29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:49 AM WIB

Angka Kematian Covid-19 di Buleleng Tinggi, Ini Pemicunya Versi Wabup

SINGARAJA – Pasien meninggal akibat covid-19 di Buleleng tak kunjung mereda. Setiap hari dalam sepekan terakhir, ada saja pasien covid yang meninggal.

Wakil Ketua GTPP Covid-19 Buleleng dr. Nyoman Sutjidra tak menampik bahwa tingkat kematian kasus akibat covid-19 di Buleleng cukup tinggi.

Faktor yang memicu tingkat kematian tinggi adalah penyakit komorbid (penyakit bawaan) dari pasien. Banyak kasus meninggal dengan penyakit bawaan seperti asma, jantung, diabetes, maupun ginjal.

“Itu penyakit yang sangat memberatkan bagi penderita covid-19. Ini yang menyebabkan case fatality rate mengalami peningkatan.

Memang pasien yang meninggal ini kebanyakan punya penyakit penyerta,” kata Wabup dr. Sutjindra kemarin.

Sutjidra menghimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah covid-19. Seperti mengenakan masker saat beraktifitas di luar ruangan, mencuci tangan sesering mungkin, serta menjaga jarak.

Ia juga meyakini dengan penerapan Pergub Bali Nomor 46 Tahun 2020 dan Perbup Buleleng Nomor 41 Tahun 2020 yang mewajibkan pengenaan masker, kasus bisa ditekan.

Sehingga peluang penularan covid-19 di masyarakat pun bisa makin ditekan. “Kemarin (Minggu, Red) tambahan kasusnya sempat dua digit.

Tapi hari ini (Senin, Red) hanya 4 kasus baru. Dengan disiplin penggunaan masker, saya optimistis angka infeksi baru bisa dikendalikan,” tegasnya.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 817 kasus.

Dari 817 kasus itu, sebanyak 733 orang telah dinyatakan sembuh dan 36 orang lainnya meninggal dunia. Kini ada 47 orang yang masih menjalani perawatan di Buleleng dan seorang lainnya dirawat di RS PTN Unud.

Dari 47 orang yang dirawat di Buleleng, sebanyak 12 orang dirawat di RSUD Buleleng, 5 orang dirawat di RS swasta, dan 30 orang lainnya diizinkan menjalani isolasi mandiri. 

SINGARAJA – Pasien meninggal akibat covid-19 di Buleleng tak kunjung mereda. Setiap hari dalam sepekan terakhir, ada saja pasien covid yang meninggal.

Wakil Ketua GTPP Covid-19 Buleleng dr. Nyoman Sutjidra tak menampik bahwa tingkat kematian kasus akibat covid-19 di Buleleng cukup tinggi.

Faktor yang memicu tingkat kematian tinggi adalah penyakit komorbid (penyakit bawaan) dari pasien. Banyak kasus meninggal dengan penyakit bawaan seperti asma, jantung, diabetes, maupun ginjal.

“Itu penyakit yang sangat memberatkan bagi penderita covid-19. Ini yang menyebabkan case fatality rate mengalami peningkatan.

Memang pasien yang meninggal ini kebanyakan punya penyakit penyerta,” kata Wabup dr. Sutjindra kemarin.

Sutjidra menghimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah covid-19. Seperti mengenakan masker saat beraktifitas di luar ruangan, mencuci tangan sesering mungkin, serta menjaga jarak.

Ia juga meyakini dengan penerapan Pergub Bali Nomor 46 Tahun 2020 dan Perbup Buleleng Nomor 41 Tahun 2020 yang mewajibkan pengenaan masker, kasus bisa ditekan.

Sehingga peluang penularan covid-19 di masyarakat pun bisa makin ditekan. “Kemarin (Minggu, Red) tambahan kasusnya sempat dua digit.

Tapi hari ini (Senin, Red) hanya 4 kasus baru. Dengan disiplin penggunaan masker, saya optimistis angka infeksi baru bisa dikendalikan,” tegasnya.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 817 kasus.

Dari 817 kasus itu, sebanyak 733 orang telah dinyatakan sembuh dan 36 orang lainnya meninggal dunia. Kini ada 47 orang yang masih menjalani perawatan di Buleleng dan seorang lainnya dirawat di RS PTN Unud.

Dari 47 orang yang dirawat di Buleleng, sebanyak 12 orang dirawat di RSUD Buleleng, 5 orang dirawat di RS swasta, dan 30 orang lainnya diizinkan menjalani isolasi mandiri. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/