28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:42 AM WIB

Catat! Lantaran Pengawasan Lemah, Pengerjaan Proyek Perbaikan Jalan Jadi Asal-Asalan

SINGARAJA – Pengawasan terhadap proyek perbaikan jalan di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, dianggap lemah. Dampaknya pengerjaan proyek pun jadi asal-asalan. Bahkan proyek itu diprediksi tak akan selesai tepat waktu.

Saat ini di Desa Pejarakan terdapat sebuah proyek rekonstruksi jalan. Jalan itu dari Pasar Goris menuju pemandian air panas, serta ruas Pejarakan-Batu Ampar. Panjang jalan mencapai 3,8 kilometer dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,47 miliar.

DPRD Buleleng rupanya mendapat laporan adanya pelaksanaan proyek yang kurang beres. Pagi kemarin (3/10), Komisi II DPRD Buleleng melakukan inspeksi mendadak ke proyek tersebut. Inspeksi dipimpin Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa. Sejumlah anggota juga ikut hadir.

Dalam inspeksi itu, Mangku sempat melihat pengerjaan proyek. Ternyata kemarin, tak ada pekerjaan yang dilaksanakan. Saat mendatangi kantor proyek, kantor juga didapati dalam kondisi kosong.

“Dari sisi pekerjaan, ini masih jauh dari harapan. Padahal targetnya November 2022 selesai. Tapi saya rasa ini sulit selesai tepat waktu. Jelas ini pengawasan proyeknya sangat lemah. Seolah-olah proyek ini tidak terkontrol,” kata Mangku.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebut, temuan DPRD Buleleng menunjukkan sebelum dilakukan pengaspalan, seharusnya aspal lama ditumpuk material agregat. Faktanya aspal yang bopeng justru ditimbun dengan tanah urug.

“Ini kan fatal. Aspalnya tidak akan bertahan lama. Sudah jelas tidak sesuai perencanaan. Kami minta Dinas PU benar-benar mengawasi pekerjaan proyek fisik. Pekerjaan yang asal-asalan ujungnya akan merugikan masyarakat juga,” tegasnya.

Di sisi lain Perbekel Pejarakan Made Astawa mengatakan, warga sangat berharap jalan bisa bertahan lama. Sebab sudah cukup lama warga menanti proses perbaikan jalan. Menurutnya warga juga berharap proyek dilengkapi dengan perbaikan saluran drainase.

“Kalau tidak diperbaiki, ketika hujan, airnya akan tumpah ke jalan. Kami harap agar dibuatkan drainase, supaya air itu tertampung di sana. Bukan tergenang di jalan, sehingga kami lebih lama bisa menikmati jalan ini,” ujarnya. (eps)

SINGARAJA – Pengawasan terhadap proyek perbaikan jalan di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, dianggap lemah. Dampaknya pengerjaan proyek pun jadi asal-asalan. Bahkan proyek itu diprediksi tak akan selesai tepat waktu.

Saat ini di Desa Pejarakan terdapat sebuah proyek rekonstruksi jalan. Jalan itu dari Pasar Goris menuju pemandian air panas, serta ruas Pejarakan-Batu Ampar. Panjang jalan mencapai 3,8 kilometer dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,47 miliar.

DPRD Buleleng rupanya mendapat laporan adanya pelaksanaan proyek yang kurang beres. Pagi kemarin (3/10), Komisi II DPRD Buleleng melakukan inspeksi mendadak ke proyek tersebut. Inspeksi dipimpin Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa. Sejumlah anggota juga ikut hadir.

Dalam inspeksi itu, Mangku sempat melihat pengerjaan proyek. Ternyata kemarin, tak ada pekerjaan yang dilaksanakan. Saat mendatangi kantor proyek, kantor juga didapati dalam kondisi kosong.

“Dari sisi pekerjaan, ini masih jauh dari harapan. Padahal targetnya November 2022 selesai. Tapi saya rasa ini sulit selesai tepat waktu. Jelas ini pengawasan proyeknya sangat lemah. Seolah-olah proyek ini tidak terkontrol,” kata Mangku.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebut, temuan DPRD Buleleng menunjukkan sebelum dilakukan pengaspalan, seharusnya aspal lama ditumpuk material agregat. Faktanya aspal yang bopeng justru ditimbun dengan tanah urug.

“Ini kan fatal. Aspalnya tidak akan bertahan lama. Sudah jelas tidak sesuai perencanaan. Kami minta Dinas PU benar-benar mengawasi pekerjaan proyek fisik. Pekerjaan yang asal-asalan ujungnya akan merugikan masyarakat juga,” tegasnya.

Di sisi lain Perbekel Pejarakan Made Astawa mengatakan, warga sangat berharap jalan bisa bertahan lama. Sebab sudah cukup lama warga menanti proses perbaikan jalan. Menurutnya warga juga berharap proyek dilengkapi dengan perbaikan saluran drainase.

“Kalau tidak diperbaiki, ketika hujan, airnya akan tumpah ke jalan. Kami harap agar dibuatkan drainase, supaya air itu tertampung di sana. Bukan tergenang di jalan, sehingga kami lebih lama bisa menikmati jalan ini,” ujarnya. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/