25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:00 AM WIB

Dorong Transformasi Digital, Telkom Indonesia Optimis Gelar BATIC 2022

NUSA DUA, Radar Bali- PT Telkom Indonesia Tbk. bangkit di masa pandemi. Sepanjang paruh pertama tahun 2022, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp72,0 triliun atau tumbuh 3,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Telkom mencatat EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) dan laba bersih sebesar Rp39,4 triliun dan Rp13,3 triliun. Baik EBITDA maupun laba bersih tumbuh positif masing-masing sebesar 4,5% dan 6,9% YoY. IndiHome dan Telkomsel Digital Business jadi mesin pertumbuhan, dengan pencapaian masing-masing sebesar Rp13,8 triliun atau tumbuh 7,4% YoY dan Rp35,1 triliun atau tumbuh 5,2% YoY.

Tak mau berpuas diri, Telkom Indonesia terus berbenah. Teranyar, setelah vakum 2 tahun, Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) kembali digelar oleh anak perusahaan Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) di Nusa Dua, Bali pada 21-22 September 2022. Direktur Utama (CEO) Telin Budi, Satria Dharma Purba mengatakan sedikitnya 600 peserta yang mewakili 200 perusahaan telekomunikasi regional dan global akan mengikuti rangkaian diskusi panel dan networking event untuk menjajaki peluang kerja sama dan kolaborasi bisnis. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan event yang sama tahun 2020 lalu yang diikuti 500 peserta.

Satria Dharma Purba berharap pertemuan tahunan ini jadi ajang bertukar wawasan dan pandangan pelaku industri ICT, mulai dari operator, telco, ISP, solutions of provider, sampai mitra perusahaan teknologi terkait trend dan proyeksi bisnis telekomunikasi di kawasan dan dunia. Ungkapnya, 60 persen dari total peserta merupakan perwakilan perusahaan global. “Dari ASEAN mungkin sekitar hampir 50 persennya, tetapi ada juga dari kawasan Amerika Utara sekitar 10 persen, Eropa, dan seluruh kawasan di dunia hadir di sini,” rincinya.

CEO TelkomGroup, Ririek Adriansyah mengungkapkan BATIC menjadi ajang untuk membangun komunikasi antarpelaku industri ICT, baik di dalam negeri, kawasan, dan global. “BATIC ini menjadi event yang cukup penting di region (kawasan), karena dilihat dari tahun ke tahun animo peserta cukup besar, pertumbuhannya sekitar 20 persen (dari jumlah peserta BATIC sebelumnya),” kata Ririek Adriansyah sembari menyebut BATIC jadi kesempatan bagi Telkom Indonesia dan Telin memperkenalkan peluang bisnis sektor digital dalam negeri kepada perusahaan ICT global.

“Dengan mengundang mereka ke sini, lebih mengenal Indonesia, mereka mungkin tertarik berinvestasi di sini atau minimal bermitra dengan berbagai perusahaan di sini termasuk dengan Telkom Group, Telin. Ini yang kami lakukan sehingga harapannya dapat mendorong terjadinya transformasi digital di negara kita,” kata Direktur Utama Telkom Indonesia itu.

Ririek Adriansyah merinci BATIC yang pertama kali digelar pada 2010 dan kini menginjak perhelatan ke-7 akan fokus membahas tema besar, yakni “Reconnecting Regions, Reviving Digital Ecosystem”. Adapun narasumber rangkaian diskusi BATIC 2022 antara lain Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah, Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia Bogi Witjaksono, CEO Telin Budi Satria Dharma Purba, Senior Managing Director Delta Partner Sam Evans, Chairman China Unicom Global Meng Shusen, VP TI Sparkle Leonardo Cerciello, VP Carrier Strategy & Mobile Networking, Akamai John Watson, CEO Zenlayer Joe Zhu, Co-founder Tokopedia/GOTO Leontinus Alpha Edison, Direktur Utama Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, Head Wholesale Axiata Obaid Rahman, Direktur Pengembangan Bisnis Netflix Gaurav Pradhan, dan Managing Director ASEAN Service Provider Business Cisco Eng Hong Yeoh.

