33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:09 PM WIB

Diikuti 75 Peserta, Kompak Perkuat Industri Radio di Bali

DENPASAR – Komitmen Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Bali mencetak penyiar andal dan profesional berlanjut.

Bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Bali, Radio Academy kembali digelar untuk kali kedua, Jumat (22/11) hingga Minggu (24/11) lusa.

Riset dan Radio Programming Upaya Penguatan Industri Radio Bali diusung sebagai tema Radio Academy 2019 yang menghadirkan narasumber ternama, yakni Chandra Novriadi dan Errol Jonathans.

Puncaknya adalah penandatanganan komitmen bersama untuk memajukan industri radio di Bali. Ibu Gubernur Bali Ni Putu Putri Suastini Koster

ikut ambil bagian dalam prosesi yang berlangsung di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali.

“Radio bagian dari kemerdekaan. Radio bagian dari sejarah. Radio mengembalikan pikiran orang yang termakan hoaks (berita bohong, red).

Radio wajib bersinergi dengan pemerintah mewujudkan hal-hal baik,” ucap Ni Putu Putri Suastini Koster, Jumat siang.

Mengingat peran radio yang luar biasa, Putri Suastini berharap konten kearifan lokal yang dikemas dengan gaya kekinian bisa berkesinambungan dinikmati masyarakat Bali.

Lewat kemasan yang baik, dia meyakini lewat siaran radio konten lokal Bali bisa dinikmati oleh masyarakat global bahkan internasional.

Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Erick Thohir dalam sambutan yang dibacakan oleh Ketua Bidang Hubungan Pemerintahan dan Regulator PP. PRSSNI,

K. Candi P. Sinaga mengatakan, Radio Academy II dengan materi Riset dan Radio Programing, Upaya Penguatan Industri Radio di Bali, sangat tepat.

“Bagi media apapun, Content is the King. Untuk bisa menarik pendengar yang banyak, radio perlu konten (program) yang bagus.

Untuk membuat konten yang bagus, harus dilakukan pemetaan atau riset yang tepat. Dan yang tak kalah penting, konten bagus harus dikemas, diproduksi dan dibawakan oleh SDM yang tepat.

Semoga, hal itu bisa terwujud usai kegiatan Radio Academy,” ucapnya sembari menyebut PP PRSSNI menaungi 580 Radio Siaran di Indonesia.

Radio Academy, jelasnya, adalah salah satu wujud kongkret kolaborasi cantik dalam membangun ekosistem penyiaran bagi dan untuk masyarakat Bali mengingat industri radio tidak bisa hidup sendiri.

Ketua Pengurus Daerah PRSSNI Bali, Nyoman Agus Satuhedi mengatakan, Radio Academy 2019 yang mengusung tagar #AyoDengarRadio diikuti oleh 75 peserta.

Para programing yang datang berasal dari 70 stasiun radio siaran se-Bali. Sementara itu, Ketua KPID Bali, Made Sunarsa berharap Radio Academy 2019

mampu menggeliatkan industri penyiaran radio di Bali; menempatkan radio sebagai sumber informasi dan hiburan yang diminati.

Kepada Jawa Pos Radar Bali, Errol Jonathans mengatakan materi riset dan radio programming intinya adalah bagaimana upaya mengemas sebuah konten atau program agar memenuhi keinginan pasar.

“Meskipun radio hari ini sudah berbasis pada teknologi, semua akan tetap bergantung pada konten. Sukses radio sesungguhnya adalah pada konten.

Konten inilah yang kita kemas ke dalam radio programming,” ucap tokoh radio nasional sekaligus Direktur Utama Suara Surabaya itu.

Errol Jonathans juga mengaku akan kembali menanamkan konsep dasar industri radio, yakni suara.

“Kekuatan radio pada suara. Suara tidak bisa digantikan oleh apapun karena suara adalah ekspresi emosi. Suara sangat imajinatif.  Orang-orang radio tidak boleh mengabaikan hal ini,” tegasnya. (rba)

 

DENPASAR – Komitmen Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Bali mencetak penyiar andal dan profesional berlanjut.

Bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Bali, Radio Academy kembali digelar untuk kali kedua, Jumat (22/11) hingga Minggu (24/11) lusa.

Riset dan Radio Programming Upaya Penguatan Industri Radio Bali diusung sebagai tema Radio Academy 2019 yang menghadirkan narasumber ternama, yakni Chandra Novriadi dan Errol Jonathans.

Puncaknya adalah penandatanganan komitmen bersama untuk memajukan industri radio di Bali. Ibu Gubernur Bali Ni Putu Putri Suastini Koster

ikut ambil bagian dalam prosesi yang berlangsung di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali.

“Radio bagian dari kemerdekaan. Radio bagian dari sejarah. Radio mengembalikan pikiran orang yang termakan hoaks (berita bohong, red).

Radio wajib bersinergi dengan pemerintah mewujudkan hal-hal baik,” ucap Ni Putu Putri Suastini Koster, Jumat siang.

Mengingat peran radio yang luar biasa, Putri Suastini berharap konten kearifan lokal yang dikemas dengan gaya kekinian bisa berkesinambungan dinikmati masyarakat Bali.

Lewat kemasan yang baik, dia meyakini lewat siaran radio konten lokal Bali bisa dinikmati oleh masyarakat global bahkan internasional.

Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Erick Thohir dalam sambutan yang dibacakan oleh Ketua Bidang Hubungan Pemerintahan dan Regulator PP. PRSSNI,

K. Candi P. Sinaga mengatakan, Radio Academy II dengan materi Riset dan Radio Programing, Upaya Penguatan Industri Radio di Bali, sangat tepat.

“Bagi media apapun, Content is the King. Untuk bisa menarik pendengar yang banyak, radio perlu konten (program) yang bagus.

Untuk membuat konten yang bagus, harus dilakukan pemetaan atau riset yang tepat. Dan yang tak kalah penting, konten bagus harus dikemas, diproduksi dan dibawakan oleh SDM yang tepat.

Semoga, hal itu bisa terwujud usai kegiatan Radio Academy,” ucapnya sembari menyebut PP PRSSNI menaungi 580 Radio Siaran di Indonesia.

Radio Academy, jelasnya, adalah salah satu wujud kongkret kolaborasi cantik dalam membangun ekosistem penyiaran bagi dan untuk masyarakat Bali mengingat industri radio tidak bisa hidup sendiri.

Ketua Pengurus Daerah PRSSNI Bali, Nyoman Agus Satuhedi mengatakan, Radio Academy 2019 yang mengusung tagar #AyoDengarRadio diikuti oleh 75 peserta.

Para programing yang datang berasal dari 70 stasiun radio siaran se-Bali. Sementara itu, Ketua KPID Bali, Made Sunarsa berharap Radio Academy 2019

mampu menggeliatkan industri penyiaran radio di Bali; menempatkan radio sebagai sumber informasi dan hiburan yang diminati.

Kepada Jawa Pos Radar Bali, Errol Jonathans mengatakan materi riset dan radio programming intinya adalah bagaimana upaya mengemas sebuah konten atau program agar memenuhi keinginan pasar.

“Meskipun radio hari ini sudah berbasis pada teknologi, semua akan tetap bergantung pada konten. Sukses radio sesungguhnya adalah pada konten.

Konten inilah yang kita kemas ke dalam radio programming,” ucap tokoh radio nasional sekaligus Direktur Utama Suara Surabaya itu.

Errol Jonathans juga mengaku akan kembali menanamkan konsep dasar industri radio, yakni suara.

“Kekuatan radio pada suara. Suara tidak bisa digantikan oleh apapun karena suara adalah ekspresi emosi. Suara sangat imajinatif.  Orang-orang radio tidak boleh mengabaikan hal ini,” tegasnya. (rba)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/