Warning: Undefined variable $reporternya in /var/www/devwpradar/wp-content/themes/Newspaper/functions.php on line 229
26.7 C
Jakarta
24 Juli 2024, 3:59 AM WIB

#JourneyFromZero: Dari Aceh ke Bali, 12 Rider Jajal 4.224 Km dengan Sepeda Bambu

DENPASAR, radarbali.id – Edisi pamungkas estafet Journey from Zero (JFZ) dari Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam berakhir di Kota Denpasar, Bali, Sabtu (20/8/2022) pukul 18.28 Wita.

Anne Luntungan menempuh jarak 166 kilometer dari Banyuwangi ke Denpasar Bali dengan mengayuh sepeda kayu karya Singgih Kartono berbekal tekad campaign #JourneyFromZero.

Ia menjadi rider ke-12 sekaligus wanita kedua setelah Ferry Silviana Feronica yang menjajal rute 0 Kota Malang menuju Kota Banyuwangi berjarak 290 kilometer pada Senin, 15 Agustus 2022.

Jika perjalanan Anne Luntungan dan istri Walikota Kediri, Ferry Silviana Feronica yang akrab disapa Bunda Fey hanya ditempuh kurang dari sehari, maka tidak demikian halnya dengan 10 rider lainnya.

Mereka adalah Bob Aria Baruna yang membuka estafet Journey from Zero (JFZ) dari Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam menuju Medan menempuh jarak 650 kilometer pada 15-17 Juni 2022.

Pesepeda kedua bernama Nikasius Dirgahayu yang menempuh rute Medan-Rantauprapat sejauh 290 kilometer pada 20-21 Juni 2022.

Selanjutnya, dari Rantauprapat ke Pekanbaru yang berjarak 376 km, sepeda kayu karya Singgih Kartono dikayuh oleh Rahmat Wijayanto pada 26 Juni-28 Juni 2022.

Yayak M. Saat dipercaya meneruskan estafet Journey from Zero dari Pekanbaru menuju Jambi yang menempuh jarak 460 kilometer dari 30 Juni 2022 hingga 3 Juli 2022.

Secara berurutan rider selanjutnya yang mencatatkan namanya dalam sejarah Journey from Zero (JFZ) 2022 adalah Rano Prayonda (Jambi-Palembang, 277 km), Vidi Widyastomo (Palembang-Bandar Lampung, 372 km), Arie Dagienkz (Bandar Lampung-Jakarta, 253 km), Fadli Fikriawan (Jakarta-Bandung, 171 km), Yusuf Apria (Bandung-Yogyakarta, 486 km), dan Ichan (Yogyakarta-Malang, 433 km).

Total etape Journey from Zero (JFZ) tahun 2022 menempuh jarak 4.224 km; dimulai pada 15 Juni 2022 hingga 20 Agustus 2022.

FINIS: Para pesepeda JFZ di depan Gedung Dharma Negara Alaya (DNA Art & Creative Hub), Lumintang , Kota Denpasar, Sabtu petang (20/8/2022).

Ditemui di depan Gedung Dharma Negara Alaya (DNA Art & Creative Hub), Jalan Mulawarman, Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Anne Luntungan mengatakan perjalanan 211 kilometer dari Banyuwangi ke Denpasar Bali berlangsung mulus meski jeruji sepeda bambu yang dikayuhnya sempat kendor.

“Karena saya sudah pernah keliling Pulau Bali, sepedaan, saya sudah tahu sih medannya seperti apa. Cuma beberapa area saya lewati di malam hari. Tanjakan malam dan siang hari ternyata berbeda, jauh lebih berat dibandingkan malam hari,” ucap perempuan yang menggemari dunia fotografi ini.

Meski telah menguasai medan, Anne Luntungan tak menampik selisih waktu sejam antara Bali dan Banyuwangi membuat dirinya harus sedikit mengubah rute sehingga jarak tempuh yang semula direncanakan sejauh 211 km terpaksa dipangkas menjadi 166 km agar tiba di Denpasar tepat waktu.

Journey from Zero yang dimulai dari Aceh dan berakhir di Bali berusaha menyebarkan semangat positif bagi masyarakat, khususnya generasi muda bahwa upaya mengurangi emisi karbon atau polusi udara bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni bersepeda.

Menyalurkan hobi bersepeda dalam aktivitas sehari-hari dari satu titik ke titik lain sangat berkontribusi pada kesehatan udara.

Bersama sebelas rider lainnya, Anne Luntungan mengaku sedang berjuang meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengurangi jejak karbon bagi generasi muda.

