RadarBali.com – Nilai ekspor barang asal Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Agustus 2017 meningkat.
Berdasar data Badan Statistik (BPS) Provinsi Bali, nilai barang yang di ekspor tercatat mencapai USD 43.072.264.
Angka ini mengalami peningkatan sebesar 4,77 persen dibanding nilai ekspor bulan Juli 2017 yang mencapai USD 41.112.256.
Capaian bulan Agustus 2017 juga mengalami peningkatan sebesar 5,92 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD 40.664.715.
Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali Ketut Dharma Siadja membenarkan peningkatan ekspor untuk jenis kerajinan kayu.
Peningkatan ini terjadi sejak memasuki awal tahun 2017 ini, setelah sejak 2009 lalu mengalami penurunan akibat terjadi krisis di negara Amerika dan Eropa yang menjadi pangsa pasar terbesar dari kerajinan asal Bali ini.
“Naiknya tipis hanya sekitar 2 persen. Tapi minimal positif, semoga ke depan lebih besar lagi,” tuturnya. Ekspor meningkat setelah Asepsi mengikuti beberapa pameran nasional maupun internasional.
Selain itu, dari segi variasi dan inovasi terus berkembang. “Yang menjadi saingan saat ini ada tiga negara ASEAN, mulai dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam,” jelas Siadja.
Yang menjadi kekhawatiran anggota Asephi yang berjumlah 187 anggota saat ini adalah peningkatan aktivitas Gunung Agung.
Seandainya terjadi erupsi, akan berakibat pada pembatalan kunjungan para pembelinya dari luar negeri.
“Karena sebelum beli, pasti datang dulu ke Bali. Nah kalau dalam kondisi erupsi pasti pembelinya takut ke Bali dan berpotensi menurun. Tapi semoga tidak,” pungkasnya.