29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:55 AM WIB

Daya Beli Turun, Budidaya Lele di Tabanan Teracam Bangkrut

TABANAN – Pandemi corona virus disease (Covid-19) ikut mengancam sektor perikanan di Tabanan khususnya budi aya ikan lele.

Di tengah melambungnya harga pakan, sektor ini dihadapkan pada menurunnya serapan pasar seiring dengan pembatasan operasional usaha dan menurunnya daya beli konsumen di tengah pandemi Covid-19.

Jika terus berlangsung, budidaya ikan lele di Tabanan terancam bangkrut. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan A.A Ngurah Raka Icwara mengakui,

kelompok ternak ikan di Tabanan termasuk lele saat ini terganjal pemasaran dan daya beli konsumen yang kian turun.

Padahal, produksi atau stok ikan khususnya jenis lele yang dihasilkan para kelompok di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tabanan mencapai 491 kelompok cukup melimpah atau total mencapai 31 ribu kg saat ini.

“Jumlah tersebut merupakan lele yang siap di panen. Saat ini karena pandemi, stok lele siap panen ini tidak terserap oleh pasar secara maksimal dan harga jualnya pun turun,” ucapnya.

Untuk itu dia berharap dengan adanya tujuan pembelian dan pemberian bibit oleh pemkab Tabanan, bisa membantu kelompok pembudidaya ikan khususnya lele di Tabanan.

Dari pembelian panen lele oleh Muspida, DPRD dan OPD, bisa disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dan juga didistribusikan untuk ASN di lingkungan Pemkab Tabanan.

“Sebelum pandemi, produksi lele ini biasanya banyak terserap ke usaha kuliner, hingga kebutuhan ikan untuk kolam pancing.

Namun, kini pangsa pasar tersebut menurun dengan pembatasan jam buka dari usaha tersebut saat ini,” kata Icwara.

Saat ini Pemkab Tabanan, selain membeli produksi lele, dari sisi harga jual juga dinilai sesuai dengan harga pasar sehingga peternak bisa tetap mendapat penghasilan di tengah situasi yang serba sulit.

Hasil ternak lele ini di beli dikisaran Rp 20.000 per kg. Kondisi tersebut bahkan di atas harga rata-rata lele di tingkat peternak yang berkisar Rp 17.000- Rp 19.000 per kg.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka WIryastuti mengungkapkan, pembelian lele ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah daerah kepada peternak lele karena terdampak pandemi corona.

Sekaligus dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan melalui program gotong-royong membeli produk hasil pertanian dan peternakan para petani dengan menggandeng 6.700 ASN yang ada di lingkungan Pemkab Tabanan.

“Sistemnya adalah subsidi silang. Tunjangan ASN 5 persen dimanfaatkan untuk bisa membantu para petani dengan menyerap hasil produksi mereka,” tutur Eka.

TABANAN – Pandemi corona virus disease (Covid-19) ikut mengancam sektor perikanan di Tabanan khususnya budi aya ikan lele.

Di tengah melambungnya harga pakan, sektor ini dihadapkan pada menurunnya serapan pasar seiring dengan pembatasan operasional usaha dan menurunnya daya beli konsumen di tengah pandemi Covid-19.

Jika terus berlangsung, budidaya ikan lele di Tabanan terancam bangkrut. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan A.A Ngurah Raka Icwara mengakui,

kelompok ternak ikan di Tabanan termasuk lele saat ini terganjal pemasaran dan daya beli konsumen yang kian turun.

Padahal, produksi atau stok ikan khususnya jenis lele yang dihasilkan para kelompok di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tabanan mencapai 491 kelompok cukup melimpah atau total mencapai 31 ribu kg saat ini.

“Jumlah tersebut merupakan lele yang siap di panen. Saat ini karena pandemi, stok lele siap panen ini tidak terserap oleh pasar secara maksimal dan harga jualnya pun turun,” ucapnya.

Untuk itu dia berharap dengan adanya tujuan pembelian dan pemberian bibit oleh pemkab Tabanan, bisa membantu kelompok pembudidaya ikan khususnya lele di Tabanan.

Dari pembelian panen lele oleh Muspida, DPRD dan OPD, bisa disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dan juga didistribusikan untuk ASN di lingkungan Pemkab Tabanan.

“Sebelum pandemi, produksi lele ini biasanya banyak terserap ke usaha kuliner, hingga kebutuhan ikan untuk kolam pancing.

Namun, kini pangsa pasar tersebut menurun dengan pembatasan jam buka dari usaha tersebut saat ini,” kata Icwara.

Saat ini Pemkab Tabanan, selain membeli produksi lele, dari sisi harga jual juga dinilai sesuai dengan harga pasar sehingga peternak bisa tetap mendapat penghasilan di tengah situasi yang serba sulit.

Hasil ternak lele ini di beli dikisaran Rp 20.000 per kg. Kondisi tersebut bahkan di atas harga rata-rata lele di tingkat peternak yang berkisar Rp 17.000- Rp 19.000 per kg.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka WIryastuti mengungkapkan, pembelian lele ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah daerah kepada peternak lele karena terdampak pandemi corona.

Sekaligus dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan melalui program gotong-royong membeli produk hasil pertanian dan peternakan para petani dengan menggandeng 6.700 ASN yang ada di lingkungan Pemkab Tabanan.

“Sistemnya adalah subsidi silang. Tunjangan ASN 5 persen dimanfaatkan untuk bisa membantu para petani dengan menyerap hasil produksi mereka,” tutur Eka.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/