25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:56 AM WIB

Yakin Bangli Makmur, Jika Pemimpinnya Mampu Melayani Masyarakat

DR I KETUT MARDJANA berkeyakinan dengan potensi yang dimiliki Bangli, daerah yang dikenal dengan kopi Kintamani ini akan mampu mengejar ketertinggalan dengan adanya sosok pemimpin Bangli ke depan yang  visioner, memiliki leadership, dan jujur.

Untuk mengejar ketertinggalan, kata Mardjana, pemimpin Bangli ke depan harus memiliki visi dan misi yang baik, jelas dan memiliki arah.

Lalu seperti apa pemimpin Bangli ke depan versi Mardjana?

Berikut bincang eksklusif dengan mantan Direktur PT Pos Indonesia yang juga Owner Toya Devasya Dr I Ketut Mardjana dengan wartawan radarbali.id (Jawa Pos Grup) Didik D.Praptono

Menurut anda, agar pemimpin Bangli ke depan memiliki visi misi yang jelas dan terarah, apa yang semestinya menjadi syarat mutlaknya?

Visi dan misi pemimpin ini sangat dipengaruhi oleh karakter diri, kemampuan diri, jiwa leadership-nya dan wawasannya. Kalau wawasannya masih belum mengenal dunia lain, tidak mengenal perkembangan teknologi sekarang, visinya pasti cetek (dangkal).

Adakah syarat lainnya?

Selanjutnya adalah mampu sebagai role model (panutan). Role model itu apa? Kalau pemimpin itu ya pelayannya masyarakat. Bukan sebaliknya dan untuk tujuan memakmurkan masyarakat. Karena untuk melayani masyakat harus mampu menjadi role model.

 Jadi pemimpin itu adalah orang yang bisa mempengaruhi orang lain. Nah kalau pemimpinnya memble, ya dibawahnya memble juga.

Lalu bagaimana soal kabar anda digadang-gadang maju pada Pilkada 2020 nanti?

Inilah dunia politik praktis. votes and quote sering tidak rasional. Biar orangnya berpengalaman, biar orangnya mempunyai track record yang baik, jujur, ngaku bekerja untuk rakyat. Tetapi, ya kadang-kadang pemilih ini kan susah ditebak. Apa yang kita pikirkan belum tentu sama dengan pikiran pemilih. Ada gap di sana

Nah, kondisi-kondisi itu mempengaruhi. Jadi boleh saja orang mengatakan ini dan itu. Walaupun ada orang dengan track record bagus tapi masih perlu kerja keras untuk merebut hati pemilih. Saya harus mempertimbangkan banyak hal dan perlu kalkulasi yang matang.

Apakah ini juga soal kendaraan (partai)?

Saya kan bukan orang partai. Kalau menurut saya apapun baju dan warnanya seorang pemimpin concern-nya harus mampu membangun Bangli ini. Bagaimana membangun bukan hanya klan, bukan kelompok tertentu tapi the whole society of Bangli (Untuk masyarakat Bangli secara keseluruhan). Kita harus punya skala prioritas dalam membangun sesuai potensi dan kebutuhan masyarakat dan wilayah setempat. Terus memberikan nilai tambah lewat pengembangan dan pemanfaatan teknologi. Berpikirnya jangka panjang ke depan dan problem solver (mengatasi masalah dan memberi solusi)

Bisa anda contohkan?

Contohnya bagiamana soal kesehatan masyarakat di Bangli. Datang ke RS. Sudah memadai belum? Kalau pemerintahnya care oke lah kita benahi rumah sakit. Tapi kalau itu belum menampung kenapa kita tidak menyiapkan. Contohnya mungkin dengan puskesmas disiapkan untuk rumah inap.

Real-nya ya mestinya Kintamani. Kintamani penduduknya  60 persen dari penduduk Bangli secara keseluruhan, paling tidak harusnya ada dulu di Kintamani ini satu rumah sakit.

Hal lain lagi kalau pemerintahannya care, dari potensi agricultur, kenapa tidakmembuat satu industry cabe kering, kenapa tidak membuat saos tomat dan lainnya. Coba perhatikan jeruk sekarang? Dari pada saya petik harga tidak memadai, apa tidak bisa kita olah dengan baik?

Nah hal-hal itulah yang semestinya menjadi concern pemerintah. Jadi bukan persoalan orang menggadang-gadang saya mau maju atau tidak. Yang penting apa visi, misi dan program pemimpin Bangli ke depan. Program yang terukur dengan target capaian jangka pendek, menengah, dan panjang. Biar pemilih tidak beli kucing dalam karung

Terakhir soal Toya Devasya. Apa sebenarnya dibalik semangat dan gagasan anda membangun Toya Devasya?

Harapannya Toya Devasya bisa menjadikan Batur Kintamani dan Bangli magnet wisatawan. Dengan adanya tempat wisata (Toya Devasya), agrikultur tumbuh, vila tumbuh, homestay, kos-kosan, warung makan serta destinasi wisata lain yang dikelola kelompok dan desa juga tumbuh. Masyarakat sekitar juga terkena dampaknya.

Tapi tentu itu tidak bisa dilakukan hanya dari Toya Devasya saja. Toya Devasya kan hanya bagian kecil dari Kintamani dan Bangli. Tentu butuh dukungan pemerintah. Baik itu infrastruktur maupun pendukung lainnya. Kawasan Kaldera Batur ini kan pusat budaya Bali dalam hal ini Bali Mula . Dan kalau ini bisa tergarap, wah makmur banget Bangli ini. (didik dwi praptono/habis)

DR I KETUT MARDJANA berkeyakinan dengan potensi yang dimiliki Bangli, daerah yang dikenal dengan kopi Kintamani ini akan mampu mengejar ketertinggalan dengan adanya sosok pemimpin Bangli ke depan yang  visioner, memiliki leadership, dan jujur.

