33.9 C
Jakarta
24 November 2024, 15:15 PM WIB

Duh, Puluhan Hektare Sawah di Banyuning Terancam Kekeringan

SINGARAJA– Sedikitnya 27 hektare sawah di Subak Kayupas Beduuran, Kelurahan Banyuning, terancam kekeringan. Penyebabnya saluran subak jebol setelah diguyur hujan lebat. Krama subak memilih melakukan perbaikan sementara. Namun mereka khawatir saluran subak akan kering pada jelang musim kemarau nanti.

 

Saluran subak itu terletak di Lingkungan Banyuning Utara. Tepatnya di Jalan Pulau Batam, Gang Murai. Saluran sepanjang 10 meter itu jebol pada Senin (9/5) lalu. Ini kedua kalinya saluran tersebut mengalami jebol dalam kurun waktu setahun terakhir.

 

Kelian Subak Kayupas Beduuran, Gede Wirasada menuturkan, saluran subak sempat jebol pada 26 Maret lalu. Saat itu krama subak berusaha melakukan perbaikan apa adanya. Dengan cara membuat tanggul sederhana dari karung dan tanah.

Beberapa bulan berselang, saluran kembali jebol. Sehingga puluhan hektare lahan pertanian tidak terairi.

 

“Luas areal tanam kami 27 hektare. Sekarang rata-rata usianya 31 hari. Ini yang menyebabkan kami khawatir, karena sedang butuh air,” kata Wirasada saat ditemui sore Kamis (12/5).

 

Ia mengaku sudah melaporkan kerusakan itu pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng serta Dinas Pertanian Buleleng. Hanya saja perbaikan memakan waktu cukup panjang. Sedangkan petani membutuhkan air secepat mungkin. Sebab berpengaruh pada hasil panen.

Alhasil pagi kemarin krama subak sepakat gotong royong melakukan perbaikan swadaya. “Kalau menunggu dari PU kan lama. Sedangkan ini saluran induk. Krama subak sangat butuh. Akhirnya ya perbaikan sementara. Mudah-mudahan debitnya konsisten pas kemarau nanti,” ujarnya

 

Sementara itu, Lurah Banyuning Nyoman Mulyawan mengatakan, pihaknya telah meneruskan informasi kerusakan itu pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng serta Dinas PUTR Buleleng. Pihak kelurahan berharap agar perbaikan segera dilakukan. Sebab subak tersebut terbilang produktif. Rata-rata hasil panen di subak itu ada pada angka 6-8 ton gabah per musim tanam.

 

“Laporan kerusakannya sudah kami sampaikan. Mudah-mudahan bisa dilakukan tahun ini. Karena subak ini kan produktif. Kalau saluran induknya rusak, kami khawatir pengaruh dengan produktivitas-nya nanti,” demikian Mulyawan. (eps)

 

 

SINGARAJA– Sedikitnya 27 hektare sawah di Subak Kayupas Beduuran, Kelurahan Banyuning, terancam kekeringan. Penyebabnya saluran subak jebol setelah diguyur hujan lebat. Krama subak memilih melakukan perbaikan sementara. Namun mereka khawatir saluran subak akan kering pada jelang musim kemarau nanti.

 

Saluran subak itu terletak di Lingkungan Banyuning Utara. Tepatnya di Jalan Pulau Batam, Gang Murai. Saluran sepanjang 10 meter itu jebol pada Senin (9/5) lalu. Ini kedua kalinya saluran tersebut mengalami jebol dalam kurun waktu setahun terakhir.

 

Kelian Subak Kayupas Beduuran, Gede Wirasada menuturkan, saluran subak sempat jebol pada 26 Maret lalu. Saat itu krama subak berusaha melakukan perbaikan apa adanya. Dengan cara membuat tanggul sederhana dari karung dan tanah.

Beberapa bulan berselang, saluran kembali jebol. Sehingga puluhan hektare lahan pertanian tidak terairi.

 

“Luas areal tanam kami 27 hektare. Sekarang rata-rata usianya 31 hari. Ini yang menyebabkan kami khawatir, karena sedang butuh air,” kata Wirasada saat ditemui sore Kamis (12/5).

 

Ia mengaku sudah melaporkan kerusakan itu pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng serta Dinas Pertanian Buleleng. Hanya saja perbaikan memakan waktu cukup panjang. Sedangkan petani membutuhkan air secepat mungkin. Sebab berpengaruh pada hasil panen.

Alhasil pagi kemarin krama subak sepakat gotong royong melakukan perbaikan swadaya. “Kalau menunggu dari PU kan lama. Sedangkan ini saluran induk. Krama subak sangat butuh. Akhirnya ya perbaikan sementara. Mudah-mudahan debitnya konsisten pas kemarau nanti,” ujarnya

 

Sementara itu, Lurah Banyuning Nyoman Mulyawan mengatakan, pihaknya telah meneruskan informasi kerusakan itu pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng serta Dinas PUTR Buleleng. Pihak kelurahan berharap agar perbaikan segera dilakukan. Sebab subak tersebut terbilang produktif. Rata-rata hasil panen di subak itu ada pada angka 6-8 ton gabah per musim tanam.

 

“Laporan kerusakannya sudah kami sampaikan. Mudah-mudahan bisa dilakukan tahun ini. Karena subak ini kan produktif. Kalau saluran induknya rusak, kami khawatir pengaruh dengan produktivitas-nya nanti,” demikian Mulyawan. (eps)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/