28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:59 AM WIB

Kepulkan Asap, Warga Dua Dusun Usir Kapal Tongkang Pengangkut Batubara

GEROKGAK – Kapal tongkang pengangkut batubara yang berada dibibir pantai Celukan Bawang, Gerokgak “diusir” warga lantaran memicu kepulan asap.

Asap yang mengepul mengikuti arah angin. Warga Dusun Bronbong dan Dusun Pungkukan yang khawatir spontan melayangkan aksi protes dengan mengepung

kapal tongkang batubara ke laut menggunakan perahu agar kapal tongkang pengangkut batu bara tidak bersandar dipinggir pantai. 

“Sudah tiga hari seperti ini kejadian kapal pengangkut batubara terbakar dan berasap. Dampaknya bagi pernapasan, masak kami menghirup asap batubara setiap hari.

Apalagi arah angin sekarang ini dari laut menuju daratan,” keluh Kelian Dusun Pungkukan, Desa Celukan Bawang, Gerokgak, Saharuddin, saat ditemui di lokasi kejadian kemarin.

Menurut Saharudin, kemungkin penyebab batubara terbakar dan berasap berasal dari kapal tongkang. Asap mengepul dari batubara akibat suhu panas matahari yang begitu menyengat.

Anehnya, meski kapal tongkang mengeluarkan asap pihak PLTU Celukan Bawang hanya membiarkan begitu saja cuek. Justru tidak dilakukan penyiraman dengan air. 

Pihaknya, klaim Saharudin sudah melaporkan kejadian itu kepada pemerintah desa, agar dapat meneruskan informasi tersebur kepada PLTU Celukan Bawang.

Sayangnya PLTU tak begitu merespons kejadian itu. Hanya menjauhkan posisi kapal tongkang pengangkut batubara dari pinggir pantai, namun tidak memadamkan api. 

“Setelah kami turun ke laut dengan para nelayan mengepung kapal pengangkut batubara agar menjauh dari bibir pantai, mereka baru memindahkan kapalnya,” ungkapnya. 

Saharudin menambahkan posisi kapal tongkang pengakut batubara yang terbakar berada dibibir pantai berjarak sekitar 20 meter dari daratan dan dekat rumah warga.

Hingga saat ini belum ada petugas dari PLTU yang berusaha memadamkan api di kapal muatan batubara. Warga terpaksa beraktivitas dilaut dan di rumah menggunakan penutup mulut alias masker. 

“Kami berharap pihak PLTU turun menyelesaikan masalah ini, karena beberapa hari kapal tongkang yang terbakar membuat warga

khawatir akan mengganggu pernapasan karena terus-menerus menghirup asap dari batubara tersebut,” tandasnya.

GEROKGAK – Kapal tongkang pengangkut batubara yang berada dibibir pantai Celukan Bawang, Gerokgak “diusir” warga lantaran memicu kepulan asap.

Asap yang mengepul mengikuti arah angin. Warga Dusun Bronbong dan Dusun Pungkukan yang khawatir spontan melayangkan aksi protes dengan mengepung

kapal tongkang batubara ke laut menggunakan perahu agar kapal tongkang pengangkut batu bara tidak bersandar dipinggir pantai. 

“Sudah tiga hari seperti ini kejadian kapal pengangkut batubara terbakar dan berasap. Dampaknya bagi pernapasan, masak kami menghirup asap batubara setiap hari.

Apalagi arah angin sekarang ini dari laut menuju daratan,” keluh Kelian Dusun Pungkukan, Desa Celukan Bawang, Gerokgak, Saharuddin, saat ditemui di lokasi kejadian kemarin.

Menurut Saharudin, kemungkin penyebab batubara terbakar dan berasap berasal dari kapal tongkang. Asap mengepul dari batubara akibat suhu panas matahari yang begitu menyengat.

Anehnya, meski kapal tongkang mengeluarkan asap pihak PLTU Celukan Bawang hanya membiarkan begitu saja cuek. Justru tidak dilakukan penyiraman dengan air. 

Pihaknya, klaim Saharudin sudah melaporkan kejadian itu kepada pemerintah desa, agar dapat meneruskan informasi tersebur kepada PLTU Celukan Bawang.

Sayangnya PLTU tak begitu merespons kejadian itu. Hanya menjauhkan posisi kapal tongkang pengangkut batubara dari pinggir pantai, namun tidak memadamkan api. 

“Setelah kami turun ke laut dengan para nelayan mengepung kapal pengangkut batubara agar menjauh dari bibir pantai, mereka baru memindahkan kapalnya,” ungkapnya. 

Saharudin menambahkan posisi kapal tongkang pengakut batubara yang terbakar berada dibibir pantai berjarak sekitar 20 meter dari daratan dan dekat rumah warga.

Hingga saat ini belum ada petugas dari PLTU yang berusaha memadamkan api di kapal muatan batubara. Warga terpaksa beraktivitas dilaut dan di rumah menggunakan penutup mulut alias masker. 

“Kami berharap pihak PLTU turun menyelesaikan masalah ini, karena beberapa hari kapal tongkang yang terbakar membuat warga

khawatir akan mengganggu pernapasan karena terus-menerus menghirup asap dari batubara tersebut,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/