RadarBali.com- Sedikitnya ada 15 Negara yang hadir dalam perayaan 747 Kota Sumenep, baik tamu kenegaraan maupun wisatawan asing.
Di antaranya Jerman, Belanda, Inggris, dan Amerika. Menurut Kepala Disbudparpora Sumenep, Sofiyanto, penampilan Tari Muang Sangkal menjadi suatu keharusan dalam perayaan Hari Jadi Kota Sumenep dan kegiatan-kegiatan penyambutan tamu lainnya di Sumenep.
Tak sembarangan untuk mementaskan tarian sakral yang sudah ada berabad-abad silam di Sumenep. Tarian ini sendiri hanya bisa dilakukan oleh penari wanita.
Jumlah penarinya pun tak sembarangan, yakni harus ganjil, bisa satu, tiga, lima penari, dan seterusnya. Tak heran, pada pementasan akhir Oktober 2016 lalu, 501 penari wanita dari sejumlah sekolah dan perguruan tinggi ambil bagian.
Saat mentas, para penari membawa cemong atau mangkuk berbahan kuningan yang berisi aneka bunga sambil ditaburkan dengan diiringi gerakan tarian yang lembut dan indah. Gerakan para penari diiringi musik gamelan khas Keraton dan gendhing.
Sementara busana yang digunakan pada Tari Muang Sangkal merupakan busana pengantin khas Sumenep, dengan perpaduan warna khas yaitu merah, kuning, hijau, dan hitam.
Pada bagian atas, penari menggunakan kemben berwarna hitam dan kain penutup dada yang dikalungkan di leher.
Sedangkan pada bagian bawah menggunakan kain panjang di dalam, dan di bagian luar menggunakan beberapa kain tambahan berwarna merah dan kuning sebagai pemanis.
Pada bagian kepala menggunakan mahkota dengan berbagai hiasan bunga-bunga. Selain itu juga terdapat beberapa aksesoris tambahan seperti sabuk, gelangdan kalung. Sebagai properti yang digunakan saat menari di antaranya seperti cemongsampur.