31.8 C
Jakarta
13 Desember 2024, 12:04 PM WIB

Duh, Anjing yang Mengamuk Ternyata Positif Rabies

BUSUNGBIU– Anjing yang mengamuk di Desa Busungbiu pada Selasa (31/5) lalu, dipastikan positif rabies. Kabar itu didapat, setelah sampel otak anjing tersebut diuji di Laboratorium Karantina Hewan. Hal itu tak pelak membuat warga kian khawatir.

 

Pagi tadi tim Dinas Pertanian Buleleng akhirnya melakukan eleminasi terhadap anjing-anjing liar di Desa Busungbiu. Tim dikawal tokoh masyarakat, pecalang, linmas, serta babinsa.

 

Selain melakukan eleminasi, Dinas Pertanian juga menyiapkan tim vaksinasi. Tim vaksin bergerak bersama dengan tim eleminasi. Apabila ada hewan milik warga yang belum divaksin, maka tim vaksin akan turun tangan. Namun bila ada anjing yang liar dan tidak mengenakan kalung tanda telah divaksin, maka anjing langsung ditembak menggunakan racun khusus.

 

Tim eleminasi menghadapi tantangan yang cukup besar. Maklum wilayah Busungbiu sebagian besar berupa areal perkebunan. Ketika tim datang, anjing-anjing itu langsung berlari mencari tempat berlindung. Hingga sore, tim hanya mampu mengeleminasi 59 ekor anjing. Selain itu ada 559 ekor anjing yang divaksin.

 

Perbekel Busungbiu Ketut Suartama mengungkapkan, eleminasi itu dilakukan karena kasus gigitan anjing liar terus mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2022, ia menyebut ada 30 kasus gigitan di wilayahnya. Dari puluhan kasus itu, sebanyak 3 ekor diantaranya dinyatakan positif rabies.

 

“Terakhir yang positif itu yang menggigit tempo hari (Selasa, Red). Ini kami lakukan karena banyak anjing liar yang meresahkan warga kami. Selain itu banyak juga yang pelihara anjing, tapi malah diliarkan. Ini kami tertibkan,” kata Suartama.

 

Sebenarnya Desa Busungbiu sempat melakukan langkah serupa 4 tahun silam. Saat itu kasus gigitan anjing juga melonjak tajam. Sehingga pihak desa memutuskan mengambil langkah frontal.

 

Mengantisipasi kasus rabies, Suartama berencana mengetatkan tata laksana pemeliharaan anjing. Desa dinas dan desa adat sepakat membuat perarem. Sehingga perdes dan awig-awig menjadi lebih kuat.

 

Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng, Made Suparma mengatakan, langkah itu diambil untuk mengendalikan populasi. Utamanya yang berstatus hewan liar. Sebab kondisi di desa tersebut cukup mengkhawatirkan.

 

Dinas Pertanian juga berencana melakukan langkah kastrasi untuk mengendalikan populasi. “Nanti kami evaluasi, metode mana yang paling efektif untuk pencegahan rabies dan pengendalian populasi,” katanya.

 

Menurut Suparma pihaknya harus mengambil langkah yang cukup frontal. Sebab kasus gigitan anjing terus mengalami peningkatan.

 

“Tiap hari ada laporan kasus gigitan. Kami khawatir nanti teman-teman di kesehatan kewalahan melayani permintaan VAR (Vaksin Anti Rabies). Kalau tidak dapat VAR, ada persoalan yang lebih serius lagi nanti,” demikian Suparma. (eps)

 

 

BUSUNGBIU– Anjing yang mengamuk di Desa Busungbiu pada Selasa (31/5) lalu, dipastikan positif rabies. Kabar itu didapat, setelah sampel otak anjing tersebut diuji di Laboratorium Karantina Hewan. Hal itu tak pelak membuat warga kian khawatir.

 

Pagi tadi tim Dinas Pertanian Buleleng akhirnya melakukan eleminasi terhadap anjing-anjing liar di Desa Busungbiu. Tim dikawal tokoh masyarakat, pecalang, linmas, serta babinsa.

 

Selain melakukan eleminasi, Dinas Pertanian juga menyiapkan tim vaksinasi. Tim vaksin bergerak bersama dengan tim eleminasi. Apabila ada hewan milik warga yang belum divaksin, maka tim vaksin akan turun tangan. Namun bila ada anjing yang liar dan tidak mengenakan kalung tanda telah divaksin, maka anjing langsung ditembak menggunakan racun khusus.

 

Tim eleminasi menghadapi tantangan yang cukup besar. Maklum wilayah Busungbiu sebagian besar berupa areal perkebunan. Ketika tim datang, anjing-anjing itu langsung berlari mencari tempat berlindung. Hingga sore, tim hanya mampu mengeleminasi 59 ekor anjing. Selain itu ada 559 ekor anjing yang divaksin.

 

Perbekel Busungbiu Ketut Suartama mengungkapkan, eleminasi itu dilakukan karena kasus gigitan anjing liar terus mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2022, ia menyebut ada 30 kasus gigitan di wilayahnya. Dari puluhan kasus itu, sebanyak 3 ekor diantaranya dinyatakan positif rabies.

 

“Terakhir yang positif itu yang menggigit tempo hari (Selasa, Red). Ini kami lakukan karena banyak anjing liar yang meresahkan warga kami. Selain itu banyak juga yang pelihara anjing, tapi malah diliarkan. Ini kami tertibkan,” kata Suartama.

 

Sebenarnya Desa Busungbiu sempat melakukan langkah serupa 4 tahun silam. Saat itu kasus gigitan anjing juga melonjak tajam. Sehingga pihak desa memutuskan mengambil langkah frontal.

 

Mengantisipasi kasus rabies, Suartama berencana mengetatkan tata laksana pemeliharaan anjing. Desa dinas dan desa adat sepakat membuat perarem. Sehingga perdes dan awig-awig menjadi lebih kuat.

 

Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng, Made Suparma mengatakan, langkah itu diambil untuk mengendalikan populasi. Utamanya yang berstatus hewan liar. Sebab kondisi di desa tersebut cukup mengkhawatirkan.

 

Dinas Pertanian juga berencana melakukan langkah kastrasi untuk mengendalikan populasi. “Nanti kami evaluasi, metode mana yang paling efektif untuk pencegahan rabies dan pengendalian populasi,” katanya.

 

Menurut Suparma pihaknya harus mengambil langkah yang cukup frontal. Sebab kasus gigitan anjing terus mengalami peningkatan.

 

“Tiap hari ada laporan kasus gigitan. Kami khawatir nanti teman-teman di kesehatan kewalahan melayani permintaan VAR (Vaksin Anti Rabies). Kalau tidak dapat VAR, ada persoalan yang lebih serius lagi nanti,” demikian Suparma. (eps)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/