Diketahui Telkom yang memiliki 171.654 km serat optik dengan jaringan akses yang menjangkau hingga 499 Ibukota Kabupaten Kota (IKK) dan didukung 2 satelit yang memiliki 109 transponder, 255.107 Base Transceiver Station Telkomsel, dan 36.787 menara telekomunikasi kini fokus pada 3 pilar utama bisnisnya, yakni mengukuhkan digital connectivity untuk maksimalisasi arus kas perusahaan, investasi pada digital platform dan pengembangan kapabilitas bisnis, serta selektif dalam investasi di digital services untuk menangkap peluang bisnis dan value creation. (adv/ken)

NUSA DUA, Radar Bali- PT Telkom Indonesia Tbk. bangkit di masa pandemi. Sepanjang paruh pertama tahun 2022, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp72,0 triliun atau tumbuh 3,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Telkom mencatat EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) dan laba bersih sebesar Rp39,4 triliun dan Rp13,3 triliun. Baik EBITDA maupun laba bersih tumbuh positif masing-masing sebesar 4,5% dan 6,9% YoY. IndiHome dan Telkomsel Digital Business jadi mesin pertumbuhan, dengan pencapaian masing-masing sebesar Rp13,8 triliun atau tumbuh 7,4% YoY dan Rp35,1 triliun atau tumbuh 5,2% YoY.

Tak mau berpuas diri, Telkom Indonesia terus berbenah. Teranyar, setelah vakum 2 tahun, Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) kembali digelar oleh anak perusahaan Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) di Nusa Dua, Bali pada 21-22 September 2022. Direktur Utama (CEO) Telin Budi, Satria Dharma Purba mengatakan sedikitnya 600 peserta yang mewakili 200 perusahaan telekomunikasi regional dan global akan mengikuti rangkaian diskusi panel dan networking event untuk menjajaki peluang kerja sama dan kolaborasi bisnis. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan event yang sama tahun 2020 lalu yang diikuti 500 peserta.

Satria Dharma Purba berharap pertemuan tahunan ini jadi ajang bertukar wawasan dan pandangan pelaku industri ICT, mulai dari operator, telco, ISP, solutions of provider, sampai mitra perusahaan teknologi terkait trend dan proyeksi bisnis telekomunikasi di kawasan dan dunia. Ungkapnya, 60 persen dari total peserta merupakan perwakilan perusahaan global. “Dari ASEAN mungkin sekitar hampir 50 persennya, tetapi ada juga dari kawasan Amerika Utara sekitar 10 persen, Eropa, dan seluruh kawasan di dunia hadir di sini,” rincinya.

CEO TelkomGroup, Ririek Adriansyah mengungkapkan BATIC menjadi ajang untuk membangun komunikasi antarpelaku industri ICT, baik di dalam negeri, kawasan, dan global. “BATIC ini menjadi event yang cukup penting di region (kawasan), karena dilihat dari tahun ke tahun animo peserta cukup besar, pertumbuhannya sekitar 20 persen (dari jumlah peserta BATIC sebelumnya),” kata Ririek Adriansyah sembari menyebut BATIC jadi kesempatan bagi Telkom Indonesia dan Telin memperkenalkan peluang bisnis sektor digital dalam negeri kepada perusahaan ICT global.

“Dengan mengundang mereka ke sini, lebih mengenal Indonesia, mereka mungkin tertarik berinvestasi di sini atau minimal bermitra dengan berbagai perusahaan di sini termasuk dengan Telkom Group, Telin. Ini yang kami lakukan sehingga harapannya dapat mendorong terjadinya transformasi digital di negara kita,” kata Direktur Utama Telkom Indonesia itu.

Ririek Adriansyah merinci BATIC yang pertama kali digelar pada 2010 dan kini menginjak perhelatan ke-7 akan fokus membahas tema besar, yakni “Reconnecting Regions, Reviving Digital Ecosystem”. Adapun narasumber rangkaian diskusi BATIC 2022 antara lain Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah, Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia Bogi Witjaksono, CEO Telin Budi Satria Dharma Purba, Senior Managing Director Delta Partner Sam Evans, Chairman China Unicom Global Meng Shusen, VP TI Sparkle Leonardo Cerciello, VP Carrier Strategy & Mobile Networking, Akamai John Watson, CEO Zenlayer Joe Zhu, Co-founder Tokopedia/GOTO Leontinus Alpha Edison, Direktur Utama Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, Head Wholesale Axiata Obaid Rahman, Direktur Pengembangan Bisnis Netflix Gaurav Pradhan, dan Managing Director ASEAN Service Provider Business Cisco Eng Hong Yeoh.

Diketahui Telkom yang memiliki 171.654 km serat optik dengan jaringan akses yang menjangkau hingga 499 Ibukota Kabupaten Kota (IKK) dan didukung 2 satelit yang memiliki 109 transponder, 255.107 Base Transceiver Station Telkomsel, dan 36.787 menara telekomunikasi kini fokus pada 3 pilar utama bisnisnya, yakni mengukuhkan digital connectivity untuk maksimalisasi arus kas perusahaan, investasi pada digital platform dan pengembangan kapabilitas bisnis, serta selektif dalam investasi di digital services untuk menangkap peluang bisnis dan value creation. (adv/ken)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/