26.9 C
Jakarta
25 April 2024, 23:49 PM WIB

Warga Karangasem Diingatkan Tak Sembarangan Melepas Anjing

AMLAPURA – Bupati Karangasem, I Gede Dana,  mengingatkan masyarakat yang memiliki hewan peliharaan khususnya anjing agar tidak dilepas liarkan. Sebab, hewan tersebut saat ini mendominasi penyebaran kasus rabies di Karangasem.

Hal itu diungkapkan Bupati Gede Dana saat membuka Peringatan Hari Rabies Se-Dunia yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) di Banjar Dinas Seloni, Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu lalu (23/9).

Gede Dana tidak hanya mengingatkan masyarakat untuk tidak melepas liarkan hewan peliharaan, dia juga meminta kepada masyarakat agar rutin melakukan vaksinasi rabies untuk mengurangi angka kasus di Karangasem. “Saya lihat, kasus rabies di Karangasem saat ini meningkat. Jadi masyarakat harus rutin melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan mereka,” ujarnya.

Untuk saat ini sebut dia, populasi anjing di Kabupaten Karangasem mencapai 80.350 ekor. Sementara untuk desa positif rabies tahun ini mencapai 45 desa dari 78 desa yang ada. Sementara untuk kasus positif rabies di Karangasem sampai hari ini sudah mencapai 101 kasus. “Kami harapkan juga kepada petugas untuk bisa fokus menangani penyakitnya untuk dimusnahkan bukan hewannya,” jelasnya.

Pihaknya khawatir ketika angka kasus terus meningkat, kondisi ini akan berdampak pada tingginya kasus gigitan anjing pada manusia. Sehingga, dengan mengantisipasi hewan peliharaan terjangkit rabies, juga bisa mengurangi risiko gigitan.

“Saya tahu anjing saat ini kebanyakan dilindungi dan dipelihara. Tetapi, mengurangi risiko itu lebih baik ketimbang akan menjadi bahaya ketika anjing rabies menggigit manusia,” imbuhnya.

Sementara itu I Made Subrata dari Fakultas Kedokteran Unud, mengungkapkan, pelaksanaan peringatan Hari Rabies Sedunia ini merupakan inisiatif dari Unud. Peringatan ini sekaligus untuk untuk merealisasikan Program Darma yang dimiliki Unud.

Sebab, persoalan dimasyarakat tidak ada yang berjalan murni melainkan multi faktor. Salah satunya penyakit rabies yang dibawa anjing ataupun kucing ini adalah faktor risiko. “Oleh sebab itu kami berinisiatif membuat program darma. Program ini susah dilakukan karena saling betketerkaitan antaran hewan, manusia dan lingkungan,” jelasnya.

Menurutnya, pelaksanaan kegiatan sudah dilakukan telah menjajaki dua lokasi di Karangasem yakni Desa Padangbai dan Desa Antiga.

Sementara Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unud yang diwakili Dr. I Gede Wacita mengungkapkan, kegiatan ini merupakan Perayaan Hari Rabies Sedunia dengan topik global yakni One Health Zero Death. Dimana tema tersebut untuk upaya mewujudkan nol kematian manusia akibat rabies. “Perlu saya imbau bahwa rabies masih ada dimana-mana, informasi dari januari yang lalu bahwa kurang lebih 9 orang warga telah meninggal karena rabies. Jadi harapan kita untuk sekarang adalah fokus untuk rabies dngan pengadaan vaksin rabies,” ungkapnya. Penyakit rabies kata dia bisa diberantas yaitu dengan vaksinasi hewan peliharaan. (zul)

 

AMLAPURA – Bupati Karangasem, I Gede Dana,  mengingatkan masyarakat yang memiliki hewan peliharaan khususnya anjing agar tidak dilepas liarkan. Sebab, hewan tersebut saat ini mendominasi penyebaran kasus rabies di Karangasem.

Hal itu diungkapkan Bupati Gede Dana saat membuka Peringatan Hari Rabies Se-Dunia yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) di Banjar Dinas Seloni, Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu lalu (23/9).

Gede Dana tidak hanya mengingatkan masyarakat untuk tidak melepas liarkan hewan peliharaan, dia juga meminta kepada masyarakat agar rutin melakukan vaksinasi rabies untuk mengurangi angka kasus di Karangasem. “Saya lihat, kasus rabies di Karangasem saat ini meningkat. Jadi masyarakat harus rutin melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan mereka,” ujarnya.

Untuk saat ini sebut dia, populasi anjing di Kabupaten Karangasem mencapai 80.350 ekor. Sementara untuk desa positif rabies tahun ini mencapai 45 desa dari 78 desa yang ada. Sementara untuk kasus positif rabies di Karangasem sampai hari ini sudah mencapai 101 kasus. “Kami harapkan juga kepada petugas untuk bisa fokus menangani penyakitnya untuk dimusnahkan bukan hewannya,” jelasnya.

Pihaknya khawatir ketika angka kasus terus meningkat, kondisi ini akan berdampak pada tingginya kasus gigitan anjing pada manusia. Sehingga, dengan mengantisipasi hewan peliharaan terjangkit rabies, juga bisa mengurangi risiko gigitan.

“Saya tahu anjing saat ini kebanyakan dilindungi dan dipelihara. Tetapi, mengurangi risiko itu lebih baik ketimbang akan menjadi bahaya ketika anjing rabies menggigit manusia,” imbuhnya.

Sementara itu I Made Subrata dari Fakultas Kedokteran Unud, mengungkapkan, pelaksanaan peringatan Hari Rabies Sedunia ini merupakan inisiatif dari Unud. Peringatan ini sekaligus untuk untuk merealisasikan Program Darma yang dimiliki Unud.

Sebab, persoalan dimasyarakat tidak ada yang berjalan murni melainkan multi faktor. Salah satunya penyakit rabies yang dibawa anjing ataupun kucing ini adalah faktor risiko. “Oleh sebab itu kami berinisiatif membuat program darma. Program ini susah dilakukan karena saling betketerkaitan antaran hewan, manusia dan lingkungan,” jelasnya.

Menurutnya, pelaksanaan kegiatan sudah dilakukan telah menjajaki dua lokasi di Karangasem yakni Desa Padangbai dan Desa Antiga.

Sementara Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unud yang diwakili Dr. I Gede Wacita mengungkapkan, kegiatan ini merupakan Perayaan Hari Rabies Sedunia dengan topik global yakni One Health Zero Death. Dimana tema tersebut untuk upaya mewujudkan nol kematian manusia akibat rabies. “Perlu saya imbau bahwa rabies masih ada dimana-mana, informasi dari januari yang lalu bahwa kurang lebih 9 orang warga telah meninggal karena rabies. Jadi harapan kita untuk sekarang adalah fokus untuk rabies dngan pengadaan vaksin rabies,” ungkapnya. Penyakit rabies kata dia bisa diberantas yaitu dengan vaksinasi hewan peliharaan. (zul)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/