32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:12 PM WIB

PD Swatantra Serap Beras Petani, Harga Stabil, Petani Buleleng Happy

SINGARAJA – Petani di Kabupaten Buleleng kini bisa bernapas lega. Harga gabah yang tadinya terjun bebas pada masa panen raya, kini kembali stabil.

Tengkulak pun disebut kembali tiarap, setelah harga kembali stabil. Sepanjang Mei lalu, harga gabah di tingkat petani memang terjun bebas.

Harga gabah hanya berkisar di angka Rp 3.000 hingga Rp 3.500 per kilogram. Padahal harga normal gabah di tingkat petani bisa mencapai angka Rp 4.500 hingga Rp 5.300 per kilogram.

Anjloknya harga gabah di tingkat petani, dipicu panen raya yang berlangsung sepanjang bulan Mei lalu. Sehingga terjadi over produksi gabah.

Masalahnya kondisi over produksi itu tak diimbangi dengan tingkat penyerapan. Sejumlah distributor asal Jembrana dan Banyuwangi yang biasa menyerap gabah petani Buleleng, tiarap selama masa pandemi.

Tak pelak harga pun goyah. Namun sejak sepekan terakhir, petani sudah bisa bernapas lega. Gabah mereka dibeli dengan harga wajar.

Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dan Perusahaan Daerah (PD) Swatantra Buleleng membeli gabah petani dengan harga wajar.

PD Swatantra Buleleng misalnya. Perusahaan ini membeli gabah petani dengan harga Rp 4.800 hingga Rp 5.000 per kilogram.

“Kami beli sesuai dengan standar harga kami. Jadi harga gabah di petani bisa stabil, bahkan terdongkrak. Ini juga masih membuka ruang profit bagi kami, meski tidak banyak,” kata Dirut PD Swatantra I Gede Bobi Suryanto.

Bobi mengklaim dengan patokan harga yang dikeluarkan LPM dan PD Swatantra, harga gabah petani kini mulai bergerak naik.

Tengkulak pun mulai memasang harga mendekati harga yang ditetapkan PD Swatantra. “Memang keinginan kami kesana.

Supaya terjadi stabilisasi harga. Tengkulak juga biar tidak merugikan petani, biar mereka ikut dengan harga kami,” imbuhnya.

Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng Ni Made Rousmini tak memungkiri harga gabah petani sempat terjun.

Sehingga pemerintah memutuskan memberi dana stimulant pada LPM untuk menyerap hasil panen petani.

PD Swatantra juga diinstruksikan turut menyerap beras hasil penggilingan LPM dan penggilingan beras di Buleleng.

“Kami tidak mau petani rugi karena permainan tengkulak. Kami sudah siapkan dana stimulan. Jadi petani yang hasil panennya belum terserap, akan kami serap. Sehingga stabilitas harga bisa dijaga,” tegas Rousmini.

Saat ini hasil panen petani, sudah diserap oleh para pegawai di Pemkab Buleleng. Nantinya beras juga akan disalurkan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, pedagang, serta masyarakat umum. 

SINGARAJA – Petani di Kabupaten Buleleng kini bisa bernapas lega. Harga gabah yang tadinya terjun bebas pada masa panen raya, kini kembali stabil.

Tengkulak pun disebut kembali tiarap, setelah harga kembali stabil. Sepanjang Mei lalu, harga gabah di tingkat petani memang terjun bebas.

Harga gabah hanya berkisar di angka Rp 3.000 hingga Rp 3.500 per kilogram. Padahal harga normal gabah di tingkat petani bisa mencapai angka Rp 4.500 hingga Rp 5.300 per kilogram.

Anjloknya harga gabah di tingkat petani, dipicu panen raya yang berlangsung sepanjang bulan Mei lalu. Sehingga terjadi over produksi gabah.

Masalahnya kondisi over produksi itu tak diimbangi dengan tingkat penyerapan. Sejumlah distributor asal Jembrana dan Banyuwangi yang biasa menyerap gabah petani Buleleng, tiarap selama masa pandemi.

Tak pelak harga pun goyah. Namun sejak sepekan terakhir, petani sudah bisa bernapas lega. Gabah mereka dibeli dengan harga wajar.

Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dan Perusahaan Daerah (PD) Swatantra Buleleng membeli gabah petani dengan harga wajar.

PD Swatantra Buleleng misalnya. Perusahaan ini membeli gabah petani dengan harga Rp 4.800 hingga Rp 5.000 per kilogram.

“Kami beli sesuai dengan standar harga kami. Jadi harga gabah di petani bisa stabil, bahkan terdongkrak. Ini juga masih membuka ruang profit bagi kami, meski tidak banyak,” kata Dirut PD Swatantra I Gede Bobi Suryanto.

Bobi mengklaim dengan patokan harga yang dikeluarkan LPM dan PD Swatantra, harga gabah petani kini mulai bergerak naik.

Tengkulak pun mulai memasang harga mendekati harga yang ditetapkan PD Swatantra. “Memang keinginan kami kesana.

Supaya terjadi stabilisasi harga. Tengkulak juga biar tidak merugikan petani, biar mereka ikut dengan harga kami,” imbuhnya.

Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng Ni Made Rousmini tak memungkiri harga gabah petani sempat terjun.

Sehingga pemerintah memutuskan memberi dana stimulant pada LPM untuk menyerap hasil panen petani.

PD Swatantra juga diinstruksikan turut menyerap beras hasil penggilingan LPM dan penggilingan beras di Buleleng.

“Kami tidak mau petani rugi karena permainan tengkulak. Kami sudah siapkan dana stimulan. Jadi petani yang hasil panennya belum terserap, akan kami serap. Sehingga stabilitas harga bisa dijaga,” tegas Rousmini.

Saat ini hasil panen petani, sudah diserap oleh para pegawai di Pemkab Buleleng. Nantinya beras juga akan disalurkan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, pedagang, serta masyarakat umum. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/