34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:02 PM WIB

Gepeng Berkedok Pedagang Asongan Masih Berkeliaran di Klungkung

SEMARAPURA – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Klungkung beberapa waktu lalu telah mengamankan dan memulangkan peminta-minta atau gepeng berkedok pedang asongan yang berada di Klungkung. Meski begitu, ternyata tindakan tegas Satpol PP Klungkung tidak membuat pedagang asongan lainnya jera.

Pedagang asongan yang tidak hanya berusia dewasa namun juga anak-anak itu tampak berada di sejumlah titik keramaian di Kabupaten Klungkung seperti Monumen Ida Dewa Agung Jambe dan Pasar Senggol Klungkung. Di tengah kerumunan warga, pedagang asongan yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Karangasem itu menawarkan tisu, jepit rambut dan masker.

Bahkan berdasarkan pengamatan di Pasar Senggol Klungkung, pedagang asongan anak-anak tampak menjajakan barang dagangannya kepada pengunjung cukup memaksa. Di mana mereka tapak terus mengikuti pengunjung dengan menyodorkan barang dagangannya.

Kondisi itu tidak luput dari perhatian Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Minggu (25/4), orang nomor satu di Kabupaten Klungkung itu mengaku sempat berbincang dengan para pedagang asongan tersebut saat mengunjungi Pasar Senggol Klungkung beberapa waktu lalu.

Diungkapkannya, pedagang asongan yang tidak hanya orang dewasa namun juga anak-anak itu menjadi pedagang asongan lantaran kesulitan ekonomi. Mirisnya lagi ada pedagang asongan anak-anak yang mengaku putus sekolah.

“Bahkan ada yang satu keluarga menjadi pedagang asongan. Di Klungkung, katanya mereka tinggal di bawah jembatan Kali Unda,” bebernya.

Meski terlihat menyedihkan, pihaknya mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak begitu saja memberikan mereka uang. Sebab tidak menutup kemungkinan hal itu membuat mereka nyaman untuk terus mencari uang dengan cara seperti itu. Bahkan melibatkan anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan.

“Saya lihat anak-anak masih kecil juga diajak,” ungkapnya.

Lebih lanjut pihaknya mengaku dalam waktu dekat ini akan bertemu Bupati Karangasem untuk membahas beberapa hal dan salah satunya membahas mengenai pedagang asongan anak-anak asal Karangasem tersebut. Meski anak-anak tersebut berasal dari Karangasem, pihaknya mengaku memiliki tanggung jawab moral agar anak-anak itu tidak lagi berada di jalan untuk berjualan bahkan sampai mengorbankan pendidikan.

“Bagaimana pun kami memiliki tanggung jawab moral,” tandasnya.

Sementara itu, Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putus Suarta mengaku baru mengamankan dan memulangkan 15 orang gepeng berkedok pedagang asongan asal Karangasem. Pihaknya pun mengaku akan terus melakukan penyisiran agar tidak ada lagi gepeng berkedok pedagang asongan di Klungkung. Sebab menurutnya apa yang dilakukan mereka telah melanggar Perda Nomor 2 tahun 2014 tentang Ketertiban Umum.

SEMARAPURA – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Klungkung beberapa waktu lalu telah mengamankan dan memulangkan peminta-minta atau gepeng berkedok pedang asongan yang berada di Klungkung. Meski begitu, ternyata tindakan tegas Satpol PP Klungkung tidak membuat pedagang asongan lainnya jera.

Pedagang asongan yang tidak hanya berusia dewasa namun juga anak-anak itu tampak berada di sejumlah titik keramaian di Kabupaten Klungkung seperti Monumen Ida Dewa Agung Jambe dan Pasar Senggol Klungkung. Di tengah kerumunan warga, pedagang asongan yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Karangasem itu menawarkan tisu, jepit rambut dan masker.

Bahkan berdasarkan pengamatan di Pasar Senggol Klungkung, pedagang asongan anak-anak tampak menjajakan barang dagangannya kepada pengunjung cukup memaksa. Di mana mereka tapak terus mengikuti pengunjung dengan menyodorkan barang dagangannya.

Kondisi itu tidak luput dari perhatian Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Minggu (25/4), orang nomor satu di Kabupaten Klungkung itu mengaku sempat berbincang dengan para pedagang asongan tersebut saat mengunjungi Pasar Senggol Klungkung beberapa waktu lalu.

Diungkapkannya, pedagang asongan yang tidak hanya orang dewasa namun juga anak-anak itu menjadi pedagang asongan lantaran kesulitan ekonomi. Mirisnya lagi ada pedagang asongan anak-anak yang mengaku putus sekolah.

“Bahkan ada yang satu keluarga menjadi pedagang asongan. Di Klungkung, katanya mereka tinggal di bawah jembatan Kali Unda,” bebernya.

Meski terlihat menyedihkan, pihaknya mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak begitu saja memberikan mereka uang. Sebab tidak menutup kemungkinan hal itu membuat mereka nyaman untuk terus mencari uang dengan cara seperti itu. Bahkan melibatkan anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan.

“Saya lihat anak-anak masih kecil juga diajak,” ungkapnya.

Lebih lanjut pihaknya mengaku dalam waktu dekat ini akan bertemu Bupati Karangasem untuk membahas beberapa hal dan salah satunya membahas mengenai pedagang asongan anak-anak asal Karangasem tersebut. Meski anak-anak tersebut berasal dari Karangasem, pihaknya mengaku memiliki tanggung jawab moral agar anak-anak itu tidak lagi berada di jalan untuk berjualan bahkan sampai mengorbankan pendidikan.

“Bagaimana pun kami memiliki tanggung jawab moral,” tandasnya.

Sementara itu, Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putus Suarta mengaku baru mengamankan dan memulangkan 15 orang gepeng berkedok pedagang asongan asal Karangasem. Pihaknya pun mengaku akan terus melakukan penyisiran agar tidak ada lagi gepeng berkedok pedagang asongan di Klungkung. Sebab menurutnya apa yang dilakukan mereka telah melanggar Perda Nomor 2 tahun 2014 tentang Ketertiban Umum.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/