27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 7:49 AM WIB

Hidup di Angkasa Luar, Siapa Takut!

RadarBali.com – Punya mimpi bisa hidup dan tinggal di luar angkasa? Hmm, nampaknya di masa yang akan datang hal itu bukan tidak mungkin bisa jadi kenyatan.

Apalagi dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat. Tapi mesti bersabar hingga beberapa dekade atau beberapa abad lagi kayaknya. Hihih.

Nah, kalau saat ini kan Bumi sudah memiliki sebuah stasiun luar angkasa internasional atau International Space Station (ISS) nih.

Pernah kebayang nggak sih, dengan segala pembaharuan teknologinya, ISS beberapa abad ke depan bakal jadi seperti apa?

Well, mungkin film besutan Luc Besson yang dirilis 20 Juli lalu berikut ini bisa jadi salah satu referensi imajinasi kita.

Judulnya yakni Valerian and the City of a Thousand Planets yang merupakan adaptasi dari komik sci-fi Prancis berjudul Valerian dan Laureline.

Film ini berkisar pada perjalanan misi Agen Valerian (Dane DeHaan) bersama partner-nya, Laureline (Cara Delevingne).

Mereka mendapatkan misi untuk mengambil seekor spesies langka yang disebut-sebut sebagai “converter” dan juga melindungi komandan mereka, Arün Filitt (Clive Owen) dari ancaman musuh misterius.

Sebelum masuk pada inti cerita dua tokoh utama, penonton diajak mengarungi waktu terlebih dahulu.

Diawal film akan disuguhkan perkembangan ISS sejak awal mengudara yang diiringi dengan lagu David Bowie, Space Oddity.

Film terus berputar dan penonton pun diajak menjelajah lebih jauh hingga beberapa abad kemudian. Mulai dari sini kita mendapat penggambaran situasi ISS di masa yang akan datang dimana semakin banyak bangsa bergabung dalam ISS.

Waktu semakin jauh bergulir hingga bangsa-bangsa dari berbagai planet lain pun turut berdatangan ke ISS.

Karena populasinya yang terus meningkat, ISS pun dilepas dari orbitnya untuk mengarungi galaksi dan berubah nama menjadi sang “Alpha”.

Nah, di sini digambarkan bahwa Alpha ini seakan menjadi sebuah dunia sendiri yang dihuni oleh beribu spesies dari seluruh angkasa.

Bahkan semuanya hidup dan berbaur dengan harmonis, termasuk bersama manusia. Tidak hanya itu, sistem pemerintahan hingga demografisnya benar-benar tertata layaknya sebuah negara.

Wah. Okay, secara latar, kita memang bakal dibuat terkesan dengan semua penggambaran dan efek visual yang begitu mengagumkan.

Eits, tapi jangan lewatkan juga jalan ceritanya ya. Soalnya konflik dalam film ini dapat menyadarkan pada kita bahwa egoisme manusia semata bisa membawa dampak buruk bagi ekosistem lain. Whoops.

But anyway, buat selalu kagum melihat film bergenre sci-fi, this one is really worth to watch. Siapa tahu kan di masa yang akan datang perkembangan ISS beneran jadi seperti itu? Tapi balik lagi ke tanggapan pribadi masing-masing aja sih. Yeay or nay? Hmm… 

RadarBali.com – Punya mimpi bisa hidup dan tinggal di luar angkasa? Hmm, nampaknya di masa yang akan datang hal itu bukan tidak mungkin bisa jadi kenyatan.

Apalagi dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat. Tapi mesti bersabar hingga beberapa dekade atau beberapa abad lagi kayaknya. Hihih.

Nah, kalau saat ini kan Bumi sudah memiliki sebuah stasiun luar angkasa internasional atau International Space Station (ISS) nih.

Pernah kebayang nggak sih, dengan segala pembaharuan teknologinya, ISS beberapa abad ke depan bakal jadi seperti apa?

Well, mungkin film besutan Luc Besson yang dirilis 20 Juli lalu berikut ini bisa jadi salah satu referensi imajinasi kita.

Judulnya yakni Valerian and the City of a Thousand Planets yang merupakan adaptasi dari komik sci-fi Prancis berjudul Valerian dan Laureline.

Film ini berkisar pada perjalanan misi Agen Valerian (Dane DeHaan) bersama partner-nya, Laureline (Cara Delevingne).

Mereka mendapatkan misi untuk mengambil seekor spesies langka yang disebut-sebut sebagai “converter” dan juga melindungi komandan mereka, Arün Filitt (Clive Owen) dari ancaman musuh misterius.

Sebelum masuk pada inti cerita dua tokoh utama, penonton diajak mengarungi waktu terlebih dahulu.

Diawal film akan disuguhkan perkembangan ISS sejak awal mengudara yang diiringi dengan lagu David Bowie, Space Oddity.

Film terus berputar dan penonton pun diajak menjelajah lebih jauh hingga beberapa abad kemudian. Mulai dari sini kita mendapat penggambaran situasi ISS di masa yang akan datang dimana semakin banyak bangsa bergabung dalam ISS.

Waktu semakin jauh bergulir hingga bangsa-bangsa dari berbagai planet lain pun turut berdatangan ke ISS.

Karena populasinya yang terus meningkat, ISS pun dilepas dari orbitnya untuk mengarungi galaksi dan berubah nama menjadi sang “Alpha”.

Nah, di sini digambarkan bahwa Alpha ini seakan menjadi sebuah dunia sendiri yang dihuni oleh beribu spesies dari seluruh angkasa.

Bahkan semuanya hidup dan berbaur dengan harmonis, termasuk bersama manusia. Tidak hanya itu, sistem pemerintahan hingga demografisnya benar-benar tertata layaknya sebuah negara.

Wah. Okay, secara latar, kita memang bakal dibuat terkesan dengan semua penggambaran dan efek visual yang begitu mengagumkan.

Eits, tapi jangan lewatkan juga jalan ceritanya ya. Soalnya konflik dalam film ini dapat menyadarkan pada kita bahwa egoisme manusia semata bisa membawa dampak buruk bagi ekosistem lain. Whoops.

But anyway, buat selalu kagum melihat film bergenre sci-fi, this one is really worth to watch. Siapa tahu kan di masa yang akan datang perkembangan ISS beneran jadi seperti itu? Tapi balik lagi ke tanggapan pribadi masing-masing aja sih. Yeay or nay? Hmm… 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/