SINGARAJA– Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfo Santi) Buleleng mengusulkan perluasan akses internet gratis. Akses internet diharapkan bisa mencakup banjar adat. Sehingga layanan itu bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
Selama ini internet gratis dilayani lewat program Bali Smart Island. Namun, program itu hanya mencakup layanan di tingkat desa adat saja. Biasanya akses tersebut dipasang di wantilan desa adat. Ada pula beberapa titik yang dipasang di lokasi lain, seperti bale banjar maupun LPD.
Khusus di Kabupaten Buleleng, kini tercatat ada 215 titik akses internet gratis yang dilayani program Bali Smart Island. Layanan itu mencakup 169 desa adat, 26 objek wisata, dan 20 puskesmas.
Kepala Dinas Kominfo Santi Buleleng Ketut Suwarmawan mengatakan, pihaknya telah menyurati Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfos) Bali. Dalam surat itu, pihaknya mengusulkan agar akses internet bisa diperluas lagi.
“Kami meneruskan apa yang jadi harapan prajuru dan krama di desa adat. Kebanyakan berharap agar akses internet bisa diperluas sampai ke banjar adat,” kata Suwarmawan.
Menurutnya ada beberapa desa adat yang membutuhkan akses internet lebih banyak. Contohnya Desa Adat Buleleng.
Wewidangan Desa Adat Buleleng mencakup 14 banjar adat. Namun akses internet hanya tersedia di wantilan desa adat.
Hal serupa juga terjadi di Desa Adat Panji. Wewidangan Desa Adat Panji mencakup wilayah Desa Panji, Desa Panji Anom, dan sebagian Desa Tegallinggah. “Mengacu pertimbangan tersebut, maka kami menyurati provinsi. Mudah-mudahan dapat disetujui,” katanya.
Dari hitung-hitungan Dinas Kominfo Santi Buleleng, tercatat ada 654 banjar adat di seantero Kabupaten Buleleng. Dengan penambahan titik layanan itu, maka diperkirakan butuh anggaran sebesar Rp 6 miliar dalam setahun.
“Kalau bisa disetujui, ini akan sangat membantu penyebaran informasi pada krama adat. Kedepan ini juga akan memudahkan pemberdayaan ekonomi krama, sampai ke tingkat banjar,” demikian Suwarmawan. (eps)