Untuk mengejar ketertinggalan, kata Mardjana, pemimpin Bangli ke depan harus memiliki visi dan misi yang baik, jelas dan memiliki arah.

Lalu seperti apa pemimpin Bangli ke depan versi Mardjana?

Berikut bincang eksklusif dengan mantan Direktur PT Pos Indonesia yang juga Owner Toya Devasya Dr I Ketut Mardjana dengan wartawan radarbali.id (Jawa Pos Grup) Didik D.Praptono

Menurut anda, agar pemimpin Bangli ke depan memiliki visi misi yang jelas dan terarah, apa yang semestinya menjadi syarat mutlaknya?

Visi dan misi pemimpin ini sangat dipengaruhi oleh karakter diri, kemampuan diri, jiwa leadership-nya dan wawasannya. Kalau wawasannya masih belum mengenal dunia lain, tidak mengenal perkembangan teknologi sekarang, visinya pasti cetek (dangkal).

Adakah syarat lainnya?

Selanjutnya adalah mampu sebagai role model (panutan). Role model itu apa? Kalau pemimpin itu ya pelayannya masyarakat. Bukan sebaliknya dan untuk tujuan memakmurkan masyarakat. Karena untuk melayani masyakat harus mampu menjadi role model.

 Jadi pemimpin itu adalah orang yang bisa mempengaruhi orang lain. Nah kalau pemimpinnya memble, ya dibawahnya memble juga.

Lalu bagaimana soal kabar anda digadang-gadang maju pada Pilkada 2020 nanti?

Inilah dunia politik praktis. votes and quote sering tidak rasional. Biar orangnya berpengalaman, biar orangnya mempunyai track record yang baik, jujur, ngaku bekerja untuk rakyat. Tetapi, ya kadang-kadang pemilih ini kan susah ditebak. Apa yang kita pikirkan belum tentu sama dengan pikiran pemilih. Ada gap di sana

Nah, kondisi-kondisi itu mempengaruhi. Jadi boleh saja orang mengatakan ini dan itu. Walaupun ada orang dengan track record bagus tapi masih perlu kerja keras untuk merebut hati pemilih. Saya harus mempertimbangkan banyak hal dan perlu kalkulasi yang matang.

Apakah ini juga soal kendaraan (partai)?

Saya kan bukan orang partai. Kalau menurut saya apapun baju dan warnanya seorang pemimpin concern-nya harus mampu membangun Bangli ini. Bagaimana membangun bukan hanya klan, bukan kelompok tertentu tapi the whole society of Bangli (Untuk masyarakat Bangli secara keseluruhan). Kita harus punya skala prioritas dalam membangun sesuai potensi dan kebutuhan masyarakat dan wilayah setempat. Terus memberikan nilai tambah lewat pengembangan dan pemanfaatan teknologi. Berpikirnya jangka panjang ke depan dan problem solver (mengatasi masalah dan memberi solusi)

Bisa anda contohkan?

Contohnya bagiamana soal kesehatan masyarakat di Bangli. Datang ke RS. Sudah memadai belum? Kalau pemerintahnya care oke lah kita benahi rumah sakit. Tapi kalau itu belum menampung kenapa kita tidak menyiapkan. Contohnya mungkin dengan puskesmas disiapkan untuk rumah inap.

Real-nya ya mestinya Kintamani. Kintamani penduduknya  60 persen dari penduduk Bangli secara keseluruhan, paling tidak harusnya ada dulu di Kintamani ini satu rumah sakit.

Hal lain lagi kalau pemerintahannya care, dari potensi agricultur, kenapa tidakmembuat satu industry cabe kering, kenapa tidak membuat saos tomat dan lainnya. Coba perhatikan jeruk sekarang? Dari pada saya petik harga tidak memadai, apa tidak bisa kita olah dengan baik?

Nah hal-hal itulah yang semestinya menjadi concern pemerintah. Jadi bukan persoalan orang menggadang-gadang saya mau maju atau tidak. Yang penting apa visi, misi dan program pemimpin Bangli ke depan. Program yang terukur dengan target capaian jangka pendek, menengah, dan panjang. Biar pemilih tidak beli kucing dalam karung

Terakhir soal Toya Devasya. Apa sebenarnya dibalik semangat dan gagasan anda membangun Toya Devasya?

Harapannya Toya Devasya bisa menjadikan Batur Kintamani dan Bangli magnet wisatawan. Dengan adanya tempat wisata (Toya Devasya), agrikultur tumbuh, vila tumbuh, homestay, kos-kosan, warung makan serta destinasi wisata lain yang dikelola kelompok dan desa juga tumbuh. Masyarakat sekitar juga terkena dampaknya.

Tapi tentu itu tidak bisa dilakukan hanya dari Toya Devasya saja. Toya Devasya kan hanya bagian kecil dari Kintamani dan Bangli. Tentu butuh dukungan pemerintah. Baik itu infrastruktur maupun pendukung lainnya. Kawasan Kaldera Batur ini kan pusat budaya Bali dalam hal ini Bali Mula . Dan kalau ini bisa tergarap, wah makmur banget Bangli ini. (didik dwi praptono/habis)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/