31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:47 AM WIB

Perluas Pasar Buah Manggis, Gagas Festival Manggis di Galungan

SINGARAJA – Pemasaran buah manggis hasil budidaya para petani Buleleng, diharapkan makin luas. Dinas Pertanian Buleleng bersama dengan Junior Chamber International (JCI) Singaraja kini berupaya memperluas pasar para petani manggis.

Salah satunya dengan menggelar Festival Manggis yang dipusatkan di Desa Galungan. Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengatakan, festival tersebut akan digelar pada Sabtu (23/3) hingga Minggu (24/3) mendatang.

Festival bukan hanya menghadirkan para petani manggis dan hasil budi daya mereka. Namun pemerintah juga berupaya menghadirkan para calon pembeli maupun eksportir yang ada di Indonesia.

Dalam festival itu para petani diahrapkan bisa saling bertukar pengetahuan mengenai pengembangan buah manggis.

Selain itu para petani juga akan dilatih melakukan tata kelola kebun yang baik, sehingga produktifitas dan kualitas kebun menjadi makin baik. Bahkan tak menutup kemungkinan buah yang dihasilkan bisa memenuhi kualitas ekspor.

“Nanti di festival ini para petani akan bertemu dengan pelaku bisnis manggis di bagian hilir. Sehingga produk pertanian kita memiliki nilai tambah.

Apalagi jumlah petani manggis di Buleleng ini kan cukup banyak,” kata Sumiarta saat ditemui siang kemarin (21/3).

Ia tak menampik bahwa permasalahan para petani manggis terletak pada bagian pemasaran. Hasil produksi yang tinggi, seringkali tak dapat diserap pasar.

Alhasil harga manggis di tingkat petani pun anjlok dan membuat petani merugi. Sementara itu inisiator Festival Manggis A.A. Gde Agung Wedatama mengatakan, saat ini manggis di Buleleng sudah menebus pasar ekspor.

Bahkan, menjadi primadona, terutama di Tiongkok. Pihaknya telah mengundang dua pengusaha dari Tiongkok untuk melihat produk petani, serta sejumlah pengusaha ekspor produk pertanian di Indonesia. SINGARAJA – Pemasaran buah manggis hasil budidaya para petani Buleleng, diharapkan makin luas. Dinas Pertanian Buleleng bersama dengan Junior Chamber International (JCI) Singaraja kini berupaya memperluas pasar para petani manggis.

Salah satunya dengan menggelar Festival Manggis yang dipusatkan di Desa Galungan. Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengatakan, festival tersebut akan digelar pada Sabtu (23/3) hingga Minggu (24/3) mendatang.

Festival bukan hanya menghadirkan para petani manggis dan hasil budi daya mereka. Namun pemerintah juga berupaya menghadirkan para calon pembeli maupun eksportir yang ada di Indonesia.

Dalam festival itu para petani diahrapkan bisa saling bertukar pengetahuan mengenai pengembangan buah manggis.

Selain itu para petani juga akan dilatih melakukan tata kelola kebun yang baik, sehingga produktifitas dan kualitas kebun menjadi makin baik. Bahkan tak menutup kemungkinan buah yang dihasilkan bisa memenuhi kualitas ekspor.

“Nanti di festival ini para petani akan bertemu dengan pelaku bisnis manggis di bagian hilir. Sehingga produk pertanian kita memiliki nilai tambah.

Apalagi jumlah petani manggis di Buleleng ini kan cukup banyak,” kata Sumiarta saat ditemui siang kemarin (21/3).

Ia tak menampik bahwa permasalahan para petani manggis terletak pada bagian pemasaran. Hasil produksi yang tinggi, seringkali tak dapat diserap pasar.

Alhasil harga manggis di tingkat petani pun anjlok dan membuat petani merugi. Sementara itu inisiator Festival Manggis A.A. Gde Agung Wedatama mengatakan, saat ini manggis di Buleleng sudah menebus pasar ekspor.

Bahkan, menjadi primadona, terutama di Tiongkok. Pihaknya telah mengundang dua pengusaha dari Tiongkok untuk melihat produk petani, serta sejumlah pengusaha ekspor produk pertanian di Indonesia. 

