SINGARAJA– Puluhan siswa di SMP Negeri Satu Atap 2 Kubutambahan di Desa Tambakan, mengalami keracunan makanan. Mereka terpaksa dilarikan ke beberapa rumah sakit. Karena gejala yang dialami cukup berat.
Peristiwa bermula saat sekolah menggelar acara perpisahan. Seluruh siswa, guru, tenaga kependidikan, serta komite sekolah dilibatkan dalam acara tersebut. Pada pukul 12.00 siang, panitia perpisahan membagikan nasi bungkus kepada seluruh siswa dan tamu undangan. Nasi itu dibeli dari salah satu pedagang di desa setempat.
Sekitar pukul 12.30 siang, siswa dan tamu undangan mulai bubar. Nah mulai pukul 14.00 siang, sejumlah siswa mulai mengeluhkan gejala berupa pusing, mual, muntah-muntah, bahkan ada yang mengalami diare. Mereka sempat dilarikan ke Puskesmas Kintamani III di Desa Belantih.
Namun mulai pukul 15.00 siang, jumlah siswa yang datang semakin banyak. Mereka kemudian diarahkan ke RSUD Giri Emas. Rupanya RSUD Giri Emas juga kewalahan. Korban keracunan langsung diarahkan menuju RSUD Buleleng dan beberapa RS swasta yang ada di Singaraja. Mereka baru sampai di RSUD Buleleng pada pukul 18.15 sore.
Salah satu orang tua siswa mengungkapkan, putrinya menunjukkan gejala lemas mulai pukul 16.00 siang. Ia pun panik, karena saat sampai di rumah putrinya masih baik-baik saja. “Langsung saya ajak ke Puskesmas Belantih. Ternyata di sana sudah banyak tetangga. Langsung disuruh ke Giri Emas. Lalu dirujuk ke RSUD,” katanya.
Kepala SMPN Satu Atap 2 Kubutambahan, Komang Rupada mengatakan, dirinya baru mendapat kabar siswa mengalami keracunan massal pada pukul 14.00 siang. Saat itu juga ia langsung menuju ke RSUD Giri Emas. Di sana, orang tua siswa dan guru lainnya sudah kewalahan membantu para pasien.
Menurut Rupada pada acara tersebut, panitia memang membagikan nasi bungkus pada siswa. Rupada menyebut menu nasi bungkus yang dibagikan terbilang standar. Yakni daging ayam/babi, mie, sayur, dan sambal.
“Semua siswa dapat nasi. Guru juga dapat. Saya juga ikut makan nasi yang sama. Saya sama sekali tidak menyangka akan ada kejadian begini,” katanya.
Hingga pukul 20.00 malam, dari total 161 orang siswa, tercatat ada 84 orang yang mendapat penanganan medis. Sebanyak 58 orang dirawat di RSUD Buleleng, 12 orang dirawat di RSUD Giri Emas, 7 orang dirawat di RSU Parama Sidhi, dan 7 orang lainnya dirawat di salah satu klinik swasta yang ada di Kintamani.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Ida Bagus Gde Surya Bharata mengatakan, pihaknya sempat menyebarkan surat edaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan yang melibatkan siswa. Utamanya kegiatan yang membagikan makanan. Sekolah diminta berhati-hati dalam menyiapkan makanan.
“Kami tidak bisa spekulasi penyebabnya. Karena vendor yang dipilih memang sudah biasa jualan nasi. Kami sudah berkoordinasi dengan RSUD Buleleng dan Dinas Kesehatan, agar penanganan terhadap anak-anak dan guru diutamakan. Mudah-mudahan kondisinya ringan,” ujar Surya Bharata.
Di sisi lain, Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD. mengungkapkan, rata-rata pasien yang masuk ke RSUD Buleleng menunjukkan gejala ringan-sedang. Namun ada pula yang menunjukkan gejala sedang-berat. Hingga malam, ada 30 orang yang harus mendapat penanganan lebih serius.
“Beberapa kasus masuk gejala sedang dan berat. Mungkin perlu perawatan selama semalam sampai dua malam. Kalau yang lain gejala ringan. Kami observasi dalam 4 jam mendatang. Kalau tidak ada keluhan, bisa dipulangkan,” katanya.
Jumlah pasien yang banyak, tak urung membuat RSUD kewalahan. Manajemen rumah sakit harus mengerahkan velbed atau tempat tidur darurat untuk melayani para pasien. Tim medis juga dikerahkan sebanyak mungkin untuk melayani pasien yang masuk di IGD.
Ia pun menghimbau agar pihak penyelenggara kegiatan lebih hati-hati saat menyiapkan makanan. “Biasanya kalau makanan dibuat dalam jumlah banyak dan dipesan dalam satu vendor, seringkali makan waktu lama. Saran saya, sebaiknya dipecah ke beberapa vendor. Jadi tidak dipaksakan membuat dalam jumlah banyak. Karena risikonya nanti ke kualitas dan ada juga potensi makanan jadi tidak higienis,” demikian Arya. (eps)