31 C
Jakarta
8 Desember 2024, 19:43 PM WIB

Wisata Tirta di Saluran Subak, Jeram Pacu Adrenalin Wisatawan

Buleleng banyak menyimpan potensi wisata tirta. Mulai dari wisata air terjun, hingga atraksi water sport di kawasan laut.

Terbaru, kelompok masyarakat di Desa Ambengan membuat atraksi river tubing. Objek ini pun menjadi rujukan wisata baru di Bali Utara.

 

 

EKA PRASETYA, Singaraja 

RIUH suara jeram terderang nyaring di saluran Subak Lawas, Desa Ambengan. Aliran air yang tenang di saluran subak tersebut, disulap sedemikian rupa agar muncul jeram.

Selanjutnya saluran subak itu disulap menjadi objek wisata untuk kegiatan wisata tirta, tepatnya river tubing.

Objek wisata itu diberi nama Gatep Lawas. Lokasinya ada di Banjar Dinas Pebantenan, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada.

Objek wisata Gatep Lawas sekaligus melengkapi sejumlah objek wisata tirta lain di Desa Ambengan, seperti Air Terjun Jembong, Aling-Aling, hingga Blue Lagoon.

Tak sulit menemukan objek wisata ini. Begitu masuk Desa Ambengan, pengunjung akan menemui persimpangan.

Ambil jalur ke arah kanan. Dari sana ikuti jalan menuju Banjar Dinas Pebantenan. Saat  masuk ke Pebantenan, akan ada sejumlah petunjuk arah berwarna kuning yang menunjukkan lokasi objek wisata Gatep Lawas.

Objek wisata ini terletak di wilayah ketinggian. Butuh waktu sekitar 10 menit dari pusat desa menuju lokasi ini. Pengunjung harus melalui jalan beton.

Jalur ini masih bisa dilalui kendaraan roda empat. Saat sampai parkir, pengunjung masih harus berjalan kaki sejenak menuju lokasi pemandian.

Perjalanan yang melelahkan itu akan terbayarkan begitu sampai di lokasi pemandian. Di sana pengunjung akan dimanjakan pemandangan kawasan pedesaan yang begitu indah.

Kolam pemandian juga terlihat sangat jernih. Air yang sejuk membuat suasana menjadi lebih segar dan tenang.

Objek wisata ini sejatinya sudah dibuka sejak 1 September 2020 silam. Ketika itu sejumlah warga yang menghimpun diri dalam Kelompok Wisata Gatep Lawas memutuskan membuka kawasan tersebut sebagai lokasi wisata.

Kelompok yang memiliki 41 orang anggota itu, menata kawasan sedemikian rupa. Anak tangga dibuat secara permanen, jalur menuju lokasi pemandian juga dibuat lebih lebar.

Pengelolaan dilakukan oleh kelompok wisata secara mandiri. Mereka dinaungi di bawah BUMDes Giri Sedana Desa Ambengan dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Desa Ambengan.

Sejak awal kelompok wisata membuka objek wisata itu untuk kolam pemandian dan river tubing. “Saat awal uji coba, kami masih menemukan kendala.

Bagian bawah saluran masih agak kasar. Akhirnya kami hentikan selama dua bulan, melakukan penataan lagi.

Akhirnya tanggal 25 Desember 2020, kami buka kembali sampai sekarang ini,” ungkap Ketut Nabi, Bendahara Kelompok Wisata Gatep Lawas.

Tak usah khawatir dengan harga tiket. Pengelola hanya memungut tiket seharga Rp 10 ribu untuk dewasa, dan Rp 5 ribu untuk anak-anak.

Apabila ingin merasakan sensasi keseruan wahana river tubing, pengunjung hanya perlu membayar seharga Rp 20 ribu.

Sensasi river tubing di lokasi ini pun terbilang menegangkan. Jeram-jeram yang dibuat membuat adrenalin terpacu.

Meski begitu, jeram ini terbilang aman untuk pemula. Tak perlu khawatir berlebihan, karena pengunjung akan didampingi oleh instruktur yang berpengalaman.

Uniknya lagi, wahana tubing ini dibangun di saluran Subak Lawas. Saluran subak ini mengarah ke wilayah Jembong serta Pebantenan. Seluruh jeram itu muncul secara alami.

Meski dalam suasana pandemi, pengunjung terbilang ramai. Pada hari-hari biasa, pengunjung hanya berkisar sebanyak 10 orang. Namun pada akhir pekan, kunjungan bisa mencapai 30 orang. Bahkan pada momen hari raya, bisa mencapai 50 orang per hari.

“Meski pandemi, lumayan ada pemasukan selama sebulan. Kami juga bersyukur banyak yang mempromosikan tempat ini. Pengunjung dari luar Buleleng juga sudah mulai banyak,” kata Nabi.

Sementara itu salah seorang pengunjung, Sri Andriani mengaku mengetahui lokasi tersebut dari informasi keluarga.

Selain itu ia juga melihat unggahan rekan-rekan di media sosial. Sehingga ia pun tertarik mendatangi lokasi tersebut.

Kemarin, ia mendatangi pemandian Gatep Lawas bersama dengan keluarganya. “Memang tempatnya cukup jauh dari kota.

Tapi, begitu sampai di sini, suasananya benar-benar terbayarkan. Jadi rasanya setimpal perjalanan yang jauh dengan kondisi di sini,” katanya.

Selain membuat kolam pemandian dan wahana river tubing, rencananya pihak pengelola juga akan melakukan pengembangan.

