29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:11 AM WIB

Tour de Lombok Mandalika 2018 Berlangsung Semarak

MATARAM– Tour de Lombok Mandalika (TDLM) 2018 berlangsung semarak. TDLM berlangsung selama tiga hari, mulai dari Jumat (13/4) hingga Minggu (15/4) yang terbagi dalam tiga etape.

Etape pertama sejauh 84,4 km untuk rute Pantai Kuta Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah menuju depan Kantor Gubernur NTB di Jalan Pejanggik, Kota Mataram berlangsung sukses pada Jumat (13/3).

Sebanyak 86 pembalap yang terbagi atas 18 tim dari 24 negara bersaing ketat menjadi yang tercepat pada etape pertama.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memberikan apresiasi atas langkah Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata NTB bersama Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) yang menyelenggarakan ajang TDLM 2018. 

Menurut Kepala bidang Promosi Area II Regional III Kemenpar Florida Pardosi ajang balap sepeda berstandar internasional seperti ini memiliki potensi besar mengenalkan Lombok di kancah dunia.

“Tour de Lombok Mandalika ajang sport tourism yang luar biasa dampaknya untuk promosikan wisata Lombok,” ujar Florida

Florida menerangkan, banyaknya pembalap dari luar negeri mendorong citra Lombok sebagai destinasi sport tourism semakin menggaung.

Dengan ini tentunya para pembalap akan memberikan kesan positif selama berada di Lombok kepada keluarga, teman-teman, dan penggemar sepeda di negaranya masing-masing.

Kata Florida, ajang sport tourism seperti ini juga memiliki dampak bagi peningkatan kunjungan wisatawan mengingat kedatangan pembalap biasanya diikuti rombongan tim dan juga keluarganya.

Berhubung Tour de Lombok Mandalika masih akan berlangsung hingga Minggu (15/4), Florida menekankan panitia memberikan kenyamanan dan keamanan yang baik kepada para pembalap.

“Yang paling penting bagaimana kita berikan rasa aman dan nyaman.  Siapkan juga atraksi dan destinasi dengan baik sehingga semakin lama tinggal di sini,” kata Florida.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal menyampaikan, TDLM 2018 memiliki dampak yang sangat positif bagi citra pariwisata NTB.

Penyelenggaraan TDLM 2018 menjadi salah satu bentuk promosi bagi wisata olahraga atau sport tourism di Lombok.

Pada mulanya, panitia hanya menetapkan 16 tim yang akan berlaga. Namun, ada dua tim lagi dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan (Korsel) yang tidak ingin ketinggalan mengikuti TdLM 2018. “Dampak dari penyelenggaraan ini terhadap promosi kita sangat bagus,” kata Faozal.

Faozal melanjutkan, dua tim bahkan memilih datang lebih dahulu untuk mengetahui kondisi lapangan. Faozal berharap para peserta juga bisa membantu mengenalkan Lombok saat kembali ke negara masing-masing.

TDLM 2018 sendiri akan melintasi seluruh kabupaten/kota yang ada di Pulau Lombok, mulai dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, hingga Kota Mataram.

 Di setiap perjalanan, para pembalap akan melewati sejumlah destinasi wisata yang ada di Pulau Seribu Masjid, mulai dari Pantai Kuta Mandalika, Desa Adat Sade dan Ende, Kompleks Islamic Center NTB, Pantai Senggigi, Desa Sembalun di Kaki Gunung Rinjani, dan kawasan Kota Tua Ampenan. (dan)

 

 

MATARAM– Tour de Lombok Mandalika (TDLM) 2018 berlangsung semarak. TDLM berlangsung selama tiga hari, mulai dari Jumat (13/4) hingga Minggu (15/4) yang terbagi dalam tiga etape.

Etape pertama sejauh 84,4 km untuk rute Pantai Kuta Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah menuju depan Kantor Gubernur NTB di Jalan Pejanggik, Kota Mataram berlangsung sukses pada Jumat (13/3).

Sebanyak 86 pembalap yang terbagi atas 18 tim dari 24 negara bersaing ketat menjadi yang tercepat pada etape pertama.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memberikan apresiasi atas langkah Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata NTB bersama Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) yang menyelenggarakan ajang TDLM 2018. 

Menurut Kepala bidang Promosi Area II Regional III Kemenpar Florida Pardosi ajang balap sepeda berstandar internasional seperti ini memiliki potensi besar mengenalkan Lombok di kancah dunia.

“Tour de Lombok Mandalika ajang sport tourism yang luar biasa dampaknya untuk promosikan wisata Lombok,” ujar Florida

Florida menerangkan, banyaknya pembalap dari luar negeri mendorong citra Lombok sebagai destinasi sport tourism semakin menggaung.

Dengan ini tentunya para pembalap akan memberikan kesan positif selama berada di Lombok kepada keluarga, teman-teman, dan penggemar sepeda di negaranya masing-masing.

Kata Florida, ajang sport tourism seperti ini juga memiliki dampak bagi peningkatan kunjungan wisatawan mengingat kedatangan pembalap biasanya diikuti rombongan tim dan juga keluarganya.

Berhubung Tour de Lombok Mandalika masih akan berlangsung hingga Minggu (15/4), Florida menekankan panitia memberikan kenyamanan dan keamanan yang baik kepada para pembalap.

“Yang paling penting bagaimana kita berikan rasa aman dan nyaman.  Siapkan juga atraksi dan destinasi dengan baik sehingga semakin lama tinggal di sini,” kata Florida.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal menyampaikan, TDLM 2018 memiliki dampak yang sangat positif bagi citra pariwisata NTB.

Penyelenggaraan TDLM 2018 menjadi salah satu bentuk promosi bagi wisata olahraga atau sport tourism di Lombok.

Pada mulanya, panitia hanya menetapkan 16 tim yang akan berlaga. Namun, ada dua tim lagi dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan (Korsel) yang tidak ingin ketinggalan mengikuti TdLM 2018. “Dampak dari penyelenggaraan ini terhadap promosi kita sangat bagus,” kata Faozal.

Faozal melanjutkan, dua tim bahkan memilih datang lebih dahulu untuk mengetahui kondisi lapangan. Faozal berharap para peserta juga bisa membantu mengenalkan Lombok saat kembali ke negara masing-masing.

TDLM 2018 sendiri akan melintasi seluruh kabupaten/kota yang ada di Pulau Lombok, mulai dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, hingga Kota Mataram.

 Di setiap perjalanan, para pembalap akan melewati sejumlah destinasi wisata yang ada di Pulau Seribu Masjid, mulai dari Pantai Kuta Mandalika, Desa Adat Sade dan Ende, Kompleks Islamic Center NTB, Pantai Senggigi, Desa Sembalun di Kaki Gunung Rinjani, dan kawasan Kota Tua Ampenan. (dan)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/