25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:32 AM WIB

Gegana Kerahkan Robot Jinakan Paket Berisi Bom di PLN Bali

DENPASAR – Heboh bercampur ketakutan di benak warga kota. Sebab, Kantor Perusahaan Listrik Negara Unit Pelaksana Pengatur Distribusi, PLN UP2D Bali di Jalan Diponegoro, Kota Denpasar, menerima paket mencurigakan yang diduga berisi bom, Kamis pagi (29/4).

 

Tim Gegana Polda Bali langsung sigap mengamankan paket yang diduga berisi bom tersebut, dengan menggunakan robot jenis Caliber 360 buatan Kanada.

Untuk diketahui, kejadian tersebut merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan simulasi, pelatihan tanggap darurat ancaman bom dan aksi terorisme di kantor PLN UP2D Bali, yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Brimob Polda Bali dan PLN UID Bali.

 

Petugas Jibom Gegana datang menggunakan seragam khusus yang didesain untuk meminimalisir dari dampak ledakan, juga membawa robot canggih untuk membantu operasi.

Robot penjinak bom yang berbentuk tank ini dipamerkan dari halaman depan kantor PLN hingga ke titik diduga paket berisi bom. Robot tank ini unjuk kebolehannya bersama seorang petugas kemudian mendekati lokasi benda mencurigakan yang dimaksud dengan membawa alat X-Ray untuk mengobservasi status benda tersebut.

 

Setelah diketahui bahwa benda itu berisiko tinggi bagi keselamatan, petugas kemudian menjauh dan menginformasikan kepada rekannya.

Petugas lain yang menerima informasi merupakan pengendali robot penjinak bom. Ia menggerakan robot itu menggunakan remote kontrol dari jauh.

 

Robot bernama Caliber MK 3, buatan Kanada dapat beroperasi selama tiga hingga lima jam ini mengambil barang mencurigakan tersebut dari lokasinya yang masih di lobby kantor, untuk dibawa ke titik yang aman.

 

Setelah itu paket tersebut dieliminasi dengan diledakan. Setelah itu petugas melaksanakan pemeriksaan terhadap benda yang telah diledakan dan hasilnya didapati komponen-komponen yang identik dalam bom.

Karena semua proses yang menjadi prosedur telah dilaksanakan dan barang mencurigakan telah dieliminasi, penanganan dinyatakan sukses.

 

Wakapolda Bali Brigjenpol Ketut Suardana yang turut hadir menuturkan, simulasi penanganan teror ini dilakukan untuk bersiap menghadapi aksi teror bom. Pelaksanaannya terutama di tempat-tempat yang menjadi objek vital seperti di PLN.

 

 

Kegiatan ini dilakukan sesuai SOP. Mulai ada informasi adanya ancaman atau paket di suatu instansi tersebut ada jenjang pelaporan mulai dari Polsek, Polres, Polda.

“Sinergi dengan instansi terkait dan tempat-tempat vital terus dilaksanakan agar ketika dihadapkan pada masalah semacam ini, semua pihak juga bisa mempersiapkan diri,” katanya sembari mengaku, simulasi seperti ini rutin dilaksanakan oleh Polda.

 

Sementara Manager PLN UP2D Bali Ronald P Hutahaean menuturkan, sebagai wilayah vital berisi aset negara, keamanan menjadi hal utama di PLN. Oleh karena itu pihaknya rutin melakukan simulasi untuk meningkatkan SOP dan kesiapan sumber daya manusia yang ada terhadap ancaman apapun.

Simulasi penanganan terhadap ancaman teror seperti ini sangat perlu dilakukan. Tujuannya mempersiapkan sumber daya manusia yang ada, juga meningkatkan SOP yang telah terbentuk terhadap ancaman apapun.

 

“Tujuannya, hal-hal yang dapat membahayakan minimal dapat dicegah demi keamanan dan keselamatan dalam melayani masyarakat di bidang kelistrikan,” paparnya.

 

 

Adapun pelaksanaan simulasi itu, dimulai dari adanya benda mencurigakan yang dikirim oleh orang tak dikenal, dicurigai sebagai bom dan temuan tersebut langsung dilaporkan ke Polisi. Menindaklanjuti laporan itu.

