29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:16 AM WIB

Masuk Fase Kritis, Sejumlah Warga Masih Nekat Bertahan di KRB

RadarBali.com – Sejumlah warga di Desa Ban, Kecamatan Kubu, yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) masih bertahan di rumah masing-masing.

Beberapa warga sempat kembali ke rumahnya dan memilih berada di rumah pada siang hari. Pada sore hari, warga kembali ke lokasi pengungsian.

Padahal status Gunung Agung sudah dinaikkan kembali menjadi awas. Seperti terlihat di Banjar Dinas Temakung, Desa Ban.

Sejumlah warga masih terlihat santai berada di rumah. Mereka berdalih akan mengambil beberapa barang sebelum kembali ke pengungsian.

Padahal lokasi ini berjarak sekitar lima kilometer dari puncak Gunung Agung. Aparat desa pun menghimbau warga bergegas kembali ke pos pengungsian.

Salah seorang warga, Wayan Kranayasa, mengaku dirinya sudah mengungsi di wilayah Kecamatan Rendang sejak Minggu (26/11).

Kemarin ia kembali ke rumahnya, karena mengambil sejumlah barang-barang. “Saya balik karena masih ada barang yang mau saya ambil di rumah. Kalau keluarga sudah semua mengungsi di Rendang,” kata Kranayasa.

Warga lainnya juga banyak yang kembali ke desa untuk memberi pakan ternak. Beberapa lainnya bersiap-siap mengangkut ternak mereka ke Buleleng.

Sejak sebulan terakhir, sejumlah warga di Banjar Dinas Bonyoh dan Banjar Dinas Temakung, mengumpulkan ternak mereka di sebuah lokasi khusus.

Alasannya agar memudahkan proses evakuasi ternak. Warga pun lebih mudah memberi pakan ternak.

Siang kemarin beberapa warga masih terlihat sibuk memberi pakan ternak. Ada pula yang hendak mengangkut ternaknya.

Salah satu warga, Nyoman Karya Kartika, mengaku dirinya hendak mengevakuasi ternak miliknya ke Buleleng. Sehingga ia harus kembali ke wilayah KRB.

“Ini mau ambil sapi. Sekarang masih menunggu kendaraan. Setelah ini langsung ke Singaraja,” katanya.

Perbekel Ban, Wayan Potag, mengakui ada beberapa warganya yang membandel. Sejak PVMBG kembali menaikkan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas, ia telah menghimbau warganya melakukan evakuasi.

Mereka diminta melakukan evakuasi mandiri dan segera menuju lokasi pengungsian di Desa Les. Menurut Potag beberapa warganya masih enggan mengungsi karena pengalaman sebulan lalu.

Saat itu warga sudah bergegas mengungsi dan menjual harta benda mereka, termasuk ternak. Setelah sebulan menghuni pengungsian, ternyata status Gunung Agung diturunkan.

Dampaknya, kini warga enggan bergegas kembali ke pengungsian. “Memang ada warga kami yang enggan mengungsi.

Waktu kejadian mengungsi 22 September itu, banyak warga yang sudah mengungsi. Di pengungsian mereka tidak ada kepastian dan tidak ada kegiatan.

Akhirnya jenuh. Sekarang kami minta mengungsi kembali, mereka jadi agak enggan,” kata Potag.

Potag menyatakan aparat desa bersama kepolisian setiap hari selalu melakukan patroli di sekitar Desa Ban.

Apabila menemukan warga di wilayah KRB 3 dan KRB 2 yang tak mengungsi, mereka dihimbau segera kembali ke lokasi pengungsian. Mengingat Desa Ban masuk dalam wilayah yang potensial terdampak awan panas. 

RadarBali.com – Sejumlah warga di Desa Ban, Kecamatan Kubu, yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) masih bertahan di rumah masing-masing.

Beberapa warga sempat kembali ke rumahnya dan memilih berada di rumah pada siang hari. Pada sore hari, warga kembali ke lokasi pengungsian.

Padahal status Gunung Agung sudah dinaikkan kembali menjadi awas. Seperti terlihat di Banjar Dinas Temakung, Desa Ban.

Sejumlah warga masih terlihat santai berada di rumah. Mereka berdalih akan mengambil beberapa barang sebelum kembali ke pengungsian.

Padahal lokasi ini berjarak sekitar lima kilometer dari puncak Gunung Agung. Aparat desa pun menghimbau warga bergegas kembali ke pos pengungsian.

Salah seorang warga, Wayan Kranayasa, mengaku dirinya sudah mengungsi di wilayah Kecamatan Rendang sejak Minggu (26/11).

Kemarin ia kembali ke rumahnya, karena mengambil sejumlah barang-barang. “Saya balik karena masih ada barang yang mau saya ambil di rumah. Kalau keluarga sudah semua mengungsi di Rendang,” kata Kranayasa.

Warga lainnya juga banyak yang kembali ke desa untuk memberi pakan ternak. Beberapa lainnya bersiap-siap mengangkut ternak mereka ke Buleleng.

Sejak sebulan terakhir, sejumlah warga di Banjar Dinas Bonyoh dan Banjar Dinas Temakung, mengumpulkan ternak mereka di sebuah lokasi khusus.

Alasannya agar memudahkan proses evakuasi ternak. Warga pun lebih mudah memberi pakan ternak.

Siang kemarin beberapa warga masih terlihat sibuk memberi pakan ternak. Ada pula yang hendak mengangkut ternaknya.

Salah satu warga, Nyoman Karya Kartika, mengaku dirinya hendak mengevakuasi ternak miliknya ke Buleleng. Sehingga ia harus kembali ke wilayah KRB.

“Ini mau ambil sapi. Sekarang masih menunggu kendaraan. Setelah ini langsung ke Singaraja,” katanya.

Perbekel Ban, Wayan Potag, mengakui ada beberapa warganya yang membandel. Sejak PVMBG kembali menaikkan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas, ia telah menghimbau warganya melakukan evakuasi.

Mereka diminta melakukan evakuasi mandiri dan segera menuju lokasi pengungsian di Desa Les. Menurut Potag beberapa warganya masih enggan mengungsi karena pengalaman sebulan lalu.

Saat itu warga sudah bergegas mengungsi dan menjual harta benda mereka, termasuk ternak. Setelah sebulan menghuni pengungsian, ternyata status Gunung Agung diturunkan.

Dampaknya, kini warga enggan bergegas kembali ke pengungsian. “Memang ada warga kami yang enggan mengungsi.

Waktu kejadian mengungsi 22 September itu, banyak warga yang sudah mengungsi. Di pengungsian mereka tidak ada kepastian dan tidak ada kegiatan.

Akhirnya jenuh. Sekarang kami minta mengungsi kembali, mereka jadi agak enggan,” kata Potag.

Potag menyatakan aparat desa bersama kepolisian setiap hari selalu melakukan patroli di sekitar Desa Ban.

Apabila menemukan warga di wilayah KRB 3 dan KRB 2 yang tak mengungsi, mereka dihimbau segera kembali ke lokasi pengungsian. Mengingat Desa Ban masuk dalam wilayah yang potensial terdampak awan panas. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/