TABANAN – Hingga saat ini belum jelas soal kelanjutan pembangunan Jalan Shortcut tahap IV yang menghubungkan Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, dengan Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan.
Ketidakjelasan terjadi setelah Pemkab Tabanan melakukan konsultasi publik pembebasan lahan yang diketuai oleh Asisten I Setda Tabanan, I Wayan Yatnanadi, yang saat ini telah pensiun.
Berdasar data, luas lahan yang terdampak shortcut, untuk di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg seluas 4.976.06 meter persegi dimiliki 4 orang.
Sedangkan untuk di Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat dengan luas 3.110,32 meter persegi dimiliki 8 orang pemilik.
Jalan Shortcut Bajera – Antosari dimulai dari Pertigaan Antosari Kecamatan Selemadeg Barat ke arah timur sampai dengan di sebelah barat masjid yang ada di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg.
Panjang shortcut mencapai 600 meter dengan lebar 16 meter. Proyek dibiayai dana APBN melalui DIPA satuan kerja pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Bali.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Tabanan I Wayan Yelada mengaku belum mengetahui secara pasti kapan kelanjutan pembangunan jalan shortcut kembali.
Pasalnya, jalan tersebut merupakan proyek dari pemerintah pusat. “Kalau pembebasan lahan sudah memang dilakukan sebelumnya tahun 2019 lalu.
Dan, itu sempat kekurangan dana untuk pembebasan lahan, namun kekurangan ini dianggarkan kembali lewat anggaran perubahan.
Setelah itu belum tahu saya kelanjutanya. Sejak Covid-19 tidak ada rapat dan informasi kembali,” terangnya.
Sejatinya tahap pembebasan lahan sudah selesai. Berdasar informasi, sudah ada warga yang pindah karena terdampak
pembangunan shortcut menghubungkan Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg dengan Desa Antosari di Kecamatan Selemadeg Barat.
“Ada masyarakat pindah dan sudah diganti rugi lahan mereka. Hanya saja ini belum jelas, karena saya belum pernah mengikuti rapat,” ungkap Yelada.