RadarBali.com – Bali sedang berbenah untuk menyambut pertemuan tahunan IMF Wolrd Bank tahun depan.
Perbaikan fasilitas tengah kerjakan untuk menyambut 17 ribu delegasi dari 189 negara di dunia.
Ajang yang berlangsung selama seminggu itu ditaksir mendatangkan benefit senilai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.
“Dari pertemuan dunia ini, secara benefit dari belanja para peserta yang datang saja, seperti makan, minum dan lainnya bisa dapat 100 USD juta
atau setara dengan Rp 1,3 triliun,” ujar Kasatgas Pertemuan Tahunan IMF World Bank 2018 Peter Jacobs kemarin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
“Itu Rp 1,3 – 1,5 triliun baru belanja, belum bicara berapa dari mereka yang investasi, perdagangan yang akan terjadi, orang yang akan datang lagi untuk berpariwisata. Ini dalam jangka panjangnya ya,” tutur Peter.
Berapa yang bisa diserap oleh masyarakat? “Itu semua diserap masyarakat. Karena uang yang kita keluarkan, termasuk uang yang dikeluarkan oleh pemerintah itu untuk belanja hotel.
Nah, hotel kan masyarakat juga, karena orang-orang yang bekerja di hotel. Untuk belanja makanan, makanan juga dari lokal semuanya.
Untuk belanja furniture juga diambil dari lokal semuanya. Jadi pemerintah sudah sangat mendorong, semua barang yang kami beli dari lokal, bukan dari import,” jawabnya.
Dalam pertemuan yang akan membahas isu-isu terkini tentang dunia perekonomian tersebut, Peter meminta untuk melihat momentum dari penyelenggara ini.
“Akan ada banyak orang datang ke Indonesia, lalu bagaimana nantinya kita bisa cerita tentang perekonomian kita, cerita banyak soal pariwisata kita, dan tentang apa yang bisa kita buka untuk investasi di Indonesia,” tuturnya.
Hari ini, kata dia, sudah ada 17 ribu orang yang mendaftar untuk mengikuti acara ini. Sedangkan, yang sudah mendaftar untuk mengikuti tour
di 26 paket pariwisata yang di tawarkan, mencapai 4 ribu orang. Dipastikan, hotel di kawasan Nusa Dua, tempat acara, full booking.
Karena itu, pihaknya tidak mau penyelenggaraan dengan menghadirkan 189 negara dari 194 negara yang diakui PBB ini gagal secara teknis.
Begitu juga Bali, yang sudah berbenah dengan pembangunan underpass di dekat bandara, pengembangan bandara dan persiapan di seluruh tempat pariwisata yang ada di Bali, seperti Besakih, Tanah Lot dan destinasi pariwisata lainnya.
Begitu juga dengan tempat pariwisata lainnya yang ada di luar Bali, seperti Lombok, Labuan Bajo, Toba dan lainnya untuk bersiap juga, bila nantinya ada yang berwisata ke tempat-tempat tersebut.
“Tidak hanya Bali ya. Sampai saat ini, dari 4.000 orang yang sudah daftar paket tour, akan berkunjung ke tempat lain,” bebernya.
Peter juga mengatakan, sejatinya tak ada yang istimewa dalam pertemuan besar ini. Karena hanya sekadar meeting. Baginya, jauh lebih penting karena kedatangan orang – orang penting.
“Nanti kami pamerkan bahwa ekonomi kita sudah reform, mempunyai daya tahan bila krisis dan punya ekonomi yang progresif.
Kita nanti tunjukkan bahwa kita juga menerapkan ekonomi digital dengan e-money,” paparnya. “Yang datang juga orang yang punya uang.
Jadi, Bali harus bersiap. Termasuk juga parkir jet dan lainnya. Sekarang Bali sedang berbenah dan saya kata katakan, Bali sudah siap,” bebernya