32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:51 PM WIB

Pasar Menjanjikan, Ekspor Kopi Specialty Naik 10 Persen

RadarBali.com – Pasar internasional mulai melirik kopi specialty nusantara. Sebagai bukti setiap tahun ekspor kopi specialty mengalami peningkatan 10 persen.

Hal ini menunjukkan rasa kopi nusantara memiliki nama di mata dunia khususnya pencinta kopi. Itu disampaikan ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) Syafrudin, Jumat (19/11) lalu.

Syafrudin mengungkapkan, sejak tahun 2015 ekspor kopi specialty mencapai 40 sampai 50 ribu ton. Kemudian di tahun 2016 naik menjadi 60 sampai 70 ribu ton.

Berkaca dari pengalaman itu, dia optimistis ekspor kopi specialty tahun 2018 mendatang diprediksi mencapai 80 ribu ton.

“Tapi, untuk ekspor kopi specialty tidak banyak seperti kopi biasa. Karena untuk menghasilkan kopi specialty ini harus melalui prose panjang,” ujar Syafrudin.

Pasar ekspor utama kopi specialty adalah Amerika dan Kanada. “50 persen mengarah ke kedua negara itu,” katanya.

Sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan ekspor negara lain. Mengenai kopi Bali, kata dia, memiliki potensi yang sangat luar biasa dan dikenal masyarakat nasional maupun luar negeri.

Mulai dari kopi asal Dausa, Kintamani, Pupuan, Plaga, Pupuan, maupun Sukasada. Kopi-kopi itu merupakan kebun kopi single original.

“Jadi, orang luar yang akan mencari kopi berkualitas atau specialty datangnya ke tempat itu kalau ke Bali,” jelasnya.

Hanya saja, saat ini permasalahan petani kopi dihadapkan pada faktor musim yang fluktuatif. Selain itu, tanaman kopi arabika di Indonesia sudah cukup tua dan perlu dilakukan replantingatau peremajaan, pelebaran, dan penambahan luas lahan.

“Makanya kita harus lakukan bersama-sama. Kami pemerintah juga tidak bosan untuk melakukan pembinaan terhadap petani,” terang Syafrudin.

Disinggung mengenai harga, dia belum bisa mengungkapkan. Namun, dia mengklaim ada peningkatan. Dengan kualitas kopi premium dan melalui proses yang panjang masing-masing negara ekspor memiliki harga berbeda.

“Tergantung dari musim dan juga daerahnya. Kami tidak bisa menyebut angka, tapi ada peningkatan,” ucapnya.

Dia berharap, tiap tahun tingkat produktivitas dan kualitas petani kopi specialty di Indonesia terus meningkat. Dengan demikian akan terus mengangkat harga kopi Indonesia.

“Ini juga menyangkut nilai tukar petani bisa meningkat demi kesejahteraan. Kami dan asosiasi serta pemerintah akan berupaya untuk itu,” pungkasnya. 

RadarBali.com – Pasar internasional mulai melirik kopi specialty nusantara. Sebagai bukti setiap tahun ekspor kopi specialty mengalami peningkatan 10 persen.

Hal ini menunjukkan rasa kopi nusantara memiliki nama di mata dunia khususnya pencinta kopi. Itu disampaikan ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) Syafrudin, Jumat (19/11) lalu.

Syafrudin mengungkapkan, sejak tahun 2015 ekspor kopi specialty mencapai 40 sampai 50 ribu ton. Kemudian di tahun 2016 naik menjadi 60 sampai 70 ribu ton.

Berkaca dari pengalaman itu, dia optimistis ekspor kopi specialty tahun 2018 mendatang diprediksi mencapai 80 ribu ton.

“Tapi, untuk ekspor kopi specialty tidak banyak seperti kopi biasa. Karena untuk menghasilkan kopi specialty ini harus melalui prose panjang,” ujar Syafrudin.

Pasar ekspor utama kopi specialty adalah Amerika dan Kanada. “50 persen mengarah ke kedua negara itu,” katanya.

Sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan ekspor negara lain. Mengenai kopi Bali, kata dia, memiliki potensi yang sangat luar biasa dan dikenal masyarakat nasional maupun luar negeri.

Mulai dari kopi asal Dausa, Kintamani, Pupuan, Plaga, Pupuan, maupun Sukasada. Kopi-kopi itu merupakan kebun kopi single original.

“Jadi, orang luar yang akan mencari kopi berkualitas atau specialty datangnya ke tempat itu kalau ke Bali,” jelasnya.

Hanya saja, saat ini permasalahan petani kopi dihadapkan pada faktor musim yang fluktuatif. Selain itu, tanaman kopi arabika di Indonesia sudah cukup tua dan perlu dilakukan replantingatau peremajaan, pelebaran, dan penambahan luas lahan.

“Makanya kita harus lakukan bersama-sama. Kami pemerintah juga tidak bosan untuk melakukan pembinaan terhadap petani,” terang Syafrudin.

Disinggung mengenai harga, dia belum bisa mengungkapkan. Namun, dia mengklaim ada peningkatan. Dengan kualitas kopi premium dan melalui proses yang panjang masing-masing negara ekspor memiliki harga berbeda.

“Tergantung dari musim dan juga daerahnya. Kami tidak bisa menyebut angka, tapi ada peningkatan,” ucapnya.

Dia berharap, tiap tahun tingkat produktivitas dan kualitas petani kopi specialty di Indonesia terus meningkat. Dengan demikian akan terus mengangkat harga kopi Indonesia.

“Ini juga menyangkut nilai tukar petani bisa meningkat demi kesejahteraan. Kami dan asosiasi serta pemerintah akan berupaya untuk itu,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/