RadarBali.com – Logistik terutama beras untuk kebutuhan para pengungsi mulai cekak. Di Posko Induk Tanah Ampo Manggis kemarin, stok beras tinggal 1 ton.
Jumlah itu tergolong sangat minim. Karena per hari kebutuhan beras untuk para pengungsi mencapai 20 ton.
Untuk mengantisipasi kekurangan beras, Dinas Sosial Karangasem berusaha memanfaatkan beras raskin sebanyak 170 ton yang saat ini tersebar di desa-desa di kawasan rawan bencana (KRB)
“Beras tersebut masih di bulog karena waktu ini belum sempat dibagikan karena keburu warga mengungsi,” Kadis Sosial Karangasem Ketut Puspa Kumari.
Menurutnya, beras ini bisa dipinjam untuk kepentingan logistik pengungsi asal mendapat persetujuan dari desa – desa yang berhak.
Sebagai catatan, ada 10 Desa KRB III yang berhak mendapat jatah. Beras ini untuk jatah bulan Juli dan September.
Karangasem sendiri masih punya stok 660 ton beras raskin untuk Oktober, November, dan Desember. Beras ini juga bisa dipinjam untuk pengungsi asal mendapat persetujuan dari desa – desa.
“Saat ini kami bekerja cepat agar persoalan logistik tidak masalah. Karena kalau lambat menyetir nama pengungsi, maka cadangan beras
pemerintah dari kementerian tidak bisa di amprah. Hal ini tentu akan berat jika logistic berupa beras sampai kosong,” kata Puspa Kumari.
Kadis Capil menjanjikan Senin (30/10) ini data pengungsi sudah beres. Sehingga nanti amprah beras cadangan pemerintah bisa dilakukan.
Selama ini data sudah ada, tinggal memasukkan dan mencocokan NIK pengungsi. “Semoga segera tuntas,” paparnya.