29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:14 AM WIB

Peduli Lingkungan, Pelindo III Tanam 50.000 Bibit Mangrove

DENPASAR – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Pelabuhan Benoa kembali menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup, khususnya mangrove.

Senin (2/9) pagi, penanaman bibit mangrove tahap II sejumlah 50 ribu pohon di pesisir kawasan Pelabuhan Benoa dimulai.

Hal ini merupakan lanjutan penanaman 50 ribu bibit mangrove pada, Rabu (23/1) lalu. Tak sendiri, Pelindo III mengajak elemen masyarakat dan lintas institusi.

Antara lain Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Taman Hutan Raya Ngurah Rai, KSOP Pelabuhan Benoa, Distrik Navigasi Pelabuhan Benoa,

Polisi Air, Imigrasi, Bea Cukai, Camat Denpasar Selatan, Lurah Pedungan, serta pemangku adat setempat seperti Kelihan Adat dan Dinas Banjar Sanggaran.

CEO Regional Bali Nusa Tenggara I Wayan Eka Saputra menegaskan komitmen Pelindo III menjaga kelestarian lingkungan, terutama perluasan habitat bakau.

“Dari awal sampaikan bahwa Pelindo III berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ungkapnya ditemui langsung di lokasi acara.

Eka menjelaskan pihaknya mendapatkan rekomendasi dari Puslitbang Hutan Bogor bahwa spesies mangrove yang cocok ditanam di Wilayah pesisir Pelabuhan Benoa adalah jenis Mukronata, Bulgoera, dan Apikulata.

Imbuhnya, Pelindo III menggandeng UPTD Tahura Ngurah Rai  Denpasar untuk mendampingi, mengawasi dan memonitoring tumbuh kembang mangrove-mangrove tersebut.

Lebih lanjut, Eka menjelaskan sama seperti penanaman perdana Januari 2019 lalu, Pelindo III menugaskan tim khusus terkait perawatan dan pengawasan agar bibit bakau yang ditanam tumbuh dengan baik.

“Hal tersebut terbukti dengan pencapaian tumbuhnya bibit bakau sebelumnya, yakni mencapai keberhasilan sebesar 90 persen.

Kami optimis penanaman tahap ke II dan tahap selanjutnya akan membuat wilayah sekitar pesisir pantai semakin hijau. Tentu butuh waktu untuk itu,” imbuhnya sembari menyebut kanal-kanal irigasi dibuat untuk memastikan suplai air.

“Pembangunan di Pelabuhan Benoa telah kami persiapkan sedemikian rupa agar dapat selaras dengan keharmonisan lingkungan sekitar. Baik alam, budaya, maupun sumber daya manusianya.” ungkap pria asli Bangli itu.

Kepada Radar Bali, Vp Corporate Communication Pelindo III Wilis Aji menyebut Pelindo III menyiapkan areal seluas 1 hektare

untuk pembangunaan serta penataan lokasi upacara melasti sebagai bentuk penghormatan terhadap masyarakat adat setempat.

“Amdal untuk pembangunan lokasi upacara melasti sudah kami siapkan. Saat ini sedang persiapan proses pembangunannya,” ujarnya.

Diungkapkan pula bahwa tak banyak yang tahu Pelindo III mengembangkan area konservasi hutan mangrove seluas lebih dari 18 hektare di wilayah barat jalan dan pintu masuk Pelabuhan Benoa.

Hutan itu disiapkan Pelindo III sebagai gerbang laut masuknya turis mancanegara ke Bali. “Karena dalam industri pelayaran pariwisata kapal pesiar,

tentunya selain faktor keamanan yang harus kondusif, faktor kelestarian lingkungan sekitar pelabuhan juga menjadi perhatian.

Karena sangat mempengaruhi kualitas kesehatan dan keindahan pelabuhan itu sendiri. Karena itu Pelabuhan Benoa terus dikembangkan dengan konsep

pelabuhan ramah lingkungan (green port), agar bisa berkelanjutan dalam memberikan manfaat ekonomi ke masyarakat dan pariwisata Bali,” tegas Wilis Aji. (ken)

DENPASAR – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Pelabuhan Benoa kembali menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup, khususnya mangrove.

