31.4 C
Jakarta
26 April 2024, 11:01 AM WIB

Awalnya Kecewa Dengan PEN, Fraksi Golkar Buleleng Akhirnya Sepakat

SINGARAJA – Sempat melakukan manuver politik sejak beberapa pekan terakhir, Fraksi Golkar DPRD Buleleng akhir sepakat dengan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Meski sepakat, Fraksi Golkar menyebut masih ada rasa kecewa dibalik pembahasan tersebut. Golkar bahkat membuat akronim sendiri dari kata “sepakat”. Yakni sepet, pait, dan katos.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Fraksi Golkar DPRD Buleleng Gede Suparmen saat membacakan pendapat akhir fraksi dalam rapat paripurna DPRD Buleleng, yang dilangsungkan di Ruang Rapat Gabungan Komisi DPRD Buleleng.

Mengawali membaca pandangan umum fraksi, Suparmen menyebut lembaga legislatif dan eksekutif sudah mencapai kata sepakat dalam pembahasan APBD 2021.

Hanya saja Suparmen berharap agar kata sepakat tidak menjadi momentum yang tak baik dalam pembahasan pada momen berikutnya.

Suparmen menyebut sepakat merupakan akronim dari kata sepet, pait, katos. “Kalau sepet itu bisa mengakibatkan sukak (tersedak). Kalau pait tidak bisa ditelan, dan kalau katos itu kayak batu tidak bisa dicairkan,” ujarnya.

Suparmen menyatakan perbendaan pandangan, pendapat, dan manuver politik yang dilakukan Golkar, semata-mata untuk kepentingan masyarakat.

Golkar pun memutuskan akan tetap kritis dalam proses pembahasan regulasi maupun APBD. “Ini bukan sindiran, hanya berbalas pantun dari pendapat yang dikemukakan pak Bupati saja,” imbuhnya.

Dalam pemandangan umumnya, Fraksi Golkar DPRD Buleleng menyatakan bahwa mereka bukannya tidak setuju dengan program pinjaman dana PEN.

Golkar berpendapat program yang diajukan masih kurang begitu mendesak. Dampaknya terhadap pemulihan ekonomi pun dianggap masih sangat kecil pengaruhnya.

“Fraksi Partai Golkar meski sedikit  kecewa namun tetap akan memberikan dukungan penuh terhadap kesepakatan yang lebih besar berdasar dukungan peserta sidang.

Hal itu juga tidak lain karena kami yakin kita mempunyai tujuan yang sama, yakni bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat Buleleng,” kata Suparmen.

Sementara itu, Sekkab Buleleng Gede Suyasa tidak mempermasalahkan ketika Fraksi Parti Golkar membuatkan akronim dari kata sepakat.

Baginya, perbedaan pandangan dalam sebuah pembahasan adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam demokrasi.

“Kalau dalam pemahaman saya sepakat itu Bahasa Indonesia. Dan juga membuat akronim juga silahkan.

Tapi buat kita sepakat adalah sebagai suatu bentuk kesatuan pandangan terhadap sesuatu masalah yang sedang dibahas, sehingga bisa diambil suatu kesimpulan,” ujar Suyasa. 

SINGARAJA – Sempat melakukan manuver politik sejak beberapa pekan terakhir, Fraksi Golkar DPRD Buleleng akhir sepakat dengan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Meski sepakat, Fraksi Golkar menyebut masih ada rasa kecewa dibalik pembahasan tersebut. Golkar bahkat membuat akronim sendiri dari kata “sepakat”. Yakni sepet, pait, dan katos.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Fraksi Golkar DPRD Buleleng Gede Suparmen saat membacakan pendapat akhir fraksi dalam rapat paripurna DPRD Buleleng, yang dilangsungkan di Ruang Rapat Gabungan Komisi DPRD Buleleng.

Mengawali membaca pandangan umum fraksi, Suparmen menyebut lembaga legislatif dan eksekutif sudah mencapai kata sepakat dalam pembahasan APBD 2021.

Hanya saja Suparmen berharap agar kata sepakat tidak menjadi momentum yang tak baik dalam pembahasan pada momen berikutnya.

Suparmen menyebut sepakat merupakan akronim dari kata sepet, pait, katos. “Kalau sepet itu bisa mengakibatkan sukak (tersedak). Kalau pait tidak bisa ditelan, dan kalau katos itu kayak batu tidak bisa dicairkan,” ujarnya.

Suparmen menyatakan perbendaan pandangan, pendapat, dan manuver politik yang dilakukan Golkar, semata-mata untuk kepentingan masyarakat.

Golkar pun memutuskan akan tetap kritis dalam proses pembahasan regulasi maupun APBD. “Ini bukan sindiran, hanya berbalas pantun dari pendapat yang dikemukakan pak Bupati saja,” imbuhnya.

Dalam pemandangan umumnya, Fraksi Golkar DPRD Buleleng menyatakan bahwa mereka bukannya tidak setuju dengan program pinjaman dana PEN.

Golkar berpendapat program yang diajukan masih kurang begitu mendesak. Dampaknya terhadap pemulihan ekonomi pun dianggap masih sangat kecil pengaruhnya.

“Fraksi Partai Golkar meski sedikit  kecewa namun tetap akan memberikan dukungan penuh terhadap kesepakatan yang lebih besar berdasar dukungan peserta sidang.

Hal itu juga tidak lain karena kami yakin kita mempunyai tujuan yang sama, yakni bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat Buleleng,” kata Suparmen.

Sementara itu, Sekkab Buleleng Gede Suyasa tidak mempermasalahkan ketika Fraksi Parti Golkar membuatkan akronim dari kata sepakat.

Baginya, perbedaan pandangan dalam sebuah pembahasan adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam demokrasi.

“Kalau dalam pemahaman saya sepakat itu Bahasa Indonesia. Dan juga membuat akronim juga silahkan.

Tapi buat kita sepakat adalah sebagai suatu bentuk kesatuan pandangan terhadap sesuatu masalah yang sedang dibahas, sehingga bisa diambil suatu kesimpulan,” ujar Suyasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/