Langkah ini menjadi bagian dari kampanye #BirukanLangit yang mengusung tema “Dari Titik Nol Indonesia Menuju Nol Emisi Karbon”.

“Ini estafet yang terakhir. Kami mengendarai sepeda bambu karya anak negeri. Perjalanan sepeda ini sudah 4.224 km sejak bulan Juni 2022 dari Aceh sampai Bali. Harapan saya pribadi sih sepeda bambu ini bisa berkeliling ke seluruh pelosok Indonesia. Kini sepedanya ada di Bali dan bulan depan rencananya akan dipamerkan di Jakarta,” ungkapnya.

Tak sendiri, dari rute Banyuwangi menuju Kota Denpasar, Anne Luntungan didampingi oleh sejumlah rider, di antaranya Fransiskus Kusuma & Joshua Sitompul (Athetica company) dan Roni Wang (Bike2Work Bogor).

Disinggung soal respons pemerintah, Anne Luntungan mengaku cukup baik. Salah satunya diutarakan saat Fadli Fikriawan menempuh rute Jakarta-Bandung sejauh 171 km.

Pihak Direktorat Pencemaran Udara, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menyampaikan usulan menggiatkan kembali bike to school yang di era sebelumnya sangat lazim.

“Dulu bersekolah mengendarai sepeda menjadi hal yang sangat lumrah dan biasa. Sekarang kita justru sangat jarang melihat anak-anak sekolah mengendarai sepeda ke sekolah. Program seperti ini mungkin bisa lebih digalakkan pemerintah,” ujar sosok yang sehari-hari bekerja di sebuah konservasi hutan gambut di Kalimantan itu.

Didapuk menjadi pesepeda ke-12 alias pamungkas dalam rangkaian Journey from Zero tahun 2022, Anne Luntungan mengaku perjuangannya belum selesai, sebaliknya justru baru dimulai.

“Saya ikut rangkaian Journey from Zero ini karena saya suka olahraga. Tidak hanya sepedaan, tapi juga berlari. Kebetulan saya juga sangat konsen dengan kondisi polusi udara di Ibu Kota Jakarta yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.

Setelah langit Jakarta sempat biru baru-baru ini karena pembatasan aktivitas selama masa pandemi Covid-19, kini langit Jakarta kembali muram. Ini tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus menjadi gerakan bersama untuk mencapai dampak yang lebih baik,” tutupnya. (ken)

 

 

 

 

 

 

DENPASAR, radarbali.id – Edisi pamungkas estafet Journey from Zero (JFZ) dari Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam berakhir di Kota Denpasar, Bali, Sabtu (20/8/2022) pukul 18.28 Wita.

Anne Luntungan menempuh jarak 166 kilometer dari Banyuwangi ke Denpasar Bali dengan mengayuh sepeda kayu karya Singgih Kartono berbekal tekad campaign #JourneyFromZero.

Ia menjadi rider ke-12 sekaligus wanita kedua setelah Ferry Silviana Feronica yang menjajal rute 0 Kota Malang menuju Kota Banyuwangi berjarak 290 kilometer pada Senin, 15 Agustus 2022.

Jika perjalanan Anne Luntungan dan istri Walikota Kediri, Ferry Silviana Feronica yang akrab disapa Bunda Fey hanya ditempuh kurang dari sehari, maka tidak demikian halnya dengan 10 rider lainnya.

Mereka adalah Bob Aria Baruna yang membuka estafet Journey from Zero (JFZ) dari Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam menuju Medan menempuh jarak 650 kilometer pada 15-17 Juni 2022.

Pesepeda kedua bernama Nikasius Dirgahayu yang menempuh rute Medan-Rantauprapat sejauh 290 kilometer pada 20-21 Juni 2022.

Selanjutnya, dari Rantauprapat ke Pekanbaru yang berjarak 376 km, sepeda kayu karya Singgih Kartono dikayuh oleh Rahmat Wijayanto pada 26 Juni-28 Juni 2022.

Yayak M. Saat dipercaya meneruskan estafet Journey from Zero dari Pekanbaru menuju Jambi yang menempuh jarak 460 kilometer dari 30 Juni 2022 hingga 3 Juli 2022.

Secara berurutan rider selanjutnya yang mencatatkan namanya dalam sejarah Journey from Zero (JFZ) 2022 adalah Rano Prayonda (Jambi-Palembang, 277 km), Vidi Widyastomo (Palembang-Bandar Lampung, 372 km), Arie Dagienkz (Bandar Lampung-Jakarta, 253 km), Fadli Fikriawan (Jakarta-Bandung, 171 km), Yusuf Apria (Bandung-Yogyakarta, 486 km), dan Ichan (Yogyakarta-Malang, 433 km).