 

DENPASAR – Heboh bercampur ketakutan di benak warga kota. Sebab, Kantor Perusahaan Listrik Negara Unit Pelaksana Pengatur Distribusi, PLN UP2D Bali di Jalan Diponegoro, Kota Denpasar, menerima paket mencurigakan yang diduga berisi bom, Kamis pagi (29/4).

 

Tim Gegana Polda Bali langsung sigap mengamankan paket yang diduga berisi bom tersebut, dengan menggunakan robot jenis Caliber 360 buatan Kanada.

Untuk diketahui, kejadian tersebut merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan simulasi, pelatihan tanggap darurat ancaman bom dan aksi terorisme di kantor PLN UP2D Bali, yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Brimob Polda Bali dan PLN UID Bali.

 

Petugas Jibom Gegana datang menggunakan seragam khusus yang didesain untuk meminimalisir dari dampak ledakan, juga membawa robot canggih untuk membantu operasi.

Robot penjinak bom yang berbentuk tank ini dipamerkan dari halaman depan kantor PLN hingga ke titik diduga paket berisi bom. Robot tank ini unjuk kebolehannya bersama seorang petugas kemudian mendekati lokasi benda mencurigakan yang dimaksud dengan membawa alat X-Ray untuk mengobservasi status benda tersebut.

 

Setelah diketahui bahwa benda itu berisiko tinggi bagi keselamatan, petugas kemudian menjauh dan menginformasikan kepada rekannya.

Petugas lain yang menerima informasi merupakan pengendali robot penjinak bom. Ia menggerakan robot itu menggunakan remote kontrol dari jauh.

 

Robot bernama Caliber MK 3, buatan Kanada dapat beroperasi selama tiga hingga lima jam ini mengambil barang mencurigakan tersebut dari lokasinya yang masih di lobby kantor, untuk dibawa ke titik yang aman.

 

Setelah itu paket tersebut dieliminasi dengan diledakan. Setelah itu petugas melaksanakan pemeriksaan terhadap benda yang telah diledakan dan hasilnya didapati komponen-komponen yang identik dalam bom.

Karena semua proses yang menjadi prosedur telah dilaksanakan dan barang mencurigakan telah dieliminasi, penanganan dinyatakan sukses.

 

Wakapolda Bali Brigjenpol Ketut Suardana yang turut hadir menuturkan, simulasi penanganan teror ini dilakukan untuk bersiap menghadapi aksi teror bom. Pelaksanaannya terutama di tempat-tempat yang menjadi objek vital seperti di PLN.

 

 

Kegiatan ini dilakukan sesuai SOP. Mulai ada informasi adanya ancaman atau paket di suatu instansi tersebut ada jenjang pelaporan mulai dari Polsek, Polres, Polda.

“Sinergi dengan instansi terkait dan tempat-tempat vital terus dilaksanakan agar ketika dihadapkan pada masalah semacam ini, semua pihak juga bisa mempersiapkan diri,” katanya sembari mengaku, simulasi seperti ini rutin dilaksanakan oleh Polda.

 

Sementara Manager PLN UP2D Bali Ronald P Hutahaean menuturkan, sebagai wilayah vital berisi aset negara, keamanan menjadi hal utama di PLN. Oleh karena itu pihaknya rutin melakukan simulasi untuk meningkatkan SOP dan kesiapan sumber daya manusia yang ada terhadap ancaman apapun.

Simulasi penanganan terhadap ancaman teror seperti ini sangat perlu dilakukan. Tujuannya mempersiapkan sumber daya manusia yang ada, juga meningkatkan SOP yang telah terbentuk terhadap ancaman apapun.

 

“Tujuannya, hal-hal yang dapat membahayakan minimal dapat dicegah demi keamanan dan keselamatan dalam melayani masyarakat di bidang kelistrikan,” paparnya.

 

 

Adapun pelaksanaan simulasi itu, dimulai dari adanya benda mencurigakan yang dikirim oleh orang tak dikenal, dicurigai sebagai bom dan temuan tersebut langsung dilaporkan ke Polisi. Menindaklanjuti laporan itu.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/