SINGARAJA – Lama tersimpan di bale banjar, ogoh-ogoh yang urung diarak pada hari pengerupukan, 24 Maret lalu, akhirnya akan dilombakan.
Meski dilombakan, tak ada parade atau arak-arakan yang dilakukan pada proses penilaian.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma mengatakan, pihaknya telah menerima petunjuk teknis pelaksanaan lomba ogoh-ogoh.
Lomba rencananya akan dilakukan secara bertahap di tingkat kecamatan hingga kabupaten, pada bulan September dan Oktober mendatang.
“Ini yang dilombakan itu ogoh-ogoh pada bulan Maret lalu. Tidak boleh ogoh-ogoh baru. Jadi secara teknis,
hanya dilakukan penilaian di tempat. Tidak ada pawai atau arak-arakan,” kata Dody kemarin.
Untuk memastikan tidak ada ogoh-ogoh yang baru dibuat, Dody mengatakan Disbud Buleleng tengah melakukan proses pemantauan sekaligus verifikasi.
Pemantauan akan dilakukan di masing-masing bale banjar. Ogoh-ogoh yang dibuat sekaa truna di masing-masing banjar juga akan didokumentasikan.
“Nanti kita lihat kondisi yang ada di bale banjar. Kan tidak mungkin buat ogoh-ogoh seminggu langsung jadi. Kami mulai verifikasi dari hari ini sampai minggu depan.
Jadi kami dokumentasikan satu persatu, untuk memastikan bukan ogoh-ogoh baru yang diikutkan lomba,” jelasnya lagi.
Rencananya lomba ogoh-ogoh itu akan diikuti oleh seluruh desa adat. Tiap desa adat hanya diizinkan menyertakan sebuah ogoh-ogoh sebagai peserta.
Proses penilaian akan melibatkan seniman rupa atau kriya, perwakilan majelis desa adat, serta perwakilan pemerintah.