal ini. Mungkin kami akan

tutup sementara aktifitas penginapannya. Kalau langkah permanen, itu nanti kewenangan dari tim yustisi,” kata Dody. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/