25.6 C
Jakarta
14 September 2024, 6:54 AM WIB

Konsumsi Listrik Bali Naik, PLN Optimistis 2018 Tumbuh 5 – 6 Persen

DENPASAR – Tingkat konsumsi listrik di Bali pada triwulan pertama tahun 2018 mengalami pertumbuhan positif dibanding tahun sebelumnya.

Berdasar data, konsumsi listrik tahun 2017 lalu turun sebesar 0,03 persen. Pada tahun 2017, rata-rata konsumsi listrik hanya

pada kisaran 3 Tera Watt Hour (TWh) per bulan, sedangkan pada tahun sebelumnya 2016 mencapai 5 TWh per bulan.

Namun, General Manager (GM) PLN Distribusi Bali I Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, konsumsi listrik Bali saat ini mengalami peningkatan.

Di triwulan pertama, konsumsi listrik tumbuh 0,33 persen. Jika dibandingkan year on year, mengalami pertumbuhan positif.

“Beban puncak tertinggi yang pernah dicapai menyentuh angka 862 MW,” ujar Suwarjoni Astawa kemarin.

“Artinya konsumsi kelistrikan kita sudah mulai meningkat lagi di banding tahun 2017,” tutur pejabat yang akrab disapa Joni ini.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pertumbuhan konsumsi listrik di Bali. Salah satunya faktor cuaca yang panas membuat penggunaan air conditioner (AC) dan juga kipas angin di dalam ruangan, cukup tinggi.

Bahkan, hampir satu hari penuh. Sementara sepanjang tahun 2017 lalu, penggunaan AC berkurang mengingat kondisi hujan yang cukup panjang.

Secara otomatis suhu mengalami penurunan. Temperatur lingkungan ikut turun setengah derajat ketimbang tahun 2016.

“Sejak satu bulan ini suhunya memang panas. Ini jadi salah satu pendorong konsumsi listrik naik,” bebernya.

Namun, capaian saat ini, jika dibandingkan tahun 2016 masih sangat jauh. Di mana capaian triwulan pertama konsumsi listrik tahun 2016 lalu mencapai 4 sampai 5 persen.

Sementara hingga akhir tahun 2016, konsumsi listrik di Bali mencapai 11 persen. “Kalau trennya seperti ini, tahun ini kami optimis konsumsi listrik di Bali bisa mencapai 5 sampai 6 persen,” tandasnya.

“Kami mengharapkan beban puncank jangan sampai naik. Tapi bagaimana load factor yang naik. Orang semakin banyak menggunakan listrik untuk hal yang produktif, seperti bisnis dan industri,” jelasnya.

Diakui, ada beberapa industri yang masuk di tahun ini juga mampu mendorong peningkatan konsumsi listrik di Bali.

Namun saat ini, beberapa industri pariwisata maupun di luar pariwisata masih dilakukan pendataan karena dalam tahap konstruksi.

“Tapi ada juga beberapa industri hotel yang tutup dan tidak operasi lagi,” pungkasnya.

DENPASAR – Tingkat konsumsi listrik di Bali pada triwulan pertama tahun 2018 mengalami pertumbuhan positif dibanding tahun sebelumnya.

Berdasar data, konsumsi listrik tahun 2017 lalu turun sebesar 0,03 persen. Pada tahun 2017, rata-rata konsumsi listrik hanya

pada kisaran 3 Tera Watt Hour (TWh) per bulan, sedangkan pada tahun sebelumnya 2016 mencapai 5 TWh per bulan.

Namun, General Manager (GM) PLN Distribusi Bali I Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, konsumsi listrik Bali saat ini mengalami peningkatan.

Di triwulan pertama, konsumsi listrik tumbuh 0,33 persen. Jika dibandingkan year on year, mengalami pertumbuhan positif.

“Beban puncak tertinggi yang pernah dicapai menyentuh angka 862 MW,” ujar Suwarjoni Astawa kemarin.

“Artinya konsumsi kelistrikan kita sudah mulai meningkat lagi di banding tahun 2017,” tutur pejabat yang akrab disapa Joni ini.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pertumbuhan konsumsi listrik di Bali. Salah satunya faktor cuaca yang panas membuat penggunaan air conditioner (AC) dan juga kipas angin di dalam ruangan, cukup tinggi.

Bahkan, hampir satu hari penuh. Sementara sepanjang tahun 2017 lalu, penggunaan AC berkurang mengingat kondisi hujan yang cukup panjang.

Secara otomatis suhu mengalami penurunan. Temperatur lingkungan ikut turun setengah derajat ketimbang tahun 2016.

“Sejak satu bulan ini suhunya memang panas. Ini jadi salah satu pendorong konsumsi listrik naik,” bebernya.

Namun, capaian saat ini, jika dibandingkan tahun 2016 masih sangat jauh. Di mana capaian triwulan pertama konsumsi listrik tahun 2016 lalu mencapai 4 sampai 5 persen.

Sementara hingga akhir tahun 2016, konsumsi listrik di Bali mencapai 11 persen. “Kalau trennya seperti ini, tahun ini kami optimis konsumsi listrik di Bali bisa mencapai 5 sampai 6 persen,” tandasnya.

“Kami mengharapkan beban puncank jangan sampai naik. Tapi bagaimana load factor yang naik. Orang semakin banyak menggunakan listrik untuk hal yang produktif, seperti bisnis dan industri,” jelasnya.

Diakui, ada beberapa industri yang masuk di tahun ini juga mampu mendorong peningkatan konsumsi listrik di Bali.

Namun saat ini, beberapa industri pariwisata maupun di luar pariwisata masih dilakukan pendataan karena dalam tahap konstruksi.

“Tapi ada juga beberapa industri hotel yang tutup dan tidak operasi lagi,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/