DENPASAR – Angkutan melalui laut sedang digenjot oleh pemerintah pusat melalui Pelindo III. Perusahaan BUMN memberikan insentif sampai 30 persen.
Penandatangan Nota kesepakatan dilaksanakan oleh Gubernur Bali bersama Direktur Operasi dan Komersial PT Pelindo III, kepala Kantor Bea Cukai Denpasar, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali.
Direktur Operasi dan Komersial PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Putut Sri Muljanto mengatakan bahwa ini adalah kolaborasi apik antara Pelindo, Dinas Perhubungan dan Kantor Bea Cukai ini akan menunjang lagi laju ekspor barang dari Bali menuju pasar luar negeri.
” Semua stakeholder punya kepedulian yang sama untuk meningkatkan angka ekspor provinsi Bali. Biarlah orang luar negeri banyak yang main ke Bali, namun sebaliknya produk dari Bali yang ke luar negeri,” ucapnya.
Angkutan melalui laut selama ini dilihat belum banyak peminat, mengingat harganya belum kompetitif. Sehingga diberikan insentif yang Pelindo berikan, membuat biaya angkut jadi berkurang hingga 30 persen.
Dengan demikian penggunaan jasa angkutan laut seperti peti kemas kita harapkan meningkat. Sebaliknya angkutan lewat jalur darat bisa berkurang.
Dikatakan imbasnya bisa kepada menurunnya tingkat kepadatan di jalan darat, meningkatkan kenyaman dan mengurangi resiko kerusakan jalan hingga terjadinya kecelakaan.
” Ini adalah bukti pelindo hadir untuk mendukung pariwisata di Bali, juga untuk mendukung lancarnya arus angkutan melalui jalur laut.
Sesuai pencanangan Benoa sebagai Maritime Tourism hubungan pemerintah pusat dan Provinsi Bali,” terangnya usai penandatangan Nota Kesepakatan Pemberian Insentif Jasa Pelabuhan Produk Ekspor Dari Bali, untuk Peningkatan Aktivitas dan Efesiensi Logistik Angkutan Laut ‘ pada Jumat (28/2) pagi di Benoa Cruise Terminal, Area Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Sementara, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan kebijakan ini adalah suatu inovasi baru di bidang transportasi dan menjadi suatu program pendukung infrastruktur darat, laut dan udara yang tengah dibangun secara terintegrasi dan terkoneksi. Menurutnya, selama ini manajemen yang dilakukan belum sepenuhnya terintegrasi, namun masih bersifat parsial, berjalan sendiri-sendiri. Hal ini antara lain mengakibatkan inefisiensi di dalam operasional transportasi. ” Sejak lama transpostasi kita dominan melalui jalur darat, seperti kita lihat angkutan logistik dari jawa masuk ke Bali melalui jalur yang sangat rumit, banyak tikungan, naik turun plus macet dimana-mana,” ucapnya.
Disamping itu, beban dari kendaraan berupa truk-truk besar berakibat jalan di Bali jadi cepat rusak. Ditambah resiko ketidaktertiban dalam berkendara yang bisa menyebabkan kecelakaan.
Inovasi kebijakan yang mengoptimalkan peran pelabuhan Benoa sebagai fasilitas transportasi laut betul-betul pilihan yang sangat tepat.
Dengan angkutan laut, bisa mengurangi kemacetan, kecelakaan dan lebih efisien di dalam pembiayaan. Kenyamanan juga akan lebih terjaga baik. Kapal-kapal banyak tersedia, contohnya keberangkatan logistik dari Surabaya hanya perlu satu hari.
” Ini bisa dikelola dengan baik menurut saya. Saya sangat mendukung inovasi kebijakan ini. Baru pertama kali dilakukan. Nantinya bisa dikoordinasikan dengan Provinsi lain guna melakukan langkah serupa karena kita harus memberikan pemahaman dan penyadaran bahwa sinergi itu penting guna efisiensi dan efektifitas secara manajemen.
Tidak bisa lagi mengedepankan ego seperti yang selama ini banyak dipelihara, yang jadi penyebab utama negara ini menjadi tidak efisien. Terlebih sesame perusahaan milik negara. Sama-sama menjalankan misi untuk negara, untuk rakyat,” jelasnya.