33.8 C
Jakarta
9 November 2024, 14:06 PM WIB

Guru di Buleleng Diminta Tinggalkan Pola-pola Lama

SINGARAJA– Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) diminta lebih adaptif. Pengurus dan anggota juga diminta membuka wawasan global. Sebab perlahan muncul perubahan yang sangat mendasar terhadap sektor pendidikan.

 

Hal itu diungkapkan Sekkab Buleleng Gede Suyasa, dalam acara Rapat Koordinasi Kabupaten (Rakorkab) PGRI Buleleng di Kawasan Pantai Penimbangan, Sabtu (23/4).

 

Suyasa mengungkapkan, era globalisasi dan pandemi membawa perubahan yang cukup mendasar pada sektor pendidikan. Pola pendidikan yang selama ini dilakukan secara konvensional, melalui media tatap muka, mulai bergeser. Sejumlah pendidikan dapat dilakukan secara daring.

 

Menurutnya sejumlah peristiwa global telah mengubah tatanan kehidupan. Tak terkecuali dengan sektor pendidikan. Pandemi covid-19 adalah salah satu aspek yang memberikan pengaruh fundamental pada sektor pendidikan.

 

Untuk itu guru harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Sehingga PGRI harus turut memperhatikan pengembangan sumber daya manusia anggotanya.

 

“PGRI harus menyusun program yang bisa menghadapi perkembangan global. Kita tidak bisa lagi berpikir sektoral saja. Sekarang semua sektor saling terhubung, dengan kondisi yang lebih kompleks,” kata pria yang juga Pembina PGRI Buleleng itu.

 

Di samping itu, Suyasa mengingatkan bahwa saat ini PGRI bukan lagi satu-satunya organisasi profesi guru. Ada sejumlah organisasi profesi lain. Seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI), Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).  Sehingga organisasi harus lebih fleksibel.

 

“PGRI harus meninggalkan pola-pola lama. Organisasi harus lebih fleksibel, luwes, dinamis dan terbuka akan segala hal. Ini pesan saya sebagai pembina,” tegasnya.

 

Sementara itu, Ketua Pengurus Kabupaten PGRI Buleleng I Putu Eka Wilantara menyebutkan rakorkab ini bertujuan untuk penyamaan persepsi terkait program-program yang akan dijalankan.

 

Program yang dimaksud adalah program dari pengurus kabupaten dan pengurus cabang di masing-masing kecamatan. Termasuk penyampaian usulan-usulan dari sembilan cabang yang ada. “Salah satu program kami adalah PGRI Berbagi yang sudah diinisiasi sejak lima tahun lalu. Kita akan kuatkan kembali,” katanya.

 

SINGARAJA– Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) diminta lebih adaptif. Pengurus dan anggota juga diminta membuka wawasan global. Sebab perlahan muncul perubahan yang sangat mendasar terhadap sektor pendidikan.

 

Hal itu diungkapkan Sekkab Buleleng Gede Suyasa, dalam acara Rapat Koordinasi Kabupaten (Rakorkab) PGRI Buleleng di Kawasan Pantai Penimbangan, Sabtu (23/4).

 

Suyasa mengungkapkan, era globalisasi dan pandemi membawa perubahan yang cukup mendasar pada sektor pendidikan. Pola pendidikan yang selama ini dilakukan secara konvensional, melalui media tatap muka, mulai bergeser. Sejumlah pendidikan dapat dilakukan secara daring.

 

Menurutnya sejumlah peristiwa global telah mengubah tatanan kehidupan. Tak terkecuali dengan sektor pendidikan. Pandemi covid-19 adalah salah satu aspek yang memberikan pengaruh fundamental pada sektor pendidikan.

 

Untuk itu guru harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Sehingga PGRI harus turut memperhatikan pengembangan sumber daya manusia anggotanya.

 

“PGRI harus menyusun program yang bisa menghadapi perkembangan global. Kita tidak bisa lagi berpikir sektoral saja. Sekarang semua sektor saling terhubung, dengan kondisi yang lebih kompleks,” kata pria yang juga Pembina PGRI Buleleng itu.

 

Di samping itu, Suyasa mengingatkan bahwa saat ini PGRI bukan lagi satu-satunya organisasi profesi guru. Ada sejumlah organisasi profesi lain. Seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI), Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).  Sehingga organisasi harus lebih fleksibel.

 

“PGRI harus meninggalkan pola-pola lama. Organisasi harus lebih fleksibel, luwes, dinamis dan terbuka akan segala hal. Ini pesan saya sebagai pembina,” tegasnya.

 

Sementara itu, Ketua Pengurus Kabupaten PGRI Buleleng I Putu Eka Wilantara menyebutkan rakorkab ini bertujuan untuk penyamaan persepsi terkait program-program yang akan dijalankan.

 

Program yang dimaksud adalah program dari pengurus kabupaten dan pengurus cabang di masing-masing kecamatan. Termasuk penyampaian usulan-usulan dari sembilan cabang yang ada. “Salah satu program kami adalah PGRI Berbagi yang sudah diinisiasi sejak lima tahun lalu. Kita akan kuatkan kembali,” katanya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/