TEKNOLOGI dan informasi berkembang dengan pesat. Berbagai informasi kesehatan sangat mudah diakses dan dibagikan. Namun sayangnya hal ini seringkali disalahgunakan.
Mata merupakan organ penting yang harus dijaga sehingga masalah pada mata akan dirasakan sangat mengganggu.
Adanya penyebaran informasi membuat orang berusaha mengobati sendiri. Faktanya, upaya pengobatan sendiri seringkali memiliki risiko yang tidak kecil.
Rata-rata penderita baru memeriksakan ke dokter setelah tidak berhasil dengan pengobatan sendiri, terdapat efek samping, gejala kian semakin parah atau bila anggota keluarga lain ikut tertular.
Menurut WHO, tahun 2012, kebutaan di Indonesia menempati peringkat tertinggi di Asia Tenggara dan urutan ke-3 di dunia.
Katarak dan glaukoma merupakan dua urutan teratas penyebab kebutaan di Indonesia. Penelitian membuktikan bahwa pemakaian tetes mata steroid sembarangan berisiko tinggi menyebabkan kedua kondisi ini.
Apakah itu steroid? Steroid adalah obat anti radang yang menekan sistem imun tubuh sehingga secara klinis dapat meredakan gejala dalam waktu singkat.
Pemakaian yang tidak sesuai indikasi dan aturan pakai justru memperparah gejala bahkan menyebabkan kebutaan.
Perhatikan label komposisi, pada tetes mata steroid biasanya tertulis mengandung dexamethasone, methylprednisolone, atau fluorometholone.
Penggunaan tetes mata steroid berisiko menyumbat aliran cairan mata di anyaman trabekular dan meningkatkan tekanan bola mata/intra okular (TIO>21 mmHg), sehingga terjadi iskemik saraf mata yang berujung pada kebutaan.
Kondisi ini disebut glaucoma “si pencuri penglihatan”, karena tidak selalu memberikan gejala di awal.
Secara umum glaukoma dibedakan menjadi primer (diturunkan atau penyebabnya tidak diketahui) dan sekunder (disebabkan oleh trauma, diabetes, katarak, dan obat tetes mata steroid).
Gejalanya berupa penyempitan lapang pandang, sakit kepala, dan sering menabrak benda di sekitarnya.
Pada kondisi akut didapatkan mata merah, nyeri, mual, muntah, dan seperti melihat pelangi. Selain itu steroid juga mempercepat proses pengeruhan lensa, yang dikenal sebagai katarak.
Penanganan penyakit mata sangat bervariasi dan tergantung pada penyebabnya. Konsultasikan ke dokter bila terdapat keluhan mata merah, nyeri, dan atau buram.
Dokter akan melakukan pemeriksaan tajam penglihatan, pengukuran TIO, pemeriksaan slit lamp, dan beberapa tes lainnya.
Jika terdapat katarak maka dilakukan ekstraksi. Bila TIO tinggi maka diberikan obat antiglaukoma. Tetapi akan berbeda apabila terdapat benda asing (ekstraksi), alergi (antihistamin), maupun infeksi (antibiotik, anti-virus, atau anti jamur).
Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati, apalagi penyakit mata tergolong sangat mudah menular.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan setelah terpapar dunia luar dan saat akan memegang daerah wajah.
Hindari memegang sisi mata yang sehat setelah menyentuh sisi yang sakit. Terdapat tiga hal yang dapat anda dilakukan sebagai penanganan awal sakit mata yaitu kompres mata, pemakaian air mata buatan, dan istirahat mata.
Menggunakan tetes mata steroid memanglah solusi yang mudah dan melegakan, namun setelah menyimak artikel ini diharapkan
pembaca dapat mempertimbangkan ulang apakah lebih baik kelegaan sesaat atau menyelamatkan penglihatan seumur hidup. (dr. clara valentina)