Yakni membuat wahana rumah pohon, wahana anjungan, serta wahana ayunan. Wahana-wahana itu diharapkan dapat makin menarik kunjungan wisatawan lokal ke objek wisata tersebut. (*)

 

Buleleng banyak menyimpan potensi wisata tirta. Mulai dari wisata air terjun, hingga atraksi water sport di kawasan laut.

Terbaru, kelompok masyarakat di Desa Ambengan membuat atraksi river tubing. Objek ini pun menjadi rujukan wisata baru di Bali Utara.

 

 

EKA PRASETYA, Singaraja 

RIUH suara jeram terderang nyaring di saluran Subak Lawas, Desa Ambengan. Aliran air yang tenang di saluran subak tersebut, disulap sedemikian rupa agar muncul jeram.

Selanjutnya saluran subak itu disulap menjadi objek wisata untuk kegiatan wisata tirta, tepatnya river tubing.

Objek wisata itu diberi nama Gatep Lawas. Lokasinya ada di Banjar Dinas Pebantenan, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada.

Objek wisata Gatep Lawas sekaligus melengkapi sejumlah objek wisata tirta lain di Desa Ambengan, seperti Air Terjun Jembong, Aling-Aling, hingga Blue Lagoon.

Tak sulit menemukan objek wisata ini. Begitu masuk Desa Ambengan, pengunjung akan menemui persimpangan.

Ambil jalur ke arah kanan. Dari sana ikuti jalan menuju Banjar Dinas Pebantenan. Saat  masuk ke Pebantenan, akan ada sejumlah petunjuk arah berwarna kuning yang menunjukkan lokasi objek wisata Gatep Lawas.

Objek wisata ini terletak di wilayah ketinggian. Butuh waktu sekitar 10 menit dari pusat desa menuju lokasi ini. Pengunjung harus melalui jalan beton.

Jalur ini masih bisa dilalui kendaraan roda empat. Saat sampai parkir, pengunjung masih harus berjalan kaki sejenak menuju lokasi pemandian.

Perjalanan yang melelahkan itu akan terbayarkan begitu sampai di lokasi pemandian. Di sana pengunjung akan dimanjakan pemandangan kawasan pedesaan yang begitu indah.

Kolam pemandian juga terlihat sangat jernih. Air yang sejuk membuat suasana menjadi lebih segar dan tenang.

Objek wisata ini sejatinya sudah dibuka sejak 1 September 2020 silam. Ketika itu sejumlah warga yang menghimpun diri dalam Kelompok Wisata Gatep Lawas memutuskan membuka kawasan tersebut sebagai lokasi wisata.

Kelompok yang memiliki 41 orang anggota itu, menata kawasan sedemikian rupa. Anak tangga dibuat secara permanen, jalur menuju lokasi pemandian juga dibuat lebih lebar.

Pengelolaan dilakukan oleh kelompok wisata secara mandiri. Mereka dinaungi di bawah BUMDes Giri Sedana Desa Ambengan dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Desa Ambengan.

Sejak awal kelompok wisata membuka objek wisata itu untuk kolam pemandian dan river tubing. “Saat awal uji coba, kami masih menemukan kendala.

Bagian bawah saluran masih agak kasar. Akhirnya kami hentikan selama dua bulan, melakukan penataan lagi.

Akhirnya tanggal 25 Desember 2020, kami buka kembali sampai sekarang ini,” ungkap Ketut Nabi, Bendahara Kelompok Wisata Gatep Lawas.

Tak usah khawatir dengan harga tiket. Pengelola hanya memungut tiket seharga Rp 10 ribu untuk dewasa, dan Rp 5 ribu untuk anak-anak.

Apabila ingin merasakan sensasi keseruan wahana river tubing, pengunjung hanya perlu membayar seharga Rp 20 ribu.

Sensasi river tubing di lokasi ini pun terbilang menegangkan. Jeram-jeram yang dibuat membuat adrenalin terpacu.

Meski begitu, jeram ini terbilang aman untuk pemula. Tak perlu khawatir berlebihan, karena pengunjung akan didampingi oleh instruktur yang berpengalaman.

Uniknya lagi, wahana tubing ini dibangun di saluran Subak Lawas. Saluran subak ini mengarah ke wilayah Jembong serta Pebantenan. Seluruh jeram itu muncul secara alami.

Meski dalam suasana pandemi, pengunjung terbilang ramai. Pada hari-hari biasa, pengunjung hanya berkisar sebanyak 10 orang. Namun pada akhir pekan, kunjungan bisa mencapai 30 orang. Bahkan pada momen hari raya, bisa mencapai 50 orang per hari.

“Meski pandemi, lumayan ada pemasukan selama sebulan. Kami juga bersyukur banyak yang mempromosikan tempat ini. Pengunjung dari luar Buleleng juga sudah mulai banyak,” kata Nabi.

Sementara itu salah seorang pengunjung, Sri Andriani mengaku mengetahui lokasi tersebut dari informasi keluarga.

Selain itu ia juga melihat unggahan rekan-rekan di media sosial. Sehingga ia pun tertarik mendatangi lokasi tersebut.

Kemarin, ia mendatangi pemandian Gatep Lawas bersama dengan keluarganya. “Memang tempatnya cukup jauh dari kota.

Tapi, begitu sampai di sini, suasananya benar-benar terbayarkan. Jadi rasanya setimpal perjalanan yang jauh dengan kondisi di sini,” katanya.

Selain membuat kolam pemandian dan wahana river tubing, rencananya pihak pengelola juga akan melakukan pengembangan.

Yakni membuat wahana rumah pohon, wahana anjungan, serta wahana ayunan. Wahana-wahana itu diharapkan dapat makin menarik kunjungan wisatawan lokal ke objek wisata tersebut. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/