31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:34 AM WIB

Stok Air Warga Mulai Menipis, Seraya Timur Terancam Kekeringan

AMLAPURA- Ketersediaan air bersih di wilayah Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem mulai menipis. Kondisi ini membuat warga setempat khawatir ketika nantinya air benar-benar habis. Praktis hal ini menjadi masalah mengingat air menjadi kebutuhan warga yang sangat mendesak. Terlebih sebentar lagi memasuki musim kemarau.

 

Hal itu dibenarkan Kepala Dusun Tanah Barak, I Made Putra dikonfirmasi Rabu (30/3) kemarin. Kata dia, air bersih yang saat ini ditampung di cubang miliknya dari air hujan hanya cukup untuk waktu tiga bulan ke depan. “Kalau dihitung dari bulan April, mungkin hanya bertahan sampai Juni saja. Kondisi ini sudah terjadi dari Februari kemarin,” ucap Putra.

 

Dia mengungkapkan, menipisnya simpanan air bersih akibat pasokan air seret. Sementara debit sumber air yang ada di Dusun Tanah Barak mulai kering karena kondisi cuaca yang saat ini jarang terjadi hujan. “Stok air di cubang pribadi warga sekitar 10 sampai 15 kubik,” terangnya.

 

Dalam satu hari imbuh Putra, kebutuhan air masing-masing warga antara satu sampai dua ember untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di luar untuk kebutuhan mandi. “Air di cubang digunakan untuk memasak, minum, cuci dan memberi minum ternak,” jelasnya.

 

Atas kondisi ini, warga terpaksa mengirit penggunaan air bersih, dengan harapan bisa digunakan dalam waktu panjang. “Dari dulu air di tempat kami memang sering menjadi masalah,” imbuhnya. 

 

Ketika ketersediaan air bersih sudah habis, terpaksa warganya membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan biaya yang lumayan. “Per tangki harganya lumayan. Antara Rp 300 sampai Rp 350 ribu,” tandasnya.

 

Warga Tanah Barak yang bermukim di bagian atas terpaksa mencari air dengan berjalan kaki dan mengunakan sepeda motornya dengan jarak tempuh hingga 2 kilometer.

 

AMLAPURA- Ketersediaan air bersih di wilayah Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem mulai menipis. Kondisi ini membuat warga setempat khawatir ketika nantinya air benar-benar habis. Praktis hal ini menjadi masalah mengingat air menjadi kebutuhan warga yang sangat mendesak. Terlebih sebentar lagi memasuki musim kemarau.

 

Hal itu dibenarkan Kepala Dusun Tanah Barak, I Made Putra dikonfirmasi Rabu (30/3) kemarin. Kata dia, air bersih yang saat ini ditampung di cubang miliknya dari air hujan hanya cukup untuk waktu tiga bulan ke depan. “Kalau dihitung dari bulan April, mungkin hanya bertahan sampai Juni saja. Kondisi ini sudah terjadi dari Februari kemarin,” ucap Putra.

 

Dia mengungkapkan, menipisnya simpanan air bersih akibat pasokan air seret. Sementara debit sumber air yang ada di Dusun Tanah Barak mulai kering karena kondisi cuaca yang saat ini jarang terjadi hujan. “Stok air di cubang pribadi warga sekitar 10 sampai 15 kubik,” terangnya.

 

Dalam satu hari imbuh Putra, kebutuhan air masing-masing warga antara satu sampai dua ember untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di luar untuk kebutuhan mandi. “Air di cubang digunakan untuk memasak, minum, cuci dan memberi minum ternak,” jelasnya.

 

Atas kondisi ini, warga terpaksa mengirit penggunaan air bersih, dengan harapan bisa digunakan dalam waktu panjang. “Dari dulu air di tempat kami memang sering menjadi masalah,” imbuhnya. 

 

Ketika ketersediaan air bersih sudah habis, terpaksa warganya membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan biaya yang lumayan. “Per tangki harganya lumayan. Antara Rp 300 sampai Rp 350 ribu,” tandasnya.

 

Warga Tanah Barak yang bermukim di bagian atas terpaksa mencari air dengan berjalan kaki dan mengunakan sepeda motornya dengan jarak tempuh hingga 2 kilometer.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/