27.8 C
Jakarta
9 Desember 2024, 4:35 AM WIB

Semangat Warga Banjar Sekarkejula Kelod, Yehembang Kauh, Jembrana:Jembatan Rusak, Bangun Baru Lagi

Beberapa waktu lalu jembatan darurat yang dibuat warga, kembali putus diterjang banjir. Nah, untuk tetap memperlancar akses, warga pun membuat jembatan darurat lagi

KEGIGIHAN  warga Banjar Sekarkejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ini memang layak diacungi jempol.

Mereka sebelumnya sudah membuat jembatan darurat, tetapi belum lama dibuat jembatan sudah putus terbawa banjir. “Akses jembatan yang putus total saat banjir merupakan akses satu-satunya warga. Warga lalu membuat jembatan darurat,” ujar Klian Banjar Sekarkejula Kelod, I Nyoman Supardi.

Meskipun jembatan darurat yang dibuat warga sudah putus lagi terbawa banjir, warga tidak pasrah begitu saja. Mereka membuat lagi jembatan darurat. “Sudah buat lagi, tetapi lebih kecil dari jembatan darurat sebelumnya. Kalau ada banjir pasti hanyut lagi,” ujarnya.

Menurutnya, jembatan darurat ini sebagai sebagai akses utama warga. Jika tidak ada jembatan warga terisolir. Ada sebanyak 14 kepala keluarga Banjar Sekarkejula Kelod yang berada di sisi utara sungai, banyak orang lanjut usia dan anak sekolah. “Kalau warga sakit untuk bawa ke dokter dan Puskemas lewat jembatan. Termasuk akses anak sekolah,” ujarnya.

Karena jembatan yang putus merupakan akses utama, warga terpaksa  menggendong lansia dan anak-anak melintasi jembatan darurat. Saat  hujan deras dan aliran sungai tinggi, warga tidak ada yang berani beraktivitas.

Warga berharap kepada pemerintah untuk membuat jembatan darurat, sebelum jembatan permanen dibuat. Sementara warga hanya bisa membuat jembatan darurat sekadarnya dari bahan utama bambu dan kayu.

Sementara itu, warga Banjar Palunganbatu, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, masih belum membuat lagi jembatan darurat.

Seperti diketahui, sebelumnya, setelah jembatan gelar putus, warga membuat jembatan darurat melintasi sungai gelar, belum lama dibuat langsung hanyut terbawa banjir. “Belum ada rencana buat jembatan darurat lagi, cuaca masih belum memungkinkan,” kata Kelian Banjar Palungan Batu I Made Permana.

Jembatan darurat akan membuat lagi jika kondisi cuaca memungkinkan. Pihaknya juga berharap Pemerintah Kabupaten Jembrana  membuat jembatan darurat sebelum jembatan gelar yang permanen dibuat.

Dalam penuturan saat dikonfirmasi  terpisah, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan telah mengalokasikan anggaran Rp 1 miliar lebih untuk membuat jembatan darurat. Jembatan darurat itu sebagai pengganti sementara sebelum jembatan permanen dibuat pada tahun 2023. “Penanganan darurat agar aktivitas warga tidak terganggu dan siswa bisa sekolah,” ujarnya.

Selain anggaran dari pemerintah, pihak swasta sudah menawarkan bantuan pembuatan jembatan darurat untuk akses warga. “Nanti kami akan mengolaborasikan, jembatan darurat ada dari pemerintah, jembatan lain bisa dari swasta,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu saat banjir bandang terjadi, sebanyak tujuh  jembatan rusak. Kerusakan jembatan, ada yang hanya bagian sayap pijak jembatan, serta ada jembatan yang putus total. Mengenai perbaikan jembatan permanen, sudah diusulkan kepada pemerintah pusat.

Terkait kondisi ini, pemerintah kabupaten Jembrana sudah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan darurat sebelum jembatan permanen dibuat. (m.basir/radar bali)

Beberapa waktu lalu jembatan darurat yang dibuat warga, kembali putus diterjang banjir. Nah, untuk tetap memperlancar akses, warga pun membuat jembatan darurat lagi

KEGIGIHAN  warga Banjar Sekarkejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ini memang layak diacungi jempol.

Mereka sebelumnya sudah membuat jembatan darurat, tetapi belum lama dibuat jembatan sudah putus terbawa banjir. “Akses jembatan yang putus total saat banjir merupakan akses satu-satunya warga. Warga lalu membuat jembatan darurat,” ujar Klian Banjar Sekarkejula Kelod, I Nyoman Supardi.

Meskipun jembatan darurat yang dibuat warga sudah putus lagi terbawa banjir, warga tidak pasrah begitu saja. Mereka membuat lagi jembatan darurat. “Sudah buat lagi, tetapi lebih kecil dari jembatan darurat sebelumnya. Kalau ada banjir pasti hanyut lagi,” ujarnya.

Menurutnya, jembatan darurat ini sebagai sebagai akses utama warga. Jika tidak ada jembatan warga terisolir. Ada sebanyak 14 kepala keluarga Banjar Sekarkejula Kelod yang berada di sisi utara sungai, banyak orang lanjut usia dan anak sekolah. “Kalau warga sakit untuk bawa ke dokter dan Puskemas lewat jembatan. Termasuk akses anak sekolah,” ujarnya.

Karena jembatan yang putus merupakan akses utama, warga terpaksa  menggendong lansia dan anak-anak melintasi jembatan darurat. Saat  hujan deras dan aliran sungai tinggi, warga tidak ada yang berani beraktivitas.

Warga berharap kepada pemerintah untuk membuat jembatan darurat, sebelum jembatan permanen dibuat. Sementara warga hanya bisa membuat jembatan darurat sekadarnya dari bahan utama bambu dan kayu.

Sementara itu, warga Banjar Palunganbatu, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, masih belum membuat lagi jembatan darurat.

Seperti diketahui, sebelumnya, setelah jembatan gelar putus, warga membuat jembatan darurat melintasi sungai gelar, belum lama dibuat langsung hanyut terbawa banjir. “Belum ada rencana buat jembatan darurat lagi, cuaca masih belum memungkinkan,” kata Kelian Banjar Palungan Batu I Made Permana.

Jembatan darurat akan membuat lagi jika kondisi cuaca memungkinkan. Pihaknya juga berharap Pemerintah Kabupaten Jembrana  membuat jembatan darurat sebelum jembatan gelar yang permanen dibuat.

Dalam penuturan saat dikonfirmasi  terpisah, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan telah mengalokasikan anggaran Rp 1 miliar lebih untuk membuat jembatan darurat. Jembatan darurat itu sebagai pengganti sementara sebelum jembatan permanen dibuat pada tahun 2023. “Penanganan darurat agar aktivitas warga tidak terganggu dan siswa bisa sekolah,” ujarnya.

Selain anggaran dari pemerintah, pihak swasta sudah menawarkan bantuan pembuatan jembatan darurat untuk akses warga. “Nanti kami akan mengolaborasikan, jembatan darurat ada dari pemerintah, jembatan lain bisa dari swasta,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu saat banjir bandang terjadi, sebanyak tujuh  jembatan rusak. Kerusakan jembatan, ada yang hanya bagian sayap pijak jembatan, serta ada jembatan yang putus total. Mengenai perbaikan jembatan permanen, sudah diusulkan kepada pemerintah pusat.

Terkait kondisi ini, pemerintah kabupaten Jembrana sudah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan darurat sebelum jembatan permanen dibuat. (m.basir/radar bali)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/