27.9 C
Jakarta
23 September 2024, 0:50 AM WIB

Pamit Pulang, Minta Anak Tak Main HP, Petani Selemadeg Mendadak Tewas

TABANAN – Warga Banjar Tireman, Desa Bengkel Sari, Selemadeg Barat dihebohkan dengan meninggalnya I I Gede Adi Saputra, 33, sekitar pukul 14.30 Minggu (10/5) kemarin.

Meninggalnya warga asal Banjar Dinas Kebon Bantiran, Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg ini mendadak usai melakukan aktivitas bertani.

Menurut informasi, kejadian berawal ketika korban akan menuai padi sekitar pukul 06.00 Minggu kemarin di sawah milik Ni Putu Dian Sukistyawati, 35, di Banjar Tireman bersama sepuluh rekannya.

Selanjutnya, sekitar pukul 11.30 salah seorang rekannya yakni Ni Ketut Sugiarni, 58, melapor ke pemilik sawah bahwa korban tidak enak badan dan mau pingsan.

Oleh pemilik lahan kemudian diambilkan minyak telon dan minyak gosok ke sawah miliknya. Sampai di sawah itu, korban Gede Adi diolesi minyak telon dan diberikan minyak gosok di bagian dada korban.

Korban juga dibuatkan air gula hangat. Sekitar 10 menit kemudian, korban mengambil motornya yang dititip di rumah pemilik lahan dan pulang menuju rumah mertuanya dengan membonceng mertua perempuan dan anaknya.

Sesampai di rumah mertua, korban tidur di kamar dapur, selanjutnya meminta mertuanya untuk memijat di bagian tangan, selanjutnya menyuruh mertuanya agar mengawasi anaknya untuk tidak main handphone. 

Setelah memijat, mertuanya mencari anak korban yang tak lain cucunya sendiri agar tidak main handpone.

Betapa kagetnya sang mertua saat balik ke kamar tempat korban istirahat sudah mendapati menantunya itu tidak bernafas lagi.

Kejadian itu segera dilaporkan kepada klian banjar setempat dan diteruskan ke pihak kepolisian. Kapolsek Selemadeg Barat AKP I Wayan Sugita membenarkan kejadian tersebut.

Usai menerima laporan pihaknya bersama petugas medis dari Puskesmas Selemadeg Barat melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Gede Adi ini.

“Dari hasil pemeriksaan luar, di bagian kepala, tangan, kaki, perut, dan punggung, tidak ada memar atau luka. Mulut korban juga tidak mengeluarkan cairan atau busa, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan,” ujar AKP Sugita.

Atas kejadian tersebut pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima meninggalnya Gede Adi ini sebagai sebuah musibah yang wajar.

TABANAN – Warga Banjar Tireman, Desa Bengkel Sari, Selemadeg Barat dihebohkan dengan meninggalnya I I Gede Adi Saputra, 33, sekitar pukul 14.30 Minggu (10/5) kemarin.

Meninggalnya warga asal Banjar Dinas Kebon Bantiran, Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg ini mendadak usai melakukan aktivitas bertani.

Menurut informasi, kejadian berawal ketika korban akan menuai padi sekitar pukul 06.00 Minggu kemarin di sawah milik Ni Putu Dian Sukistyawati, 35, di Banjar Tireman bersama sepuluh rekannya.

Selanjutnya, sekitar pukul 11.30 salah seorang rekannya yakni Ni Ketut Sugiarni, 58, melapor ke pemilik sawah bahwa korban tidak enak badan dan mau pingsan.

Oleh pemilik lahan kemudian diambilkan minyak telon dan minyak gosok ke sawah miliknya. Sampai di sawah itu, korban Gede Adi diolesi minyak telon dan diberikan minyak gosok di bagian dada korban.

Korban juga dibuatkan air gula hangat. Sekitar 10 menit kemudian, korban mengambil motornya yang dititip di rumah pemilik lahan dan pulang menuju rumah mertuanya dengan membonceng mertua perempuan dan anaknya.

Sesampai di rumah mertua, korban tidur di kamar dapur, selanjutnya meminta mertuanya untuk memijat di bagian tangan, selanjutnya menyuruh mertuanya agar mengawasi anaknya untuk tidak main handphone. 

Setelah memijat, mertuanya mencari anak korban yang tak lain cucunya sendiri agar tidak main handpone.

Betapa kagetnya sang mertua saat balik ke kamar tempat korban istirahat sudah mendapati menantunya itu tidak bernafas lagi.

Kejadian itu segera dilaporkan kepada klian banjar setempat dan diteruskan ke pihak kepolisian. Kapolsek Selemadeg Barat AKP I Wayan Sugita membenarkan kejadian tersebut.

Usai menerima laporan pihaknya bersama petugas medis dari Puskesmas Selemadeg Barat melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Gede Adi ini.

“Dari hasil pemeriksaan luar, di bagian kepala, tangan, kaki, perut, dan punggung, tidak ada memar atau luka. Mulut korban juga tidak mengeluarkan cairan atau busa, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan,” ujar AKP Sugita.

Atas kejadian tersebut pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima meninggalnya Gede Adi ini sebagai sebuah musibah yang wajar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/