26.6 C
Jakarta
25 April 2024, 0:12 AM WIB

Gunakan Alat Berat, Jalan Tertutup Longsor Akhirnya Bersih

NEGARA – Akses jalan Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, Mendoyo, akhirnya bisa digunakan lagi. Sebelumnya, jalan ini tertutup material longsor saat hujan deras terjadi sejak Jumat malam. Selain tanah longsor, banjir juga terjadi di beberapa titik di Jembrana.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta mengatakan, pembersihan material longsor di jalan Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, menggunakan alat berat karena banyak batu besar menutup jalan. Akhirnya, proses pembersihan sejak Sabtu (8/10) lalu, selesai Minggu (9/10). “Sudah selesai dibersihkan dan jalan sudah bisa dilalui kendaraan,” jelasnya.

Mengenai bencana yang terjadi akibat dari hujan deras pada Jumat lalu hingga Sabtu ini hari. Longsor tidak hanya terjadi di Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin. Karena hujan deras yang terjadi, sedikitnya ada lima lokasi yang longsor. “Semua lokasi longsor sudah dilakukan assessment dan penanganan,”  ujar Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, dikonfimasi terpisah.

Selain longsor, ada lima titik banjir yang terjadi. Diantaranya di Jalan Nasional Denpasar – Gilimanuk depan anjungan cerdas Rambut Siwi, karena tempatnya lebih rendah dan saluran pembangunan air yang kecil, air mengenai jalan. Begitu juga yang terjadi di jalan nasional dekat Puskesmas Mendoyo, Desa Yehembang. “Memang sudah langganan banjir. Tempat lebih rendah, sama saluran pembuangan tidak ada,” ujarnya.

Banjir juga terjadi di Kelurahan Tegalcangkring, belasan rumah warga teredam banjir. Rumah warga dan jalan yang terendam lumpur sudah dibersihkan dengan disemprot air oleh mobil pemadam kebakaran.

Banjir juga terjadi di jalan Denpasar -Gilimanuk wilayah Tembles, Desa Penyaringan. Wilayah yang terdampak banjir Desa Pengambengan, belasan rumah warga hingga Minggu kemarin masih terendam banjir. “Semua lokasi banjir atau masih digenangi air merupakan daerah langganan setiap hujan deras. Penyebabnya, karena saluran pembuangan yang tidak memadai,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat meninjau lokasi banjir sudah memerintahkan dinas terkait untuk melakukan kajian mengenai daerah – daerah yang langganan banjir tersebut. “Solusinya memang harus ada pembunuhan air yang memadai agar tidak menjadi langganan banjir,” terangnya.

Selain itu, bupati  mengupayakan solusi untuk mengatasi banjir yang selalu terjadi di wilayah ini dengan bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali, hal ini karena untuk mengatasi penyebab utama banjir ini menjadi tanggungjawab bersama Pemerintah Provinsi.

“Kita sudah kerjasama dengan Dinas PU Provinsi dan Balai juga untuk memecahkan hal ini, saya juga tidak mau kejadian ini terjadi lagi. Karena ini bentuk pekerjaannya bukan di Kabupaten, tetapi kolaborasi antara Balai dan Provinsi,” ujar Bupati Jembrana.

Menurut bupati, hasil pemantauan langsung saat terjadi banjir telah menemukan persoalan utama yang menyebabkan daerah tersebut menjadi langganan banjir yaitu adanya penyempitan saluran air yang melewati jalur Nasional Denpasar-Gilimanuk.

“Saya kemarin malam sampai subuh juga sudah meninjau langsung disini, titik persoalan sudah kita temukan yaitu ada penyempitan saluran air dan pembuangannya yang melewati jalan nasional, ini yang menjadi persoalan,” imbuh Bupati Tamba. (basir/rid)

 

NEGARA – Akses jalan Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, Mendoyo, akhirnya bisa digunakan lagi. Sebelumnya, jalan ini tertutup material longsor saat hujan deras terjadi sejak Jumat malam. Selain tanah longsor, banjir juga terjadi di beberapa titik di Jembrana.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta mengatakan, pembersihan material longsor di jalan Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, menggunakan alat berat karena banyak batu besar menutup jalan. Akhirnya, proses pembersihan sejak Sabtu (8/10) lalu, selesai Minggu (9/10). “Sudah selesai dibersihkan dan jalan sudah bisa dilalui kendaraan,” jelasnya.

Mengenai bencana yang terjadi akibat dari hujan deras pada Jumat lalu hingga Sabtu ini hari. Longsor tidak hanya terjadi di Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin. Karena hujan deras yang terjadi, sedikitnya ada lima lokasi yang longsor. “Semua lokasi longsor sudah dilakukan assessment dan penanganan,”  ujar Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, dikonfimasi terpisah.

Selain longsor, ada lima titik banjir yang terjadi. Diantaranya di Jalan Nasional Denpasar – Gilimanuk depan anjungan cerdas Rambut Siwi, karena tempatnya lebih rendah dan saluran pembangunan air yang kecil, air mengenai jalan. Begitu juga yang terjadi di jalan nasional dekat Puskesmas Mendoyo, Desa Yehembang. “Memang sudah langganan banjir. Tempat lebih rendah, sama saluran pembuangan tidak ada,” ujarnya.

Banjir juga terjadi di Kelurahan Tegalcangkring, belasan rumah warga teredam banjir. Rumah warga dan jalan yang terendam lumpur sudah dibersihkan dengan disemprot air oleh mobil pemadam kebakaran.

Banjir juga terjadi di jalan Denpasar -Gilimanuk wilayah Tembles, Desa Penyaringan. Wilayah yang terdampak banjir Desa Pengambengan, belasan rumah warga hingga Minggu kemarin masih terendam banjir. “Semua lokasi banjir atau masih digenangi air merupakan daerah langganan setiap hujan deras. Penyebabnya, karena saluran pembuangan yang tidak memadai,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat meninjau lokasi banjir sudah memerintahkan dinas terkait untuk melakukan kajian mengenai daerah – daerah yang langganan banjir tersebut. “Solusinya memang harus ada pembunuhan air yang memadai agar tidak menjadi langganan banjir,” terangnya.

Selain itu, bupati  mengupayakan solusi untuk mengatasi banjir yang selalu terjadi di wilayah ini dengan bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali, hal ini karena untuk mengatasi penyebab utama banjir ini menjadi tanggungjawab bersama Pemerintah Provinsi.

“Kita sudah kerjasama dengan Dinas PU Provinsi dan Balai juga untuk memecahkan hal ini, saya juga tidak mau kejadian ini terjadi lagi. Karena ini bentuk pekerjaannya bukan di Kabupaten, tetapi kolaborasi antara Balai dan Provinsi,” ujar Bupati Jembrana.

Menurut bupati, hasil pemantauan langsung saat terjadi banjir telah menemukan persoalan utama yang menyebabkan daerah tersebut menjadi langganan banjir yaitu adanya penyempitan saluran air yang melewati jalur Nasional Denpasar-Gilimanuk.

“Saya kemarin malam sampai subuh juga sudah meninjau langsung disini, titik persoalan sudah kita temukan yaitu ada penyempitan saluran air dan pembuangannya yang melewati jalan nasional, ini yang menjadi persoalan,” imbuh Bupati Tamba. (basir/rid)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/