29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:48 AM WIB

Pengungsi Sibuk Beraktivitas, Luh Ade: Daripada Bengong dan Stres

RadarBali.com – Sejumlah pengungsi di Banjar Pande Galiran, Klungkung mulai melakukan berbagai kegiatan bermanfaat dan menghasilkan setelah beberapa hari mengungsi.

Seperti mejejaitan, menganyam, dan mengukir yang hasilnya nanti dijual dan uangnya dimanfaatkan, baik untuk kebutuhan pribadi, maupun posko pengungsian.

Sambil mengobrol ringan tentang kondisi pribadi masing-masing, mereka membuat beberapa sarana upacara sehari-hari seperti porosan, cemper, tangkih dan lainnya.

Ni Luh Ade, 48 salah seorang pengungsi asal Banjar Yangapi, Desa Muncan, Kecamatan Selat mengaku sangat senang bisa melakukan aktivitas mejejaitan.

Selain bisa memanfaatkan waktu, juga bisa menghasilkan uang meski uang hasil mejejaitan digunakan untuk kebutuhan bersama di posko pengungsian.

“Dari pada bengong-bengong dan terus kepikiran rumah,” tandasnya. Salah seorang anggota tim administrasi penerimaan bantuan, Komang Wahyu Suteja menambahkan, untuk pengungsi pria kini sedang dicarikan proyek bangunan.

Sebab rata-rata para pria pengungsi di Banjar Pande sebelumnya berprofesi sebagai tukang bangunan.

Jumlah pengungsi yang ada di Banjar Pande mencapai 251 jiwa yang terdiri dari 119 pengungsi wanita dan 132 pengungsi pria.

“Kepala lingkungan pengungsinya aktif sekali mencarikan warganya pekerjaan. Ini lagi dicarikan pekerjaan,” katanya.

Tak hanya di Banjar Pande, berdasarkan hasil pemantauan, berbagai kegiatan juga dilakukan para pengungsi di posko-posko lainnya di Kabupaten Klungkung.

Seperti di posko Banjar Peken Desa Tangkas yang para pengungsinya diajak untuk membuat anyaman bambu. Kemudian ada posko di Dusun Sengkiding, Desa Aan yang pengungsinya membuat ingke. 

RadarBali.com – Sejumlah pengungsi di Banjar Pande Galiran, Klungkung mulai melakukan berbagai kegiatan bermanfaat dan menghasilkan setelah beberapa hari mengungsi.

Seperti mejejaitan, menganyam, dan mengukir yang hasilnya nanti dijual dan uangnya dimanfaatkan, baik untuk kebutuhan pribadi, maupun posko pengungsian.

Sambil mengobrol ringan tentang kondisi pribadi masing-masing, mereka membuat beberapa sarana upacara sehari-hari seperti porosan, cemper, tangkih dan lainnya.

Ni Luh Ade, 48 salah seorang pengungsi asal Banjar Yangapi, Desa Muncan, Kecamatan Selat mengaku sangat senang bisa melakukan aktivitas mejejaitan.

Selain bisa memanfaatkan waktu, juga bisa menghasilkan uang meski uang hasil mejejaitan digunakan untuk kebutuhan bersama di posko pengungsian.

“Dari pada bengong-bengong dan terus kepikiran rumah,” tandasnya. Salah seorang anggota tim administrasi penerimaan bantuan, Komang Wahyu Suteja menambahkan, untuk pengungsi pria kini sedang dicarikan proyek bangunan.

Sebab rata-rata para pria pengungsi di Banjar Pande sebelumnya berprofesi sebagai tukang bangunan.

Jumlah pengungsi yang ada di Banjar Pande mencapai 251 jiwa yang terdiri dari 119 pengungsi wanita dan 132 pengungsi pria.

“Kepala lingkungan pengungsinya aktif sekali mencarikan warganya pekerjaan. Ini lagi dicarikan pekerjaan,” katanya.

Tak hanya di Banjar Pande, berdasarkan hasil pemantauan, berbagai kegiatan juga dilakukan para pengungsi di posko-posko lainnya di Kabupaten Klungkung.

Seperti di posko Banjar Peken Desa Tangkas yang para pengungsinya diajak untuk membuat anyaman bambu. Kemudian ada posko di Dusun Sengkiding, Desa Aan yang pengungsinya membuat ingke. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/