26.2 C
Jakarta
14 September 2024, 6:19 AM WIB

WOW! Pelamar di SMPN 2 Gerokgak Membeludak

GEROKGAK, Radar Bali – SMPN 2 Gerokgak di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, tampaknya akan kembali overload pada tahun ajaran ini. Jumlah pelamar di sekolah ini tidak sesuai dengan daya tampung yang dimiliki sekolah.

Masalah overload siswa di sekolah ini sudah berlangsung sejak 2016. Setelah 6 tahun berlalu, masalah tak kunjung tuntas. Pemerintah sempat berencana membuka SMP satu atap di Desa Pejarakan pada tahun 2017. Namun rencana itu ditangguhkan hingga.

Berdasarkan data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, tahun ini SMPN 2 Gerokgak hanya menerima 352 orang siswa. Sebanyak 231 orang diterima melalui jalur zonasi, 52 orang melalui jalur afirmasi atau siswa miskin, 17 orang melalui jalur mutasi orang tua, dan 52 orang dari jalur prestasi.

Sementara jumlah pelamar terus membengkak. Hingga Rabu (22/6), jumlah pelamar dari jalur zonasi mencapai 444 orang. Itu belum termasuk pelamar dari jalur lainnya. Sebab lamaran melalui jalur non zonasi, baru dimulai pada Kamis (23/6).

Kepala SMPN 2 Gerokgak I Putu Swarjana saat dikonfirmasi kemarin mengatakan, kondisi overload itu telah dialami dari tahun ke tahun. Pihaknya tak bisa berbuat banyak. Sebab kini SMPN 2 Gerokgak sudah memiliki 11 rombongan belajar. Sesuai regulasi, SMP hanya bisa memiliki maksimal 11 rombongan belajar.

“Sudah tidak bisa menambah ruangan lagi. Kami sudah mentok 11 rombongan belajar. Memang zonasi kami padat sekali. Karena menampung dari tiga desa. Desa Pemuteran, Sumberkima, dan Pejarakan. Selain dari lulusan SD negeri, juga ada lulusan madrasah yang melamar ke kami,” kata Swarjana.

Menurutnya tiap tahun pihaknya harus duduk bersama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebab SMPN 2 Gerokgak menjadi satu-satunya sekolah di wilayah tersebut. Sekolah lainnya berada di Desa Penyabangan yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari SMPN 2 Gerokgak.

“Kalau solusi jangka pendek, memang yang 10 ruangan lagi bisa dioptimalkan menerima 38-40 orang siswa. Tapi itu masih tidak bisa menampung semua pelamar juga. Memang jangka panjang harus ada sekolah baru,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika mengatakan, masalah itu memang terjadi tiap tahun. Ia memastikan masalah sudah klir saat pendaftaran ulang.

Menurutnya pemerintah sudah melakukan kajian membangun sekolah baru, untuk mengurangi beban di SMPN2 Gerokgak. “Kami masih melakukan kajian. Harus ada kajian matang, karena terkait dengan ketersediaan lahan, ketersediaan anggaran, juga tingkat keterisian siswa di tahun-tahun mendatang,” kata Astika. (eps)

GEROKGAK, Radar Bali – SMPN 2 Gerokgak di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, tampaknya akan kembali overload pada tahun ajaran ini. Jumlah pelamar di sekolah ini tidak sesuai dengan daya tampung yang dimiliki sekolah.

Masalah overload siswa di sekolah ini sudah berlangsung sejak 2016. Setelah 6 tahun berlalu, masalah tak kunjung tuntas. Pemerintah sempat berencana membuka SMP satu atap di Desa Pejarakan pada tahun 2017. Namun rencana itu ditangguhkan hingga.

Berdasarkan data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, tahun ini SMPN 2 Gerokgak hanya menerima 352 orang siswa. Sebanyak 231 orang diterima melalui jalur zonasi, 52 orang melalui jalur afirmasi atau siswa miskin, 17 orang melalui jalur mutasi orang tua, dan 52 orang dari jalur prestasi.

Sementara jumlah pelamar terus membengkak. Hingga Rabu (22/6), jumlah pelamar dari jalur zonasi mencapai 444 orang. Itu belum termasuk pelamar dari jalur lainnya. Sebab lamaran melalui jalur non zonasi, baru dimulai pada Kamis (23/6).

Kepala SMPN 2 Gerokgak I Putu Swarjana saat dikonfirmasi kemarin mengatakan, kondisi overload itu telah dialami dari tahun ke tahun. Pihaknya tak bisa berbuat banyak. Sebab kini SMPN 2 Gerokgak sudah memiliki 11 rombongan belajar. Sesuai regulasi, SMP hanya bisa memiliki maksimal 11 rombongan belajar.

“Sudah tidak bisa menambah ruangan lagi. Kami sudah mentok 11 rombongan belajar. Memang zonasi kami padat sekali. Karena menampung dari tiga desa. Desa Pemuteran, Sumberkima, dan Pejarakan. Selain dari lulusan SD negeri, juga ada lulusan madrasah yang melamar ke kami,” kata Swarjana.

Menurutnya tiap tahun pihaknya harus duduk bersama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebab SMPN 2 Gerokgak menjadi satu-satunya sekolah di wilayah tersebut. Sekolah lainnya berada di Desa Penyabangan yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari SMPN 2 Gerokgak.

“Kalau solusi jangka pendek, memang yang 10 ruangan lagi bisa dioptimalkan menerima 38-40 orang siswa. Tapi itu masih tidak bisa menampung semua pelamar juga. Memang jangka panjang harus ada sekolah baru,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika mengatakan, masalah itu memang terjadi tiap tahun. Ia memastikan masalah sudah klir saat pendaftaran ulang.

Menurutnya pemerintah sudah melakukan kajian membangun sekolah baru, untuk mengurangi beban di SMPN2 Gerokgak. “Kami masih melakukan kajian. Harus ada kajian matang, karena terkait dengan ketersediaan lahan, ketersediaan anggaran, juga tingkat keterisian siswa di tahun-tahun mendatang,” kata Astika. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/