Total etape Journey from Zero (JFZ) tahun 2022 menempuh jarak 4.224 km; dimulai pada 15 Juni 2022 hingga 20 Agustus 2022.

FINIS: Para pesepeda JFZ di depan Gedung Dharma Negara Alaya (DNA Art & Creative Hub), Lumintang , Kota Denpasar, Sabtu petang (20/8/2022).

Ditemui di depan Gedung Dharma Negara Alaya (DNA Art & Creative Hub), Jalan Mulawarman, Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Anne Luntungan mengatakan perjalanan 211 kilometer dari Banyuwangi ke Denpasar Bali berlangsung mulus meski jeruji sepeda bambu yang dikayuhnya sempat kendor.

“Karena saya sudah pernah keliling Pulau Bali, sepedaan, saya sudah tahu sih medannya seperti apa. Cuma beberapa area saya lewati di malam hari. Tanjakan malam dan siang hari ternyata berbeda, jauh lebih berat dibandingkan malam hari,” ucap perempuan yang menggemari dunia fotografi ini.

Meski telah menguasai medan, Anne Luntungan tak menampik selisih waktu sejam antara Bali dan Banyuwangi membuat dirinya harus sedikit mengubah rute sehingga jarak tempuh yang semula direncanakan sejauh 211 km terpaksa dipangkas menjadi 166 km agar tiba di Denpasar tepat waktu.

Journey from Zero yang dimulai dari Aceh dan berakhir di Bali berusaha menyebarkan semangat positif bagi masyarakat, khususnya generasi muda bahwa upaya mengurangi emisi karbon atau polusi udara bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni bersepeda.

Menyalurkan hobi bersepeda dalam aktivitas sehari-hari dari satu titik ke titik lain sangat berkontribusi pada kesehatan udara.

Bersama sebelas rider lainnya, Anne Luntungan mengaku sedang berjuang meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengurangi jejak karbon bagi generasi muda.

Langkah ini menjadi bagian dari kampanye #BirukanLangit yang mengusung tema “Dari Titik Nol Indonesia Menuju Nol Emisi Karbon”.

“Ini estafet yang terakhir. Kami mengendarai sepeda bambu karya anak negeri. Perjalanan sepeda ini sudah 4.224 km sejak bulan Juni 2022 dari Aceh sampai Bali. Harapan saya pribadi sih sepeda bambu ini bisa berkeliling ke seluruh pelosok Indonesia. Kini sepedanya ada di Bali dan bulan depan rencananya akan dipamerkan di Jakarta,” ungkapnya.

Tak sendiri, dari rute Banyuwangi menuju Kota Denpasar, Anne Luntungan didampingi oleh sejumlah rider, di antaranya Fransiskus Kusuma & Joshua Sitompul (Athetica company) dan Roni Wang (Bike2Work Bogor).

Disinggung soal respons pemerintah, Anne Luntungan mengaku cukup baik. Salah satunya diutarakan saat Fadli Fikriawan menempuh rute Jakarta-Bandung sejauh 171 km.

Pihak Direktorat Pencemaran Udara, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menyampaikan usulan menggiatkan kembali bike to school yang di era sebelumnya sangat lazim.

“Dulu bersekolah mengendarai sepeda menjadi hal yang sangat lumrah dan biasa. Sekarang kita justru sangat jarang melihat anak-anak sekolah mengendarai sepeda ke sekolah. Program seperti ini mungkin bisa lebih digalakkan pemerintah,” ujar sosok yang sehari-hari bekerja di sebuah konservasi hutan gambut di Kalimantan itu.

Didapuk menjadi pesepeda ke-12 alias pamungkas dalam rangkaian Journey from Zero tahun 2022, Anne Luntungan mengaku perjuangannya belum selesai, sebaliknya justru baru dimulai.

“Saya ikut rangkaian Journey from Zero ini karena saya suka olahraga. Tidak hanya sepedaan, tapi juga berlari. Kebetulan saya juga sangat konsen dengan kondisi polusi udara di Ibu Kota Jakarta yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.

Setelah langit Jakarta sempat biru baru-baru ini karena pembatasan aktivitas selama masa pandemi Covid-19, kini langit Jakarta kembali muram. Ini tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus menjadi gerakan bersama untuk mencapai dampak yang lebih baik,” tutupnya. (ken)

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/