SINGARAJA – Pemasaran buah manggis hasil budidaya para petani Buleleng, diharapkan makin luas. Dinas Pertanian Buleleng bersama dengan Junior Chamber International (JCI) Singaraja kini berupaya memperluas pasar para petani manggis.

Salah satunya dengan menggelar Festival Manggis yang dipusatkan di Desa Galungan. Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengatakan, festival tersebut akan digelar pada Sabtu (23/3) hingga Minggu (24/3) mendatang.

Festival bukan hanya menghadirkan para petani manggis dan hasil budi daya mereka. Namun pemerintah juga berupaya menghadirkan para calon pembeli maupun eksportir yang ada di Indonesia.

Dalam festival itu para petani diahrapkan bisa saling bertukar pengetahuan mengenai pengembangan buah manggis.

Selain itu para petani juga akan dilatih melakukan tata kelola kebun yang baik, sehingga produktifitas dan kualitas kebun menjadi makin baik. Bahkan tak menutup kemungkinan buah yang dihasilkan bisa memenuhi kualitas ekspor.

“Nanti di festival ini para petani akan bertemu dengan pelaku bisnis manggis di bagian hilir. Sehingga produk pertanian kita memiliki nilai tambah.

Apalagi jumlah petani manggis di Buleleng ini kan cukup banyak,” kata Sumiarta saat ditemui siang kemarin (21/3).

Ia tak menampik bahwa permasalahan para petani manggis terletak pada bagian pemasaran. Hasil produksi yang tinggi, seringkali tak dapat diserap pasar.

Alhasil harga manggis di tingkat petani pun anjlok dan membuat petani merugi. Sementara itu inisiator Festival Manggis A.A. Gde Agung Wedatama mengatakan, saat ini manggis di Buleleng sudah menebus pasar ekspor.

Bahkan, menjadi primadona, terutama di Tiongkok. Pihaknya telah mengundang dua pengusaha dari Tiongkok untuk melihat produk petani, serta sejumlah pengusaha ekspor produk pertanian di Indonesia. SINGARAJA – Pemasaran buah manggis hasil budidaya para petani Buleleng, diharapkan makin luas. Dinas Pertanian Buleleng bersama dengan Junior Chamber International (JCI) Singaraja kini berupaya memperluas pasar para petani manggis.

Salah satunya dengan menggelar Festival Manggis yang dipusatkan di Desa Galungan. Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengatakan, festival tersebut akan digelar pada Sabtu (23/3) hingga Minggu (24/3) mendatang.

Festival bukan hanya menghadirkan para petani manggis dan hasil budi daya mereka. Namun pemerintah juga berupaya menghadirkan para calon pembeli maupun eksportir yang ada di Indonesia.

Dalam festival itu para petani diahrapkan bisa saling bertukar pengetahuan mengenai pengembangan buah manggis.

Selain itu para petani juga akan dilatih melakukan tata kelola kebun yang baik, sehingga produktifitas dan kualitas kebun menjadi makin baik. Bahkan tak menutup kemungkinan buah yang dihasilkan bisa memenuhi kualitas ekspor.

“Nanti di festival ini para petani akan bertemu dengan pelaku bisnis manggis di bagian hilir. Sehingga produk pertanian kita memiliki nilai tambah.

Apalagi jumlah petani manggis di Buleleng ini kan cukup banyak,” kata Sumiarta saat ditemui siang kemarin (21/3).

Ia tak menampik bahwa permasalahan para petani manggis terletak pada bagian pemasaran. Hasil produksi yang tinggi, seringkali tak dapat diserap pasar.

Alhasil harga manggis di tingkat petani pun anjlok dan membuat petani merugi. Sementara itu inisiator Festival Manggis A.A. Gde Agung Wedatama mengatakan, saat ini manggis di Buleleng sudah menebus pasar ekspor.

Bahkan, menjadi primadona, terutama di Tiongkok. Pihaknya telah mengundang dua pengusaha dari Tiongkok untuk melihat produk petani, serta sejumlah pengusaha ekspor produk pertanian di Indonesia. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/