26.4 C
Jakarta
25 April 2024, 8:46 AM WIB

Populasi Jalak Bali Naik,Predator Ini yang Ditakutkan Bikin Punah Lagi

NEGARA – Jalak Bali atau curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) populasinya sudah mulai meningkat setelah terancam dari kepunahan akibat perburuan liar.

Meski sekarang sudah tidak ada perburuan liar lagi, burung endemik Bali ini masih dalam ancaman dari predator.

Tidak sedikit curik yang dilepasliarkan mati karena diserang predator, sehingga perlu pengawasan khusus agar curik populasinya semakin banyak.

Pengawasan burung dengan leucopsar rothschildi ini selain di alam liar, tempat pelepasliaran menjadi fokus pengawasan.

Karena, khusus di tempat pelepasliaran yang masih didominasi dengan burung indukan hasil pelepasliaran masih bergantung degan pakan tambahan yang disediakan oleh petugas dari TNBB.

”Tapi diharapkan anakkannya suatu saat bisa mandiri,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai TNBB Wiryawan.

Pemberian makan di tempat pelepasliaran ini juga untuk memudahkan pemantauan perkembangan.

Meski secara umum, burung curik ini daerah jelajahnya terbatas, sekitar radius 3 kilometer, tetapi pada saat musim kemarau bisa lebih jauh karena cari makan dan air.

“Mereka punya teritori yang dipertahankan oleh kelompok burung curik bali untuk kepentingan cari pakan, berkembang biak dan bersosialisasi,” jelasnya.

Dalam hal berkembang biak, burung ini butuh lubang di pohon atau gowok. Karena gowok ini jumlahnya terbatas, perlu dibantu degan kotak sarang buatan atau nesting box yang diletakkan pada pohon tertentu di lokasi pelepasliaran.

Saat ini, jumlah curik di alam liar wilayah TNBB sebanyak 109 ekor, sedangkan di unit pengelola khusus pembinaan jalak Bali (UPKPJB) Tegal Bunder sebanyak 313 ekor.

Curik yang dilepasliarkan, bukan berarti tidak ada yang mengancam dari berkurangnya populasi. Menurut Wiryawan, meski ancaman dari manusia yang melakukan perburuan liar sudah tidak ada, ancaman dari predator dan kompetitor masih mengancam keberadaan curik.

Predator seperti elang, cekakak dan biawak masih sering mengganggu habitat curik. “Kalau gangguan manusia dari perburuan liar sudah tidak ada,” tegasnya.

Karena itu, petugas yang berjaga di setiap tempat pelepasliaran selain rutin memberi makan curi, selalu melakukan patroli untuk memantau wilayah jelajah curik untuk mengusir predator maupun kompetitor. 

NEGARA – Jalak Bali atau curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) populasinya sudah mulai meningkat setelah terancam dari kepunahan akibat perburuan liar.

Meski sekarang sudah tidak ada perburuan liar lagi, burung endemik Bali ini masih dalam ancaman dari predator.

Tidak sedikit curik yang dilepasliarkan mati karena diserang predator, sehingga perlu pengawasan khusus agar curik populasinya semakin banyak.

Pengawasan burung dengan leucopsar rothschildi ini selain di alam liar, tempat pelepasliaran menjadi fokus pengawasan.

Karena, khusus di tempat pelepasliaran yang masih didominasi dengan burung indukan hasil pelepasliaran masih bergantung degan pakan tambahan yang disediakan oleh petugas dari TNBB.

”Tapi diharapkan anakkannya suatu saat bisa mandiri,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai TNBB Wiryawan.

Pemberian makan di tempat pelepasliaran ini juga untuk memudahkan pemantauan perkembangan.

Meski secara umum, burung curik ini daerah jelajahnya terbatas, sekitar radius 3 kilometer, tetapi pada saat musim kemarau bisa lebih jauh karena cari makan dan air.

“Mereka punya teritori yang dipertahankan oleh kelompok burung curik bali untuk kepentingan cari pakan, berkembang biak dan bersosialisasi,” jelasnya.

Dalam hal berkembang biak, burung ini butuh lubang di pohon atau gowok. Karena gowok ini jumlahnya terbatas, perlu dibantu degan kotak sarang buatan atau nesting box yang diletakkan pada pohon tertentu di lokasi pelepasliaran.

Saat ini, jumlah curik di alam liar wilayah TNBB sebanyak 109 ekor, sedangkan di unit pengelola khusus pembinaan jalak Bali (UPKPJB) Tegal Bunder sebanyak 313 ekor.

Curik yang dilepasliarkan, bukan berarti tidak ada yang mengancam dari berkurangnya populasi. Menurut Wiryawan, meski ancaman dari manusia yang melakukan perburuan liar sudah tidak ada, ancaman dari predator dan kompetitor masih mengancam keberadaan curik.

Predator seperti elang, cekakak dan biawak masih sering mengganggu habitat curik. “Kalau gangguan manusia dari perburuan liar sudah tidak ada,” tegasnya.

Karena itu, petugas yang berjaga di setiap tempat pelepasliaran selain rutin memberi makan curi, selalu melakukan patroli untuk memantau wilayah jelajah curik untuk mengusir predator maupun kompetitor. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/