34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 15:00 PM WIB

Antisipasi Serangan Hepatitis ke Anak, Tim Medis Diminta Siaga

 

SINGARAJA– Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG meminta agar tim medis meningkatkan kesiagaan. Seiring dengan munculnya kasus serangan hepatitis pada anak-anak. Selain melakukan upaya pengobatan, tim medis juga diminta menggencarkan sosialisasi.

Sutjidra mengatakan, serangan hepatitis pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya. Sejauh ini kasus yang ditemukan dipicu karena adenovirus. Namun belum ada studi lebih lanjut mengenai sebaran kasus tersebut.

“Ini menyerang anak. Utamanya yang usia sebulan sampai 16 tahun. Gejalanya seperti hepatitis. Ini harus diantisipasi, karena kalau menyerang anak dampaknya bisa fatal,” kata Sutjidra.

Menurutnya penyakit itu sebenarnya bisa dicegah dengan hal yang sederhana. Yakni dengan menerapakn Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Seperti mencuci tangan dengan sabun secara berkala, serta menerapkan protokol kesehatan seperti yang telah diterapkan selama pandemi covid-19.

“Memang ini tantangan yang baru. Karena yang dikedepankan adalah langkah pencegahan. Saya sudah instruksikan pada Dinas Kesehatan agar lebih aktif melakukan promosi kesehatan sebagai pencegahan. Kemudian RSUD harus siap melakukan upaya pengobatan,” kata Sutjidra.

Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD mengungkapkan, pihaknya sebagai rumah sakit rujukan sudah menyiapkan prosedur standar untuk menangani kasus tersebut. Rute pelayanan juga sudah disiapkan untuk mengantisipasi sebarang yang lebih masif.

Arya mengatakan, saat ini RSUD Buleleng sudah menyiapkan beberapa ruang isolasi. Mengingat penyakit itu dipicu oleh virus. “Kalau memang perlu ruang isolasi, tinggal kami set mereka sudah bisa masuk. Mudah-mudahan kasus ini tidak sampai ke Buleleng,” katanya.

Lebih lanjut Arya mengatakan, infeksi hepatitis sejauh ini belum ditemukan obatnya. Hal yang penting dilakukan adalah langkah pencegahan.

“Cukup terapi suportif. Pasien harus istirahat, menjalani masa isolasi, kemudian diberi nutrisi. Obat akan diberikan untuk meredakan gejala,” demikian Arya. (eps)

 

SINGARAJA– Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG meminta agar tim medis meningkatkan kesiagaan. Seiring dengan munculnya kasus serangan hepatitis pada anak-anak. Selain melakukan upaya pengobatan, tim medis juga diminta menggencarkan sosialisasi.

Sutjidra mengatakan, serangan hepatitis pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya. Sejauh ini kasus yang ditemukan dipicu karena adenovirus. Namun belum ada studi lebih lanjut mengenai sebaran kasus tersebut.

“Ini menyerang anak. Utamanya yang usia sebulan sampai 16 tahun. Gejalanya seperti hepatitis. Ini harus diantisipasi, karena kalau menyerang anak dampaknya bisa fatal,” kata Sutjidra.

Menurutnya penyakit itu sebenarnya bisa dicegah dengan hal yang sederhana. Yakni dengan menerapakn Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Seperti mencuci tangan dengan sabun secara berkala, serta menerapkan protokol kesehatan seperti yang telah diterapkan selama pandemi covid-19.

“Memang ini tantangan yang baru. Karena yang dikedepankan adalah langkah pencegahan. Saya sudah instruksikan pada Dinas Kesehatan agar lebih aktif melakukan promosi kesehatan sebagai pencegahan. Kemudian RSUD harus siap melakukan upaya pengobatan,” kata Sutjidra.

Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD mengungkapkan, pihaknya sebagai rumah sakit rujukan sudah menyiapkan prosedur standar untuk menangani kasus tersebut. Rute pelayanan juga sudah disiapkan untuk mengantisipasi sebarang yang lebih masif.

Arya mengatakan, saat ini RSUD Buleleng sudah menyiapkan beberapa ruang isolasi. Mengingat penyakit itu dipicu oleh virus. “Kalau memang perlu ruang isolasi, tinggal kami set mereka sudah bisa masuk. Mudah-mudahan kasus ini tidak sampai ke Buleleng,” katanya.

Lebih lanjut Arya mengatakan, infeksi hepatitis sejauh ini belum ditemukan obatnya. Hal yang penting dilakukan adalah langkah pencegahan.

“Cukup terapi suportif. Pasien harus istirahat, menjalani masa isolasi, kemudian diberi nutrisi. Obat akan diberikan untuk meredakan gejala,” demikian Arya. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/