Senin (2/9) pagi, penanaman bibit mangrove tahap II sejumlah 50 ribu pohon di pesisir kawasan Pelabuhan Benoa dimulai.

Hal ini merupakan lanjutan penanaman 50 ribu bibit mangrove pada, Rabu (23/1) lalu. Tak sendiri, Pelindo III mengajak elemen masyarakat dan lintas institusi.

Antara lain Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Taman Hutan Raya Ngurah Rai, KSOP Pelabuhan Benoa, Distrik Navigasi Pelabuhan Benoa,

Polisi Air, Imigrasi, Bea Cukai, Camat Denpasar Selatan, Lurah Pedungan, serta pemangku adat setempat seperti Kelihan Adat dan Dinas Banjar Sanggaran.

CEO Regional Bali Nusa Tenggara I Wayan Eka Saputra menegaskan komitmen Pelindo III menjaga kelestarian lingkungan, terutama perluasan habitat bakau.

“Dari awal sampaikan bahwa Pelindo III berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ungkapnya ditemui langsung di lokasi acara.

Eka menjelaskan pihaknya mendapatkan rekomendasi dari Puslitbang Hutan Bogor bahwa spesies mangrove yang cocok ditanam di Wilayah pesisir Pelabuhan Benoa adalah jenis Mukronata, Bulgoera, dan Apikulata.

Imbuhnya, Pelindo III menggandeng UPTD Tahura Ngurah Rai  Denpasar untuk mendampingi, mengawasi dan memonitoring tumbuh kembang mangrove-mangrove tersebut.

Lebih lanjut, Eka menjelaskan sama seperti penanaman perdana Januari 2019 lalu, Pelindo III menugaskan tim khusus terkait perawatan dan pengawasan agar bibit bakau yang ditanam tumbuh dengan baik.

“Hal tersebut terbukti dengan pencapaian tumbuhnya bibit bakau sebelumnya, yakni mencapai keberhasilan sebesar 90 persen.

Kami optimis penanaman tahap ke II dan tahap selanjutnya akan membuat wilayah sekitar pesisir pantai semakin hijau. Tentu butuh waktu untuk itu,” imbuhnya sembari menyebut kanal-kanal irigasi dibuat untuk memastikan suplai air.

“Pembangunan di Pelabuhan Benoa telah kami persiapkan sedemikian rupa agar dapat selaras dengan keharmonisan lingkungan sekitar. Baik alam, budaya, maupun sumber daya manusianya.” ungkap pria asli Bangli itu.

Kepada Radar Bali, Vp Corporate Communication Pelindo III Wilis Aji menyebut Pelindo III menyiapkan areal seluas 1 hektare

untuk pembangunaan serta penataan lokasi upacara melasti sebagai bentuk penghormatan terhadap masyarakat adat setempat.

“Amdal untuk pembangunan lokasi upacara melasti sudah kami siapkan. Saat ini sedang persiapan proses pembangunannya,” ujarnya.

Diungkapkan pula bahwa tak banyak yang tahu Pelindo III mengembangkan area konservasi hutan mangrove seluas lebih dari 18 hektare di wilayah barat jalan dan pintu masuk Pelabuhan Benoa.

Hutan itu disiapkan Pelindo III sebagai gerbang laut masuknya turis mancanegara ke Bali. “Karena dalam industri pelayaran pariwisata kapal pesiar,

tentunya selain faktor keamanan yang harus kondusif, faktor kelestarian lingkungan sekitar pelabuhan juga menjadi perhatian.

Karena sangat mempengaruhi kualitas kesehatan dan keindahan pelabuhan itu sendiri. Karena itu Pelabuhan Benoa terus dikembangkan dengan konsep

pelabuhan ramah lingkungan (green port), agar bisa berkelanjutan dalam memberikan manfaat ekonomi ke masyarakat dan pariwisata Bali,” tegas Wilis Aji. (ken)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/