34.3 C
Jakarta
18 April 2024, 12:50 PM WIB

Dorong Pertanian Organik, Petani Klungkung Diberi Bantuan Burung Hantu

SEMARAPURA – Untuk mendorong para petani menerapkan pertanian organik, Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung memberikan bantuan sepasang burung hantu sebagai predator hama pertanian seperti tikus.

Subak Dawan, Kecamatan Dawan merupakan subak pertama yang diberikan bantuan sepasang burung hantu sebagai proyek percontohan.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Gede Juanida, mengatakan, mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten sedang gencar-gencarnya mendorong para petani untuk menerapkan pertanian organik.

Seperti langkah pemerintah pusat yang mulai membatasi pemberian subsidi terhadap pupuk kimia dan beralih kepada pupuk organik.

Kemudian dari Pemkan Klungkung sendiri, memberikan bantuan burung hantu sebagai predator pemangsa hama tikus.

“Ke depannya bahan kimia dalam pertanian diharapkan tidak ada, baik dalam pestisida, maupun pupuk,” kata IB Gede Juanida.

Terkait pengadaan burung hantu, Dinas Pertanian melakukan pengadaan dua pasang burung hantu di APBD Perubahan 2019.

Dan kemarin, sepasang burung hantu yang dibeli di Tabanan seharga Rp 1,5 juta per ekor itu sudah diserahkan ke Subak Dawan.

Sementara untuk sepasang burung hantu lainnya masih menunggu hasil verifikasi yang pihaknya lakukan terhadap tiga subak calon penerima bantuan burung hantu ini, yakni Subak Selisihan, Subak Aan Dangin Desa, dan Subak Telaga.

“Kami memilih Subah Dawan karena subak tersebut merupakan proyek percontohan kami dalam menerapkan pertanian organik di Klungkung.

Sementara tiga subak lainnya kami masih verifikasi karena kami harus memastikan kesiapan subak dalam memelihara burung hantu itu,” ujarnya.

Pihaknya harus memastikan subak-subak tersebut sanggup memelihara burung hantu itu lantaran pihaknya juga ingin burung hantu itu bisa berkembang biak di Klungkung.

Yang mana anak-anak burung hantu itu nantinya akan disebar ke subak-subak lain sebagai predator hama tikus. “Itu sebabnya kami memberikan bantuan sepasang burung hantu,” terangnya.

Pihaknya berharap dengan apa yang dilakukan pemerintah saat ini, dapat mendorong petani untuk menerapkan pertanian organik.

Sehingga apa yang dikonsumsi masyarakat nantinya lebih sehat dan jauh dari bahan-bahan kimia berbahaya. 

SEMARAPURA – Untuk mendorong para petani menerapkan pertanian organik, Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung memberikan bantuan sepasang burung hantu sebagai predator hama pertanian seperti tikus.

Subak Dawan, Kecamatan Dawan merupakan subak pertama yang diberikan bantuan sepasang burung hantu sebagai proyek percontohan.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Gede Juanida, mengatakan, mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten sedang gencar-gencarnya mendorong para petani untuk menerapkan pertanian organik.

Seperti langkah pemerintah pusat yang mulai membatasi pemberian subsidi terhadap pupuk kimia dan beralih kepada pupuk organik.

Kemudian dari Pemkan Klungkung sendiri, memberikan bantuan burung hantu sebagai predator pemangsa hama tikus.

“Ke depannya bahan kimia dalam pertanian diharapkan tidak ada, baik dalam pestisida, maupun pupuk,” kata IB Gede Juanida.

Terkait pengadaan burung hantu, Dinas Pertanian melakukan pengadaan dua pasang burung hantu di APBD Perubahan 2019.

Dan kemarin, sepasang burung hantu yang dibeli di Tabanan seharga Rp 1,5 juta per ekor itu sudah diserahkan ke Subak Dawan.

Sementara untuk sepasang burung hantu lainnya masih menunggu hasil verifikasi yang pihaknya lakukan terhadap tiga subak calon penerima bantuan burung hantu ini, yakni Subak Selisihan, Subak Aan Dangin Desa, dan Subak Telaga.

“Kami memilih Subah Dawan karena subak tersebut merupakan proyek percontohan kami dalam menerapkan pertanian organik di Klungkung.

Sementara tiga subak lainnya kami masih verifikasi karena kami harus memastikan kesiapan subak dalam memelihara burung hantu itu,” ujarnya.

Pihaknya harus memastikan subak-subak tersebut sanggup memelihara burung hantu itu lantaran pihaknya juga ingin burung hantu itu bisa berkembang biak di Klungkung.

Yang mana anak-anak burung hantu itu nantinya akan disebar ke subak-subak lain sebagai predator hama tikus. “Itu sebabnya kami memberikan bantuan sepasang burung hantu,” terangnya.

Pihaknya berharap dengan apa yang dilakukan pemerintah saat ini, dapat mendorong petani untuk menerapkan pertanian organik.

Sehingga apa yang dikonsumsi masyarakat nantinya lebih sehat dan jauh dari bahan-bahan kimia berbahaya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/