33 C
Jakarta
12 November 2024, 14:13 PM WIB

Pertamina Kelola Sampah Organik Menjadi Produk Eco Enzym

KARANGASEM, Radar Bali-PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Integrated Terminal Manggis bekerjasama dengan Kader Lingkungan adakan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi produk eco enzym (18/10). Permasalahan sampah saat ini menjadi momok tersendiri bagi masyarakat provinsi Bali. Setiap harinya masyarakat Bali menghasilkan sampah organik dan anorganik mencapai 4.281 ton perhari. Terdapat tiga daerah penghasil sampah terbanyak di provinsi Bali yaitu Kabupaten Gianyar, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Melihat kondisi tersebut Pertamina berinisiatif untuk mengajak masyarakat Desa Keliki yang berada di Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar untuk bisa mengolah sampah secara mandiri. Bersama kader lingkungan, Pertamina bersama menggerakkan seluruh masyarakat Desa Keliki dalam mengelola sampah.

 

Dilaksanakan di Aula Desa Keliki, kegiatan pelatihan dibuka oleh Sr. Spv HSSE IT Manggis, Hasfin Bagus mewakili Integrated Terminal Manager Pertamina Manggis. “Dalam upaya penanganan masalah lingkungan, Pertamina telah banyak memberikan dukungan guna memudahkan masyarakat untuk terus aktif dalam pengelolaan lingkungan mereka. Pelatihan yang diberikan pada hari ini merupakan bentuk kepedulian kami dalam hal penanganan sampah. Disini kami mau membuka cakrawala kader lingkungan bahwa sampah bisa kita olah menjadi produk tepat guna yaitu eco enzyme”, ujar Hasfin.

 

Yuliana selaku tim dari aktivis lingkungan eco enzyme Bali menjelaskan tentang bahayanya sampah organik yang tidak diolah dan dibiarkan tertimbun begitu saja. Sampah tersebut bisa menghasilkan zat metan dengan sekala yang besar dan berbahaya bagi lingkungan sekitar jika sampah organik tertumpuk dengan jumlah yang banyak setiap harinya. Sehingga menurut Yuliana perlu adanya aksi cepat dalam pengelolaan sampah oraganik menjadi produk-produk yang bisa dimanfaatkan kembali. “Saya telah mempraktekkan sendiri tentang penggunaan produk-produk eco enzyme dari hasil pengolahan sampah organik, produk eco enzyme ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk seperti campuran sabun cuci piring, sabun cuci baju, bisa digunakan juga untuk pengobatan penyakit linu di tubuh. Jadi saya berharap ibu-ibu semua bisa mempraktekkan dan membuat untuk keluarga masing-masing”, jelas Yuliana.

 

Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani menjelaskan pelaksanaan program CSR Pertamina sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan Sustainability Development Goals (SDGs). Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan. Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan, Pertamina juga berupaya mengembangkan program CSR terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan.

 

“Besar harapan kami setalah adanya pelatihan ini bisa langsung diaplikasikan di masing-masing rumah dan juga bisa mendukung kegiatan yang ada di TPS3R Desa Keliki. Ibu-ibu memiliki peran tersendiri sebagai penggerak masyarakat lainnya. Apabila ibu-ibu berhasil, masyarakat lain juga akan mengikuti jejak ibu-ibu sekalian. Harapan kami masyarakat Desa Keliki bisa berdikari, bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan memudahkan aktivitas dalam kegiatan ekonomi dan lingkungan,” tutup Deden. (mar/han)

KARANGASEM, Radar Bali-PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Integrated Terminal Manggis bekerjasama dengan Kader Lingkungan adakan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi produk eco enzym (18/10). Permasalahan sampah saat ini menjadi momok tersendiri bagi masyarakat provinsi Bali. Setiap harinya masyarakat Bali menghasilkan sampah organik dan anorganik mencapai 4.281 ton perhari. Terdapat tiga daerah penghasil sampah terbanyak di provinsi Bali yaitu Kabupaten Gianyar, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Melihat kondisi tersebut Pertamina berinisiatif untuk mengajak masyarakat Desa Keliki yang berada di Kecamatan Tegalalang Kabupaten Gianyar untuk bisa mengolah sampah secara mandiri. Bersama kader lingkungan, Pertamina bersama menggerakkan seluruh masyarakat Desa Keliki dalam mengelola sampah.

 

Dilaksanakan di Aula Desa Keliki, kegiatan pelatihan dibuka oleh Sr. Spv HSSE IT Manggis, Hasfin Bagus mewakili Integrated Terminal Manager Pertamina Manggis. “Dalam upaya penanganan masalah lingkungan, Pertamina telah banyak memberikan dukungan guna memudahkan masyarakat untuk terus aktif dalam pengelolaan lingkungan mereka. Pelatihan yang diberikan pada hari ini merupakan bentuk kepedulian kami dalam hal penanganan sampah. Disini kami mau membuka cakrawala kader lingkungan bahwa sampah bisa kita olah menjadi produk tepat guna yaitu eco enzyme”, ujar Hasfin.

 

Yuliana selaku tim dari aktivis lingkungan eco enzyme Bali menjelaskan tentang bahayanya sampah organik yang tidak diolah dan dibiarkan tertimbun begitu saja. Sampah tersebut bisa menghasilkan zat metan dengan sekala yang besar dan berbahaya bagi lingkungan sekitar jika sampah organik tertumpuk dengan jumlah yang banyak setiap harinya. Sehingga menurut Yuliana perlu adanya aksi cepat dalam pengelolaan sampah oraganik menjadi produk-produk yang bisa dimanfaatkan kembali. “Saya telah mempraktekkan sendiri tentang penggunaan produk-produk eco enzyme dari hasil pengolahan sampah organik, produk eco enzyme ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk seperti campuran sabun cuci piring, sabun cuci baju, bisa digunakan juga untuk pengobatan penyakit linu di tubuh. Jadi saya berharap ibu-ibu semua bisa mempraktekkan dan membuat untuk keluarga masing-masing”, jelas Yuliana.

 

Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani menjelaskan pelaksanaan program CSR Pertamina sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan Sustainability Development Goals (SDGs). Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan. Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan, Pertamina juga berupaya mengembangkan program CSR terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan.

 

“Besar harapan kami setalah adanya pelatihan ini bisa langsung diaplikasikan di masing-masing rumah dan juga bisa mendukung kegiatan yang ada di TPS3R Desa Keliki. Ibu-ibu memiliki peran tersendiri sebagai penggerak masyarakat lainnya. Apabila ibu-ibu berhasil, masyarakat lain juga akan mengikuti jejak ibu-ibu sekalian. Harapan kami masyarakat Desa Keliki bisa berdikari, bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan memudahkan aktivitas dalam kegiatan ekonomi dan lingkungan,” tutup Deden. (mar/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/