DENPASAR – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, I Putu Astawa mengajak krama bali untuk meningkatkan konsumsi buah lokal dan mengurangi konsumsi buah impor.
Menurut Astawa desa pakraman memiliki peran penting untuk membentuk militansi / kecintaan terhadap buah lokal.
“Dimulai dengan mengurangi penggunaan buah impor, dan mau memakai buah lokal seperti manggis, rambutan, salak, dan lainnya,” ujar Astawa, kemarin (15/3).
Dijelaskan lebih lanjut, kecintaan terhadap produk-produk yang dihasilkan petani lokal itu juga akan membuat Bali semakin mandiri kedepannya.
Astawa melihat potensi buah lokal Bali juga cukup besar untuk menjadi komoditas ekspor. Seperti manggis dari Pupuan, Tabanan sudah mulai diekspor ke Tiongkok.
Terlebih, lanjut Astawa, Pemprov Bali sudah memiliki Perda tentang Buah Lokal, “Saat ini tinggal mendorong, karena perdagangan saya kira erat kaitannya dengan persoalan agar masyarakat mau mencintai produk lokal,” paparnya.
Ditambahkan Astawa, masyarakat harus terus diberi pemahaman agar mengurangi buah impor. Apalagi kemarin ada buah impor yang disinyalir mengandung bakteri.
Jadi, tegas Astawa masyarkat harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi buah.