26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:51 AM WIB

Buntut TPS Kung, Lalat Serang Permukiman Warga Desa Paksebali

SEMARAPURA – Sekitar 20 Kepala Keluarga (KK), Dusun Timbrah, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan diserang gerombolan lalat.

Lalat-lalat tersebut muncul akibat keberadaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kung di Dusun Timbrah, Desa Paksebali sejak 1 Maret 2019 lalu.

Kondisi ini pun sangat dikeluhkan warga sehingga aparat desa turun tangan melakukan penyemprotan lalat dan membagikan alat penyemprot serta cairan pembasmi lalat kepada warga-warga yang terkena dampak.

Perbekel Paksebali Putu Ariadi mengungkapkan, rata-rata sampah yang dihasilkan 400 KK Desa Paksebali mencapai dua truk per hari.

Hanya saja karena keterbatasan mesin pengolah sampah, petugas pemilahan sampah, dan luasan tempat pengolah sampah, tidak semua sampah bisa diolah di TOSS Paksebali dan TPS3R Paksebali.

“Hanya satu pickup saja yang bisa kami olah di TOSS Paksebali dan TPS3R Paksebali. Sisanya kami buang di TPA Banjar Belahpane, Desa Sidan, Gianyar,” ungkapnya.

Namun lantaran kegiatan pembuangan sampah tidak bisa lagi dilakukan di TPA Banjar Belahpane, Desa Sidan, Gianyar, pihaknya akhirnya membuat TPS Kung di Dusun Timbrah, Desa Paksebali sejak 1 Maret 2019 lalu.

Sampah-sampah yang tidak bisa diolah di TOSS Paksebali dan TPS3R Paksebali, akhirnya dibawa ke TPS yang dibuat di lahan milik warga seluas 50 are.

“Lahan itu diberikan warga secara cuma-cuma,” ujarnya. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, sampah yang menumpuk di TPS itu pun semakin banyak.

Apalagi saat ini hujan kerap turun di Kabupaten Klungkung, sehingga bau busuk sampah tidak bisa terelakkan.

Akibatnya, banyak lalat berdatangan dan jumlahnya kian banyak sejak Rabu (20/3) lalu. “Lalat-lalat ini juga sampai ke rumah-rumah warga yang jaraknya sekitar 100 meter dari TPS.

Ada sekitar 20 KK yang tinggal di 15 pekarangan berbeda yang terkena dampak serangan lalat ini. Karena sangat mengganggu, warga pun mengeluhkan keberadaan lalat-lalat ini,” katanya.

Atas kondisi itu, menurutnya BUMDes Paksebali telah melakukan penyemprotan lalat dengan cairan pembasmi lalat.

Lantaran serbuan lalat tidak kunjung berhenti, BUMDes Paksebali akhirnya memberikan bantuan berupa alat penyemprot dan cairan pembasmi lalat kepada setiap pekarangan yang terkena dampak serangan lalat ini.

“Jumlah lalat yang datang semakin banyak sehingga sangat mengganggu. Meski begitu, belum ada warga yang mempermasalahkan keberadaan

TPS ini karena sebelumnya kami sudah sosialisasikan dan kami ungkapkan masalah yang kami hadapi,” terangnya.

Lebih lanjut pihaknya berharap agar Pemkab Klungkung bisa memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi tidak hanya Desa Paksebali namun juga desa-desa lain di Klungkung. 

SEMARAPURA – Sekitar 20 Kepala Keluarga (KK), Dusun Timbrah, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan diserang gerombolan lalat.

Lalat-lalat tersebut muncul akibat keberadaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kung di Dusun Timbrah, Desa Paksebali sejak 1 Maret 2019 lalu.

Kondisi ini pun sangat dikeluhkan warga sehingga aparat desa turun tangan melakukan penyemprotan lalat dan membagikan alat penyemprot serta cairan pembasmi lalat kepada warga-warga yang terkena dampak.

Perbekel Paksebali Putu Ariadi mengungkapkan, rata-rata sampah yang dihasilkan 400 KK Desa Paksebali mencapai dua truk per hari.

Hanya saja karena keterbatasan mesin pengolah sampah, petugas pemilahan sampah, dan luasan tempat pengolah sampah, tidak semua sampah bisa diolah di TOSS Paksebali dan TPS3R Paksebali.

“Hanya satu pickup saja yang bisa kami olah di TOSS Paksebali dan TPS3R Paksebali. Sisanya kami buang di TPA Banjar Belahpane, Desa Sidan, Gianyar,” ungkapnya.

Namun lantaran kegiatan pembuangan sampah tidak bisa lagi dilakukan di TPA Banjar Belahpane, Desa Sidan, Gianyar, pihaknya akhirnya membuat TPS Kung di Dusun Timbrah, Desa Paksebali sejak 1 Maret 2019 lalu.

Sampah-sampah yang tidak bisa diolah di TOSS Paksebali dan TPS3R Paksebali, akhirnya dibawa ke TPS yang dibuat di lahan milik warga seluas 50 are.

“Lahan itu diberikan warga secara cuma-cuma,” ujarnya. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, sampah yang menumpuk di TPS itu pun semakin banyak.

Apalagi saat ini hujan kerap turun di Kabupaten Klungkung, sehingga bau busuk sampah tidak bisa terelakkan.

Akibatnya, banyak lalat berdatangan dan jumlahnya kian banyak sejak Rabu (20/3) lalu. “Lalat-lalat ini juga sampai ke rumah-rumah warga yang jaraknya sekitar 100 meter dari TPS.

Ada sekitar 20 KK yang tinggal di 15 pekarangan berbeda yang terkena dampak serangan lalat ini. Karena sangat mengganggu, warga pun mengeluhkan keberadaan lalat-lalat ini,” katanya.

Atas kondisi itu, menurutnya BUMDes Paksebali telah melakukan penyemprotan lalat dengan cairan pembasmi lalat.

Lantaran serbuan lalat tidak kunjung berhenti, BUMDes Paksebali akhirnya memberikan bantuan berupa alat penyemprot dan cairan pembasmi lalat kepada setiap pekarangan yang terkena dampak serangan lalat ini.

“Jumlah lalat yang datang semakin banyak sehingga sangat mengganggu. Meski begitu, belum ada warga yang mempermasalahkan keberadaan

TPS ini karena sebelumnya kami sudah sosialisasikan dan kami ungkapkan masalah yang kami hadapi,” terangnya.

Lebih lanjut pihaknya berharap agar Pemkab Klungkung bisa memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi tidak hanya Desa Paksebali namun juga desa-desa lain di Klungkung. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/