BANJAR – Musibah yang menerpa Kabupaten Buleleng pada Selasa (23/1) lalu, ternyata berdampak pada 14 desa di penjuru Buleleng.
Sebagian besar berada di Kecamatan Banjar. Pemerintah kini tengah fokus menyuplai bantuan kepada warga yang terdampak dari bencana alam itu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mencatat, desa-desa yang terdampak bencana alam berada di Kecamatan Seririt dan Kecamatan Banjar.
Hanya saja, kerusakan terparah terjadi di wilayah Kecamatan Banjar. Kerugian diperkirakan tak kurang dari Rp 3 miliar.
Sejauh ini, dari 14 desa terdampak, baru tujuh desa saja yang menyampaikan laporan secara lengkap pada BPBD Buleleng. Sementara tujuh desa lainnya disebut tengah melengkapi dokumen laporan yang diminta.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengatakan, setelah menerima laporan secara lengkap, pihaknya akan segera melakukan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Prioritas utama kami itu perbaikan infrastruktur air minum. Ini yang utama. Setelah itu baru diurus masalah saluran irigasi pertanian dan akses jalan penghubung antar dusun maupun antar desa,” kata Subur.
Khusus untuk pemenuhan air minum warga, BPBD Buleleng harus menyuplai air bersih secara kontinu bersama PDAM Buleleng.
“Sementara ini kami suplai manual saja dulu. Selama bak kaptering bisa dijangkau, air disuplai kesana. Kalau tidak bisa dijangkau, baru ke rumah-rumah warga,” imbuhnya.
Pemerintah juga mulai menyuplai bantuan pada warga yang terdampak bencana alam. Pemerintah telah menyiapkan pasokan sedikitnya 104 ton beras untuk memenuhi kebutuhan korban bencana alam.
Cadangan beras itu akan disuplai kepada korban bencana alam yang telah dilaporkan oleh pihak desa.