Warning: Undefined variable $reporternya in /var/www/devwpradar/wp-content/themes/Newspaper/functions.php on line 229
33.5 C
Jakarta
20 Juli 2024, 14:49 PM WIB

Gelombang Tinggi, Nelayan di Tabanan Pilih Tak Melaut

 

TABANAN- Cuaca buruk awal bulan Juni membuat sejumlah nelayan di Tabanan tidak melaut. Apalagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir (rob) di wilayah Bali pada 30 Mei hingga 7 Juni 2022 mendatang.

 

Beberapa diantaranya terjadi di pesisir pantai wilayah Kabupaten Tabanan dengan ketinggian dan waktu yang berbeda. Nelayan diimbau berhati-hati saat melaut. Imbauan itu diikuti nelayan di Pantai Yeh Gangga yang memilih tidak melaut karena cuaca buruk.

 

Salah satu nelayan di Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara I Wayan Murdika mengaku tak mencari ikan di laut. Ini karena cuaca buruk seperti angin dan gelombang tinggi. Ketinggian gelombang mencapai 2-2,5 meter lebih.

 

Untuk saat ini dominan di laut musim ikan bawal putih yang nilai jualnya lumayan. Meskipun begitu, Murdika tetap memilih keselamatan. “Sementara waktu tak melaut dulu demi keselamatan,” ucapnya, Kamis (2/6).

 

Kendati tidak melaut, Murdika mengatakan dirinya tetap bekerja serabutan.”Kalau kerja di darat apa saja, mulai dari ke sawah, buruh bangunan asal tidak menganggur. Bisa juga saya kerja perbaiki jaring tangkap,” ujarnya.

 

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan I Ketut Arsana Yasa, mengakui ketinggian gelombang laut mencapai 2,5 meter lebih saat ini. Sehingga banyak nelayan memilih tidak melaut sementara waktu.

 

“Karena gelombang laut masih tinggi pihaknya sudah mengingatkan sejumlah nelayan di Tabanan untuk menjauhkan alat tangkap dari bibir pantai agar tidak hanyut terbawa gelombang laut,” tuturnya.

 

Disisi lain Arsana Yasa juga mengingatkan bahwasannya BMKG telah menginformasikan adanya ancaman banjir rob yang akan terjadi di pesisir pantai wilayah Bali, termasuk Kabupaten Tabanan dalam satu minggu ke depan.  Banjir rob ini merupakan siklus yang terjadi setiap tahun, dan bagi masyarakat Bali merupakan peralihan sasih. Inipun juga berdampak terhadap gelombang laut.

 

Berdasarkan informasi yang diperoleh Arsana Yasa,  wilayah pesisir di Tabanan yang akan terdampak banjir rob sesuai peringatan BMKG adalah Pantai Balian, Pantai Soka, dan Pantai Pasut. “Selain itu, ancaman banjir rob juga terjadi di Pantai Kelating, Pantai Yeh Gangga, Pantai Kedungu, dan Pantai Tanah Lot,” ungkapnya.

 

Arsana Yasa memprediksi dampak banjir rob di wilayah pantai pesisir Kabupaten Tabanan kali ini tidak separah tahun lalu, yang mana air laut meluber jauh dari bibir pantai. “Untuk tahun ini, ketinggian gelombang masih berada antara 0,5-1,5 meter. Kondisi ini masih cukup bagus dan tidak berbahaya untuk melaut,” tandasnya.(uli)

 

 

TABANAN- Cuaca buruk awal bulan Juni membuat sejumlah nelayan di Tabanan tidak melaut. Apalagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir (rob) di wilayah Bali pada 30 Mei hingga 7 Juni 2022 mendatang.

 

Beberapa diantaranya terjadi di pesisir pantai wilayah Kabupaten Tabanan dengan ketinggian dan waktu yang berbeda. Nelayan diimbau berhati-hati saat melaut. Imbauan itu diikuti nelayan di Pantai Yeh Gangga yang memilih tidak melaut karena cuaca buruk.

 

Salah satu nelayan di Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara I Wayan Murdika mengaku tak mencari ikan di laut. Ini karena cuaca buruk seperti angin dan gelombang tinggi. Ketinggian gelombang mencapai 2-2,5 meter lebih.

 

Untuk saat ini dominan di laut musim ikan bawal putih yang nilai jualnya lumayan. Meskipun begitu, Murdika tetap memilih keselamatan. “Sementara waktu tak melaut dulu demi keselamatan,” ucapnya, Kamis (2/6).

 

Kendati tidak melaut, Murdika mengatakan dirinya tetap bekerja serabutan.”Kalau kerja di darat apa saja, mulai dari ke sawah, buruh bangunan asal tidak menganggur. Bisa juga saya kerja perbaiki jaring tangkap,” ujarnya.

 

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan I Ketut Arsana Yasa, mengakui ketinggian gelombang laut mencapai 2,5 meter lebih saat ini. Sehingga banyak nelayan memilih tidak melaut sementara waktu.

 

“Karena gelombang laut masih tinggi pihaknya sudah mengingatkan sejumlah nelayan di Tabanan untuk menjauhkan alat tangkap dari bibir pantai agar tidak hanyut terbawa gelombang laut,” tuturnya.

 

Disisi lain Arsana Yasa juga mengingatkan bahwasannya BMKG telah menginformasikan adanya ancaman banjir rob yang akan terjadi di pesisir pantai wilayah Bali, termasuk Kabupaten Tabanan dalam satu minggu ke depan.  Banjir rob ini merupakan siklus yang terjadi setiap tahun, dan bagi masyarakat Bali merupakan peralihan sasih. Inipun juga berdampak terhadap gelombang laut.

 

Berdasarkan informasi yang diperoleh Arsana Yasa,  wilayah pesisir di Tabanan yang akan terdampak banjir rob sesuai peringatan BMKG adalah Pantai Balian, Pantai Soka, dan Pantai Pasut. “Selain itu, ancaman banjir rob juga terjadi di Pantai Kelating, Pantai Yeh Gangga, Pantai Kedungu, dan Pantai Tanah Lot,” ungkapnya.

 

Arsana Yasa memprediksi dampak banjir rob di wilayah pantai pesisir Kabupaten Tabanan kali ini tidak separah tahun lalu, yang mana air laut meluber jauh dari bibir pantai. “Untuk tahun ini, ketinggian gelombang masih berada antara 0,5-1,5 meter. Kondisi ini masih cukup bagus dan tidak berbahaya untuk melaut,” tandasnya.(uli)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/