29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:42 AM WIB

Ngenes… Musim Panen, Harga Ikan di Jembrana Anjlok, Segini Harganya…

NEGARA – Meski paceklik ikan sudah berakhir, namun nelayan di Jembrana belum bisa menikmati keuntungan dari hasil melaut. Pasalnya harga ikan hasil tangkapan mereka semakin anjlok.

Saat Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, beberapa hari lalu nelayan menyampaikan kalau harga ikan hasil tangkapan mereka cukup rendah yakni Rp 9 ribu per kilogram.

Menurut Susi, harga ikan itu masih belum ideal. Menurutnya, minimal Rp.10 ribu perkilo sehingga nelayan bisa mendapat penghasilan yang layak.

Susi menyamapikan untuk mengatasi anjloknya harga ikan, pihaknya akan mendorong BUMN maupun BUMD untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan dengan harga yang layak atau bisa juga membentuk semacam koperasi.

Namun, apa yang disampaikan menteri Susi itu belum terwujud, harga ikan sudah semakin anjlok.

Ikan hasil tangkapan nelayan yang diturunkan di PPN Pengambengan yang mencapai puluhan ton ikan tongkol dihargai sangat rendah.

Beberapa nelayan mengatakan tanda-tanda harga ikan akan anjlok sudah mulai dirasakan nelayan saat pabrik pengolahan ikan maupun pemilik cold storage mengurangi pembelian ikan nelayan karena tempat penyimpanan ikan mereka sudah penuh.

Dengan kondisi itu, ikan tongkol tangkapan nelayan hanya diolah menjadi tepung atau direbus sehingg otomatis membuat harganya turun.

“Ikan yang direbus untuk dijadikan tepung itu biasanya ikan-ikan yang sudah tidak bagus. Namun dengan melimpahkanya tangkapan nelayan sehingga tidak tertampung pabrik

maupun pasaran maka  terpaksa dijual untuk membuat tepung dengan harga yang murah,” ujar Eman, salah seorang anak buah perahu selerek.

Sebelumnya harga ikan jenis tongkol awalnya mencapai Rp 15 ribu  per kilogram. Kemudian harga tersebut terus menurun hingga sampai Rp 9 ribu.

Namun, kini harga ikan tangkapan mereka semakin anjlok yakni hanya Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per kilogram.

“Pernah juga harganya sampai dibawah Rp 3.000. harga akan anjlok jika hasil tangkapan nelayan semakin banyak.

Kalau harga ikan terus anjlok maka nelayan akan merugi karena untuk sekali melaut biaya operasionalnya cukup besar,” ujar H. Sualimi, salah seorang pengurus perahu.

Anjloknya  harga ikan ini tidak hanya dirasakan oleh nelayan, tapi juga oleh pedagang yang membeli langsung dari perahu.

Karyono, salah seorang pedagang ikan mengatakan, sama dengan nelayan, dirinya juga harus membeli mengikuti harga pasaran ikan termasuk saat harga ikan anjlok seperti sekarang ini.

“Jika hasil tangkap nelayan tidak banyak, ikan bisa saya jual ke pabrik atau ke pedagang yang lebih besar yang mengirim ikan keluar pulau.

Namun saat tangkapan melimpah seperti sekarang ikan yang saya beli dari nelayan juga lebih banyak terjual untuk pengusaha tepung ikan,” ungkapnya

NEGARA – Meski paceklik ikan sudah berakhir, namun nelayan di Jembrana belum bisa menikmati keuntungan dari hasil melaut. Pasalnya harga ikan hasil tangkapan mereka semakin anjlok.

Saat Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, beberapa hari lalu nelayan menyampaikan kalau harga ikan hasil tangkapan mereka cukup rendah yakni Rp 9 ribu per kilogram.

Menurut Susi, harga ikan itu masih belum ideal. Menurutnya, minimal Rp.10 ribu perkilo sehingga nelayan bisa mendapat penghasilan yang layak.

Susi menyamapikan untuk mengatasi anjloknya harga ikan, pihaknya akan mendorong BUMN maupun BUMD untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan dengan harga yang layak atau bisa juga membentuk semacam koperasi.

Namun, apa yang disampaikan menteri Susi itu belum terwujud, harga ikan sudah semakin anjlok.

Ikan hasil tangkapan nelayan yang diturunkan di PPN Pengambengan yang mencapai puluhan ton ikan tongkol dihargai sangat rendah.

Beberapa nelayan mengatakan tanda-tanda harga ikan akan anjlok sudah mulai dirasakan nelayan saat pabrik pengolahan ikan maupun pemilik cold storage mengurangi pembelian ikan nelayan karena tempat penyimpanan ikan mereka sudah penuh.

Dengan kondisi itu, ikan tongkol tangkapan nelayan hanya diolah menjadi tepung atau direbus sehingg otomatis membuat harganya turun.

“Ikan yang direbus untuk dijadikan tepung itu biasanya ikan-ikan yang sudah tidak bagus. Namun dengan melimpahkanya tangkapan nelayan sehingga tidak tertampung pabrik

maupun pasaran maka  terpaksa dijual untuk membuat tepung dengan harga yang murah,” ujar Eman, salah seorang anak buah perahu selerek.

Sebelumnya harga ikan jenis tongkol awalnya mencapai Rp 15 ribu  per kilogram. Kemudian harga tersebut terus menurun hingga sampai Rp 9 ribu.

Namun, kini harga ikan tangkapan mereka semakin anjlok yakni hanya Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per kilogram.

“Pernah juga harganya sampai dibawah Rp 3.000. harga akan anjlok jika hasil tangkapan nelayan semakin banyak.

Kalau harga ikan terus anjlok maka nelayan akan merugi karena untuk sekali melaut biaya operasionalnya cukup besar,” ujar H. Sualimi, salah seorang pengurus perahu.

Anjloknya  harga ikan ini tidak hanya dirasakan oleh nelayan, tapi juga oleh pedagang yang membeli langsung dari perahu.

Karyono, salah seorang pedagang ikan mengatakan, sama dengan nelayan, dirinya juga harus membeli mengikuti harga pasaran ikan termasuk saat harga ikan anjlok seperti sekarang ini.

“Jika hasil tangkap nelayan tidak banyak, ikan bisa saya jual ke pabrik atau ke pedagang yang lebih besar yang mengirim ikan keluar pulau.

Namun saat tangkapan melimpah seperti sekarang ikan yang saya beli dari nelayan juga lebih banyak terjual untuk pengusaha tepung ikan,” ungkapnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/